Sumut Terkini

Listrik Masuk Hingga ke Sawah Petani Sejahtera dan Swasembada Pangan

Di rumah pompa irigasi berwarna putih dan biru itu, Budi mengisi token listrik terlebih dahulu.

Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/ANISA
Tim UPT PLN III Lubuk Pakam bersama Budianto saat mengecek aliran sungai Dalu mengalir ke irigasi menuju 27 HA sawah   di Desa Dalu Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deliserdang, Sumut, Kamis (23/10/2025). Sejak adanya pompa irigasi ini, membuat petani bisa panen dua kali dalam setahun. 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN- Senyum sumringah terpancar dari wajah Budianto (65) ketika pompa air listrik mulai meraung. Dari ujung pompa, air mengalir deras ke saluran irigasi lalu mengairi sawah seluas 27 hektar milik 70 keluarga anggota kelompok Tani Makmur II. 

Untuk pertama kali, mereka akan memasuki musim tanam kedua dalam satu tahun. Akses listrik yang bisa dinikmati hingga di sawah membuat mereka bisa mendapat pengairan sepanjang tahun. 

"Sebelum ada akses listrik hingga ke sawah, kami hanya bisa menanam sawah satu kali satu tahun," kata Budianto, di Desa Dalu Sepuluh-B, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, (hari/tanggal). 

Menyambut musim tanam yang akan segera tiba, Budianto bersama anggota kelompok tani lainnya sibuk memeriksa pompa air dan saluran irigasi. Mereka memastikan sistem irigasi bisa berjalan lancar. 

Di rumah pompa irigasi berwarna putih dan biru itu, Budi mengisi token listrik terlebih dahulu.

Laki-laki paruh baya ini  menekan satu per satu nomor token yang baru ia beli dari uang hasil patungan 70 petani kelompok Tani Makmur II sebesar Rp 1 juta.

Dengan token listrik yang sudah terisi, pompa air untuk irigasi tersebut bisa beroperasi memompa air dari sungai ke saluran irigasi yang dibangun pemerintah.

Kemudian dari luar ada token listrik seperti pada umumnya. Kemudian di dalam terdapat dua colokan sambung.

Satu colokan untuk irigasi pompa listrik dan satu lagi untuk colokan lampu.

Sementara diluar pompa itu di bawahnya terdapat sungai, pompa irigasi dan juga pipa irigasi untuk mengaliri air ke sawah apabila colokan pompa tersebut dihidupkan. 

Alat yang digunakan PLN ini semuanya berbahan electrifiyng agricultural yang bertujuan untuk akselarasi energi hijau untuk masa depan berkelanjutan.

Saat ditemui, Budi mengaku, sejak adanya pompa irigasi listrik ini membuat para petani bisa dua kali panen dalam setahun.

Bukan hanya itu, sejak adanya pompa irigasi listrik ia merasa pengeluaran sebelum memanen padi cukup lebih hemat 60 persen dibanding pakai pompa air yang menggunakan bahan bakar minyak. 

Selain itu, para petani tidak perlu bergantung pada mesin berbahan bakar fosil. Tidak ada lagi asap hitam yang mengepul dari pompa air. Ini menjadi simbol percepatan energi hijau bagi masa depan berkelanjutan.

Budi terus terlihat bersemangat dan dan senyum sumringah saat menjelaskan manfaat pompa irigasi listrik. “Manfaat paling besar, kami sekarang bisa panen dua kali dalam setahun," ujar Budianto,

Manfaat program yang dimulai sejak Januari 2025 ini mulai dirasakan masyarakat.

Pada saat menggunakan pompa berbahan bakar minyak, petani menghabiskan Rp 20 juta untuk sekali musim tanam.

Sekarang, mereka hanya perlu mengisi token sekitar Rp 6 juta untuk satu kali musim tanam di lahan 27 hektar. Selain itu, debit air yang dihasilkan pompa lisrik lebih besar dibanding pompa minyak. 

“Sekarang kami tinggal patungan Rp 50 ribu per keluarga. Kami cukup isi token Rp 1 juta per dua minggu mulai dari musim tanam hingga panen. Kami tinggal colokkan pompa ke listrik, air langsung mengalir,” katanya.

Selama mesin irigasi listrik itu hadir, kelompok Tani Makmur sudah  panen bulan Agustus lalu. Kini mereka akan mulai menanam benih. 

Padahal sebelumnya para anggota kelompok tani sempat pesimis alat tersebut, mampu membantu petani mendorong percepatan pertanian. Apalagi sempat terjadi musim kemarau pada pertengahan tahun.    

"Petani sudah gak berharap banyak kemarin. Tapi karena pengaliran air cukup Alhamdulillah sudah panen bulan delapan ini, untuk perhektar nya bisa panen 7 sampai 8 ton padi," ujarnya. 

Jika ditotalkan, kata Budi  27 hektare  itu bisa  menghasilkan 216 ton gabah kering panen. Itu per sekali panen. 

"Jika dua kali panen bisa menghasilkan 432 ton gabah kering panen dari 27 hektare sawah. Dimana  untuk satu kg harga gabah kering itu Rp 6.500 jika satu kali panen total keuntungannya, Rp 1,5 M. Jika dua kali panen dua kali lipat keuntungannya," Katanya.

Namun, dari 70 petani memiliki luas lahan sawah yang berbeda-beda. Sehingga keuntungan yang di dapat juga berbeda-beda. Hanya saja jika dirata-ratakan per individu bisa mendapat Rp 20 juta per sekali panen.
 
"Syukur Alhamdulilah, semua petani di desa ini senang.dengan program irigasi listrik ini, biasanya setahun sekali panen ini bisa dua kali. Keuntungannya juga pasti lebih benyak. Jika dirata-ratakan per petani bisa dapat keuntungan Rp15-20 juta per sekali panen. Jika dua kali, itu cukup menyejahterakan petani," katanya.

PLN : Irigasi Listrik Untuk Energi Hijau Berkelanjutan  

Tim Leaders Sales and Retail UPT PLN 3 Lubuk Pakam, Deli Serdang Sumut Prayugo Putra mengatakan, pompa irigasi listrik ini diadakan sebagai bentuk dukungan pihaknya mendukung akselerasi energi hijau untuk masa depan berkelanjutan Ada 9 titik yang sudah dilayani pihaknya untuk pengadaan pompa irigasi listrik di wilayah UPT PLN 3 Lubuk Pakam.

Total dayanya 5500 watt untuk dua pompa air.
 
“Program ini kita buat dengan sistem electrifying agricultural tujuannya selain untuk akselerasi energi hijau untuk masa depan berkelanjutan juga untuk memodernisasi pertanian,'' katanya

Kata Prayugo  dengan adanya ini program ini tentu akan mendorong penggunaan teknologi berbasis listrik untuk menggantikan peralatan yang menggunakan bahan bakar fosil. Dampaknya bukan hanya ke petani tetapi juga ke lingkungannya. 
 
“Begitupun dari segi biaya juga lebih efisiensi. Karena listrik lebih murah dibanding bahan bakar fosil. Bisa menghemat biaya 60 persen dan tentu

tujuan utama kita adalah akselerasi energi hijau untuk masa depan berkelanjutan.”katanya.

Dijelaskannya dari hitungan kelistrikan kwh 5500 vol ampere itu sudah cukup membantu untuk melakukan pompa irigasi. Maka dari itu minim sekali terjadinya air gagal naik untuk mengairi sawah.
 
“Jadi jika biasanya pengisian melebihi vol ampere itu otomatis terputus. Jadi kalau petani mampu mengisi token Rp1 juta  itu bukan dilihat dari seberapa banyak pengisiannya tetapi seberapa sering listrik itu dihidupkan. Jadi tergantung berapa lama penggunaan pompa irigasi,”katanya.
 
Untuk itu, katanya jika ada kelompok tani yang tetap ingin dipasang pompa irigasi listrik bisa langsung menghubungi pihaknya.  Sebab ini satu diantara support PLN untuk mendukung program Presiden Prabowo terkait swasembada pangan.
 
“Program ini juga satu diantara tugas kita untuk support program swasembada pangan dan energi. Dan PLN bergerak atas permintaan pelanggan kita akan support 100 persen untuk program pompa irigasi listrik ini,” tandasnya. 
  
Dari Desa Dalu program listrik hijau PLN mengalir bersama harapan petani. Mereka dua kali setahun panen, biaya operasional lebih ringan dan alam tetap terjaga.

Ini membuktikan akselerasi energi hijau untuk mewujudkan masa  masa berkelanjutan, bisa dimulai dari sawah.

menjelang sore, para petani ini  sibuk membersihkan saluran irigasi dan mempersiakan lahan sawahh untuk segera ditanam. 

Setelah puluhan tahun mereka bertani, ini akan menjadi  yang pertama mereka melakukan musim tanam kedua dalam setahuh.

Akses listrik yang  baik  memadai kesejahteraan bagi petani dan meningkatkan produksi pangan nasional.

(Cr5/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Tags
listrik
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved