DI VATIKAN, Luhut Pandjaitan Tegaskan AI Bukan Monster, Melainkan Alat untuk Kesejahteraan Manusia

Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan bahwa kecerdasan buatan (AI) bukanlah ancaman, melainkan alat yang harus dikendalikan manusia.

Editor: AbdiTumanggor
Istimewa
Ketua Dewan Ekonomi Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan, dalam Konferensi Algorethics and Governance yang diadakan Scholas Occurentes di Saint John Paul II Auditorium, Pontifical Universita Urbaniana, Vatikan, yang dirilis KBRI Takhta Suci Vatikan, Senin (16/11/2025). (Istimewa) 

AI sebagai Alat untuk Kemanusiaan:

Ringkasan Berita:
  • Luhut Binsar Pandjaitan: AI bukanlah ancaman
  • Menyambut Era Baru dengan Etika dan Inovasi
  • Peran AI dalam Pendidikan
  • AI dan Tanggung Jawab Moral
  • Seruan Global untuk AI: Berpusat pada Manusia

 

TRIBUN-MEDAN.COM - Dalam konferensi internasional di Vatikan, Ketua Dewan Ekonomi Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan bahwa artificial intelligence atau kecerdasan buatan (AI) bukanlah ancaman, melainkan alat yang harus dikendalikan oleh manusia untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia.

Konferensi Algorethics and Governance yang diadakan Scholas Occurentes di Saint John Paul II Auditorium, Pontifical Universita Urbaniana, Vatikan, dihadiri oleh peserta dari berbagai negara, termasuk Indonesia, Brasil, dan Italia.

Scholas Uccurentes adalah Yayasan Kepausan yang berfokus pada pendidikan anak-anak di daerah miskin, menjadi contoh nyata bagaimana teknologi dan pendidikan dapat bersinergi. Pada 19 Mei 2022, Paus Fransiskus meresmikan Scholas Occurrentes International Movement di Pontifical Urbaniana University, Vatikan.

Di Indonesia, yayasan ini aktif di Bogor, mengusung misi menciptakan budaya perjumpaan dan menyatukan kaum muda.

Luhut Pandjaitan di Vatikan
Ketua Dewan Ekonomi Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan, dalam Konferensi Algorethics and Governance yang diadakan Scholas Occurentes di Saint John Paul II Auditorium, Pontifical Universita Urbaniana, Vatikan, yang dirilis KBRI Takhta Suci Vatikan, Senin (16/11/2025). (Istimewa)

Peran AI dalam Dunia Pendidikan

Luhut menyampaikan bahwa AI harus berpusat pada martabat manusia dan digunakan secara etis untuk kebaikan bersama.

Ia menyoroti pentingnya pendidikan sebagai alat transformasi kemanusiaan, dengan metode pembelajaran GASING (GAmpang, aSIk, menyenaNGkan) yang dikembangkan oleh Yohanes Surya. 

Metode ini telah berhasil meningkatkan kemampuan matematika anak-anak di daerah terpencil seperti Papua, menjadikan pembelajaran lebih mudah dan menyenangkan.

Metode Gasing adalah suatu metode pembelajaran matematika dengan langkah demi langkah yang membuat anak menguasai matematika secara gampang, asyik dan menyenangkan.

Misalnya pada tahun 2008, metode ini diperkenalkan dan diterapkan pada siswa di Tolikara, Papua, tempat di mana indeks manusianya paling rendah di Indonesia saat itu.

Di Tolikara, ketika itu, seorang siswa SMA belum bisa menghitung operasi perkalian 1-10, bahkan mengoperasikan penjumlahan masih belum lancar.

Anak daerah itu dibawa ke Jakarta untuk diberikan pelatihan. Dalam waktu 6 bulan, siswa itu mampu menguasai seluruh materi SD, yang seharusnya diajarkan selama 6 tahun.

Pendidikan dengan menggunakan Metode Gasing ini telah dilakukan di wilayah Indonesia mulai dari Papua sampai dengan Sumatera dimana anak-anak belajar melalui tawa, permainan dan nyanyian.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved