Guru tak Mengajar Lagi karena Takut, Dilaporkan ke Polisi Gara-gara Melerai Siswa Bertengkar 

Bobby menjelaskan, ia sudah mengetahui kronologi kejadian antara guru dan orangtua siswa di SMK Negeri 1 Kutalimbaru

Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Eti Wahyuni
TRIBUN MEDAN/ANISA RAHMADANI
KENAIKAN UMP: Gubernur Sumut Bobby Nasution saat diwawancarai di Kantornya, Kamis (30/10/2025). Bobby menilai kenaikan UMP 8 persen bisa dilakukan apabila seluruh pungli terhadap perusahaan dihilangkan. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Gubernur Sumut Bobby Nasution mengatakan, kondisi guru honorer yang dilaporkan oleh wali murid ke polisi karena kasus penganiayaan saat ini sudah tidak mengajar.

Menurut Bobby, jika sampai guru honorer ini tidak mengajar karena ketakutan dan sampai keluar dari sekolah, maka hal tersebut akan mengancam dunia pendidikan.

Bobby menjelaskan, ia sudah mengetahui kronologi kejadian antara guru dan orangtua siswa di SMK Negeri 1 Kutalimbaru, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara yang saling membuat laporan ke polisi atas kasus penganiayaan. Di mana, awal mula kejadian lantaran guru melerai perkelahian siswa di sekolah.

"Tadi saya bicara dengaan kepala dinas, hari ini (kemarin) kondisi guru tidak mengajar lagi, kita nggak mau seperti itu. Kalau dari kronologi yang disampaikan ini tidak boleh ada yang menjadi pengganggu, baik dari sisi guru atau pun siswa," katanya, Kamis (30/10/2025).

Baca juga: USAI Tuduh Siswa SMK Pakai Narkoba, Guru Maya Kini Laporkan Balik Orangtua Murid

Menurutnya, tugas guru bukan hanya mengajar ilmu tetapi juga mengajarkan etika.

"Tugas guru di sini bukan hanya ngajarin ilmu tapi juga etika ini sangat perlu. Saya rasa kalau guru takut dan keluar dari sekolah karena masalah ini, ini mengancam dunia pendidikan," katanya.

Untuk itu, kata Bobby, pihaknya akan meninjau sekolah tersebut dalam waktu dekat. Selain itu ia pun akan mendamaikan kedua belah pihak.

"Kita akan melihat ke sekolah dan damaikan dari sisi guru dan siswa dengan cara duduk bersama. Namun kita sesalkan sekolah baru memberi tahu saaat kejadian sudah seperti ini. Seharusnya apa pun yang terjadi diberi tahu agar permasalahan bisa diselesaikan," jelasnya.

Sebelumnya, seorang guru honorer dan orang tua siswa di SMK Negeri 1 Kutalimbaru, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara saling membuat laporan ke polisi atas kasus penganiayaan.

Kepala Dinas Pendidikan Sumut Alexander Siinulingga menjelaskan awal mula kejadian lantaran guru melerai perkelahian siswa di sekolah. Pihaknya juga sedang menyelidiki lebih lanjut permasalahan kedua belah pihak.

"Jadi ceritanya begini, ada perkelahian dua orang siswa di sekolah tersebut. Kemudian dilerai sama guru ini, dibawa ke ruangan sekolah untuk mediasi," jelasnya kepada Tribun Medan, Kamis (30/105).

Diceritakan Alex lebih lanjut, kemudian, guru ini memanggil kedua orangtua siswa itu. Namun pada saat itu, orangtua siswa ini juga ingin memukul siswa lain sehingga dilerai oleh guru tersebut.

"Kemudian dipanggil kedua orangtuanya. Salah satu orangtua siswa ini mungkin tidak senang ya, jadi memukul siswa yang satu lagi. Namun tetap dilerai oleh guru tersebut," katanya.

Namun, saat itu, wali murid tersebut tidak senang (dilerai) sehingga dia menunggu guru itu sampai pulang sekolah.

"Informasi yang saya dapat dari Kacabdis 1 terjadi semacam tindakan kekerasan pada guru tersebut. Karena itu, guru ini membuat laporan ke Polsek Kutalimbaru," jelasnya.

Karena melihat guru ini melapor,orangtua siswa ini pun kembali melaporkan guru itu ke Polrestabes Medan.

"Rupanya orangtua siswa yang melakukan kekerasan itu membuat laporan juga ke Polres," katanya.

Disdik Siap Mediasi Dua Pihak 

Kepala Dinas Pendidikan Sumut Alexander Siinulingga masih menunggu kronologis secara tertulis konflik guru, orangtua siswa, dan siswa dari pihak sekolah.

Selain itu, ia akan menindak tegas sesuai aturan jika guru mau pun siswa terbukti bersalah.

"Sebagai acuan kita untuk menindaklanjuti permasalahan ini, tentunya ini akan kita tindaklanjuti sesuai aturan. Karena kita tidak ingin ada anggar-anggar jagolah di satuan pendidikan kita. Mau siapa pun itu," ucapnya.

Saat ini, kata Alex, baik guru mau pun siswa masih masuk ke sekolah sebagaimana biasanya.

"Kita siap untuk memediasi kedua belah pihak. Dan saat ini berdasarkan laporan Cabdis 1 semua masuk sekolah sebagaimana mestinya," jelasnya.

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved