PDI Perjuangan Sumut

Ketua DPD PDIP Sumut Serukan Gen Z Tolak Penindasan: Tiru Semangat Seno Bagoskoro Aksi 33.000 Surat

Di hadapan ratusan mahasiswa, aktivis, dan peserta muda lainnya, Rapidin menyerukan agar generasi Z kembali pada semangat pergerakan

|
Editor: Arjuna Bakkara
Arjuna Bakkara
Ketua DPD PDIP Sumut, Drs Rapidin Simbolon MM, menyerahkan plakat penghargaan kepada Aryo Seno Bagaskoro atas kontribusinya dalam mendorong partisipasi anak muda, di Hotel Polonia Medan, Selasa (18/11/2025). 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN-Ketua DPD PDI Perjuangan Sumatera Utara, Drs Rapidin Simbolon MM, membuka Dialog Publik bertajuk “PDI Perjuangan di Mata Anak Muda, Harapan dan Tantangan” di Ballroom Hotel Polonia Medan, Selasa (18/11/2025).

Di hadapan ratusan mahasiswa, aktivis, dan peserta muda lainnya, Rapidin menyerukan agar generasi Z kembali pada semangat pergerakan, menjauhi budaya instan, dan meneladani aksi-aksi konkret seperti yang dilakukan juru bicara muda PDIP, Aryo Seno Bagaskoro saat masih duduk di bangku SMP N 6 Surabaya tahun 2016 lalu.

Rapidin menegaskan forum ini bukan sekadar diskusi, tetapi “upaya merajut kembali kedekatan partai dengan anak muda yang hidup di tengah pusaran budaya serbadigital dan serbainstan”.

“Jika budaya instan ini dibiarkan, negara kehilangan masa depan,” ujar Anggota Komisi XIII DPR RI tersebut.

Rapidin mengingatkan perjalanan bangsa sejak 1927, saat Bung Karno yang masih berusia 26 tahun mendirikan PNI. “Semangat itulah yang ingin kita hidupkan kembali,” katanya.

Dalam acara itu, hadir juru bicara muda PDIP, Aryo Seno Bagaskoro, yang memaparkan gerakan anak muda Surabaya mengumpulkan lebih dari 33.000 surat aspirasi untuk Presiden Jokowi. 

Gerakan ini menjadi contoh yang, menurut Rapidin, perlu ditiru oleh anak muda Sumatera Utara.

“Anak muda dulu memerdekakan bangsa hanya dengan solidaritas dan bambu runcing. Kini anak muda menyampaikan perjuangan mereka lewat ide dan aksi nyata. Aksi 33.000 surat itu bisa menginspirasi lahirnya gerakan 10.000 surat dari Sumut,” ujar Rapidin, memuji inisiatif Seno.

Menurut Rapidin, gerakan surat bukan sekadar simbolik, melainkan latihan demokrasi yang mengajarkan keberanian menyampaikan pendapat, kesadaran politik, serta disiplin berorganisasi.

“Anak muda Sumut harus belajar dari Seno berani bicara, berani bergerak, dan tidak hanyut dalam budaya instan,” ujarnya.

Peserta dialog publik “PDIP Perjuangan di Mata Anak Muda” dalam tanya jawab usai paparan Aryo Seno Bagaskoro di Hotel Polonia Medan, Selasa (18/11/2025).
Peserta dialog publik “PDIP Perjuangan di Mata Anak Muda” dalam tanya jawab usai paparan Aryo Seno Bagaskoro di Hotel Polonia Medan, Selasa (18/11/2025). (Arjuna Bakkara)

Delapan tahun sebelum ia dikenal luas sebagai juru bicara muda PDI Perjuangan, kata Rapidin Aryo Seno Bagaskoro telah mencatat jejak aktivismenya di Surabaya.

Kala itu, Sabtu, 26 Maret 2016, ribuan pelajar SMP, SMA, dan SMK di kota tersebut bergerak serempak. Mereka bukan turun ke jalan, melainkan memilih medium yang lebih sunyi namun tajam, surat.

'Dalam waktu hanya sepekan, terkumpul 33.310 surat dari seluruh sekolah negeri dan swasta se-Surabaya sebuah gerakan yang bahkan melampaui ekspektasi para pengajar maupun pemerintah kota,"ujar Rapidin.

Seno, masih duduk di SMP Negeri 6 Surabaya, menjadi salah satu motor penggerak.

Ia bersama jaringan Orpes (Organisasi Pelajar) memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan ajakan. Dari satu grup WhatsApp ke grup lainnya, dari sekolah ke sekolah, seruan mereka menyebar cepat.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved