PDI Perjuangan Sumut

PDIP Sumut Mulai Panaskan Mesin Politik, Sutrisno Pangaribuan: Partai Harus Jadi Rumah Rakyat Kecil

Sutrisno menegaskan bahwa PDIP Sumut tidak boleh hidup hanya saat kampanye. Mesin politik harus menyala setiap hari.

Editor: Arjuna Bakkara
Hendrik Naipospos-Tribun Medan
Politisi PDIP Landen Marbun, Sutrisno Pangaribuan dan Paul Baja menjabat Wakil Ketua DPD PDIP Sumut dalam Konferda ke-6, 19 November 2025. 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN-Konferensi Daerah (Konferda) VI PDI Perjuangan Sumatera Utara memunculkan satu tekad yang menggema keras di Ball Room Grand Mercury Medan, Rabu (19/11/2025), "PDIP harus kembali menjadi rumah politik rakyat kecil".

Tekad itu ditegaskan tidak hanya oleh Drs Rapidin Simbolon MM yang kembali dikukuhkan sebagai Ketua DPD PDIP Sumut periode 2025–2030, tetapi juga oleh sosok yang baru masuk jajaran intui, Sutrisno Pangaribuan ST, Wakil Ketua Bidang Politik.

Sutrisno, yang selama Pemilu 2024 menjadi juru bicara Ganjar–Mahfud dan kemudian jubir pasangan Edy Rahmayadi–Hasan Basri di Pilgubsu, menyatakan bahwa tugas barunya adalah menggerakkan kembali mesin politik PDIP dari kantor partai, dari tingkat DPD sampai anak ranting.

Baginya, kantor partai bukan lagi sekadar alamat struktural, tetapi mesin ideologi.

“Saya berterima kasih kepada Rapidin atas kepercayaan sebagai Wakil Ketua Bidang Politik. Target kami jelas menang Pilpres 2029, menang Pilgub, menang Pilkada, dan menaikkan kursi legislatif. Itu hanya mungkin bila PDIP kembali menjadi rumah politik rakyat kecil,” ujarnya.

‘Ngomong Politik (Ngompol)’, Kantor Partai Diubah Jadi Dapur Ideologi
Sutrisno menegaskan bahwa PDIP Sumut tidak boleh hidup hanya saat kampanye. Mesin politik harus menyala setiap hari.

“Kami akan mengoptimalkan kantor partai dari DPD, DPC, PAC, PR hingga anak ranting sebagai tempat ngomong politik 'Ngompol’. Kantor-kantor itu harus hidup, ramai, dan melayani warga,” tegasnya.

Sutrisno menegaskan, dalam konsep ini, kantor partai akan menjadi tempat dialog, pendidikan politik, musyawarah warga, hingga ruang bertukar gagasan tentang problem sehari-hari rakyat.

"Tujuan akhirnya, rakyat kembali melihat PDIP bukan sebagai organisasi pemilu, tetapi sebagai rumah politik mereka,"jelasnya.

Sutrisno menyebut strategi politiknya terbuka, lugas, dan langsung menembus akar rumput dengan memperkuat wilayah merah tradisional, memperluas pengaruh ke wilayah abu-abu, dan masuk ke wilayah hitam yang selama ini jauh dari jangkauan politik formal.

“Kami akan melakukan pendidikan politik yang menjangkau komunitas basis, meningkatkan kapasitas kader agar mampu membaca fenomena sosial dan merespons berdasarkan ideologi,"tuturnya.

Ia juga memastikan akan melatih juru bicara politik di semua tingkatan suatu langkah yang dianggapnya penting agar suara partai tidak hanya datang dari elit, tetapi dari setiap ranting yang bersentuhan langsung dengan warga.

Sutrisno menegaskan, anggota legislatif PDIP harus cakap membaca dinamika politik warga dan menawarkan ide serta program nyata.

"Partisipasi politik meningkat bila warga dilibatkan, bukan sekadar disapa saat pemilu,"tuturnya.

Ia juga menyebut seluruh gerakan politik PDIP ke depan harus mengikuti garis komando Megawati Soekarnoputri.

"Kami akan belajar keras untuk dapat membujuk rakyat memilih PDIP. Kami akan menangis dan tertawa bersama rakyat,"jelasnya.

Sementara itu, dalam pidato penerimaan mandatnya, Rapidin Simbolon menguatkan arah tersebut.

Baginya, penunjukan kembali dirinya sebagai ketua DPD adalah komitmen moral, bukan sekadar posisi.

“Solid bergerak bukan slogan. Ini perintah ideologis. Kita harus kembali ke rakyat, mendengar mereka, memperjuangkan mereka,” ujar Rapidin.

Ia meminta para ketua DPC menjaga kultur gotong royong, memperkuat pendidikan politik bagi kader muda, dan menolak pola kerja instan yang mengandalkan tren digital semata.

Konferda yang dihadiri Ronny Talapessy, Yasonna Laoly, Dedy Sitorus, Dzarot Saiful Hidayat dan jajaran DPP itu mempertegas garis komando PDIP Sumut: disiplin organisasi, perluasan basis, dan kerja politik yang membumi.

Rapidin menutup dengan seruan yang menyatukan seluruh rangkaian acara dengan penegasan ideologi.

"Kita bekerja bukan untuk pribadi, tetapi untuk rakyat Sumatera Utara. Disiplin, bergerak, dan menang bersama rakyat,"ujarnya.(Jun-tribun-medan.com)

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved