Sumut Terkini

Tanam 1.000 Pohon, Komunitas Rumahela dan Viky Sianipar Minta Pemerintah Ikut Lestarikan Pusuk Buhit

Kegiatan tersebut melibatkan puluhan pemuda yang peduli dengan kelestarian alam dan budaya.

Penulis: Alija Magribi | Editor: Ayu Prasandi
DOKUMENTASI
TANAM POHON - Komunitas budaya Rumahela menanam 1.000 bibit pohon di Kawasan Pusuk Buhit, Desa Sianjur Mulamula, Kabupaten Samosir. 

TRIBUN-MEDAN.com, DANAUTOBA- Komunitas budaya Rumahela menanam 1.000 bibit pohon di Kawasan Pusuk Buhit, Desa Sianjur Mulamula, Kabupaten Samosir.

Kegiatan tersebut melibatkan puluhan pemuda yang peduli dengan kelestarian alam dan budaya.

Selain itu, ada beberapa tokoh Batak yang juga musisi yakni Viky Sianipar, Ogar Nababan dan Sintong Pasaribu turut serta dalam aksi penamanam pohon tersebut.

Ketua Komunitas Rumahela Raja Isombaon-Siboru Siak Goina , Diego Albertus Naibaho menerangkan penanaman bibit pohon dilaksanakan di situs Mata Mual Aek Tala-tala Pusuk Buhit dengan menanaman 1000 pohon yang terdiri dari 900 batang bibit aren dan 50 batang pohon kemenyan dan 50 bibit beringin.

"Komunitas Rumahela yang mendedikasikan diri untuk fokus pada kegiatan kebudayaan leluhur batak dan melestarikan alam di tiap-tiap situs peninggalan leluhur batak khususnya pada kawasan Danau Toba," terang Diego, Senin (13/10/2025).

Dia menjelaskan tujuan penanaman 1.000 pohon itu agar situs mata air di pusuk buhit tersebut tidak kering seperti keadaan saat ini.

"Hampir seluruh pejiarah batak rutin datang ke tempat tersebut untuk berdoa dan mengambil air nya. Dan air ini adalah salah satu air suci orang-orang Batak. Kita khawatir jika lingkungannya tidak kita lestarikan bisa membuat mata airnya kering," ungkapnya.

Menurutnya, ketiga jenis pohon ini dipilih karena mampu menyerap air dari bawah tanah untuk dialirkan keseluruh masyarakat yang tinggal di bawah kaki Gunung Pusuk Buhit.

"Kegiatan ini bisa jadi percontohan nasional kepada seluruh Pomparan Ni Siraja Batak - Opung Boru Siboru Sorbajadi (Keturunan Siraja Batak - Siboru Sorbajadi) khususnya yang tinggal di Daerah Kabupaten Samosir agar bersama - sama menjaga kampung kita dari oknum-oknum yang kerap menebang pohon sembarangan sehingga dapat merusak lingkungan alam," harap Diego.

Dia juga berharap kegiatan pelestarian lingkungan alam yang dilakukan oleh Komunitas Rumahela ini memiliki makna filosofis yang sangat mendalam yaitu “Manjou Mulak Mata Mual” yang berarti memangil kembali mata air dan menghidupkan mata air yang sudah lama mati.

Di tempat yang sama, musisi batak Viky Sianipar Mengajak semua pihak ataupun kalangan yang berdarah Suku Batak supaya mau memberikan hati, pikiran dan tenaganya untuk menanam dan merawat pohon di Gunung Pusuk Buhit.

"KIta Mengajak Pemerintah Setempat yaitu Pemerintah Kabupaten Samosir agar lebih memperhatikan seluruh kawasan Gunung Pusuk Buhit," ungkap Viky.

Adapun kegiatan pelestarian alam & lingkungan ini dipimpin langsung oleh Ketua Komunitas Rumahela, Diego Albertus Naibaho, S.H., Drs. Nurhayati Situmorang (Penasihat Komunitas Rumahela), Togav Panjaitan dan dibantu oleh beberapa teman musisi nasional batak yaitu Viky Sianipar, Ogar Nababan, Sintong Pasaribu dan seluruh teman - teman dari Keluarga Besar Komunitas Rumahela & Panglima Mata Mual.

(alj/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

 

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved