Gunung Semeru Erupsi
Gunung Semeru Erupsi Level IV, Pemerintah Tetapkan Status Tanggap Darurat 7 Hari
Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, Rabu (19/11/2025) sore mengalami erupsi. Gunung Semeru mengeluarkan awan panas sejauh lima kilometer.
Sejumlah warga yang ada di Hunian Tetap Desa Sumber Mujur, Kecamatan Candipuro, tampak memantau aktivitas Gunung Semeru dari lokasi yang aman.
Setelah sempat menyembut, pemerintah sempat menetapkan status aktivitas Gunung Semeru di Level III (Siaga).
Kemudian, pada pukul 17.00 WIB, statusnya naik menjadi Level IV (Awas).
Kementerian PU Pantau Jembatan
Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mencatat ada 20 jembatan yang masuk pada jaringan jalan nasional yang berada di zona potensi paparan awan panas maupun aliran material vulkanik dari erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur.
Pada Rabu (19/11/2025) pukul 14.13 WIB, Gunung Semeru mengalami erupsi berupa Awan Panas yang berlangsung beruntun dengan amplitudo maksimum mencapai 37 mm.
Kondisi visual yang tertutup kabut membuat jarak luncur awan panas belum terpantau secara pasti.
Baca juga: SOSOK Aipda Ependi Selamatkan Remaja yang Nyaris Tenggelam, Spontan Terjun ke Kali, Takut Menyesal
Badan Geologi telah menetapkan kenaikan status aktivitas vulkanik Semeru dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas).
Masyarakat diminta tidak beraktivitas pada sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan hingga radius 20 kilometer dari puncak gunung.
Pemerintah Kabupaten Lumajang telah mengeluarkan Status Tanggap Darurat selama 7 (tujuh) hari terhitung sejak 19 November 2025 sampai dengan 25 November 2025.
Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan, pihaknya terus memonitor kondisi infrastruktur di kawasan Semeru.
Baca juga: Profil dan Harta Kekayaan Mardani Ali Sera yang Baru Dicopot PKS dari Posisi BKSAP
"Kami menghimbau masyarakat untuk tetap mengikuti arahan Badan Geologi dan BPBD setempat," kata Dody dikutip dari siaran pers pada Kamis (20/11/2025).
Kementerian PU melalui balai-balai di Jawa Timur seperti Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur–Bali dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas terus melakukan koordinasi intensif dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur dan instansi terkait lainnya.
Pemantauan kondisi salah satunya dilakukan pada 20 jembatan jaringan jalan nasional yang berada di zona potensi paparan awan panas maupun aliran material vulkanik.
Penanganan teknis belum dilakukan karena aktivitas vulkanik masih berlangsung dan situasi lapangan belum aman bagi petugas.
Namun, seluruh perangkat teknis BBPJN Jatim-Bali telah disiagakan untuk melakukan pemeriksaan, pembersihan, hingga penanganan darurat apabila kondisi memungkinkan.
Baca juga: Profil dan Harta Kekayaan Muryanto Amin, Rektor USU Terpilih yang Terseret Isu Dugaan Korupsi Jalan
