Berita Olahraga
Pengamat Sepakbola Indra Rangkuti Kenang Kedekatan dan Warisan Besar Ronny Pasla untuk PSMS Medan
Kabar duka atas wafatnya legenda PSMS Medan dan mantan penjaga gawang Timnas Indonesia, Ronny Pasla.
Penulis: Aprianto Tambunan | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN – Kabar duka atas wafatnya legenda PSMS Medan dan mantan penjaga gawang Timnas Indonesia, Ronny Pasla, memicu gelombang kesedihan di kalangan pecinta sepak bola tanah air. Selain dikenal sebagai kiper hebat pada masanya, sosok Ronny juga meninggalkan banyak kenangan mendalam bagi orang-orang terdekatnya, termasuk Pengamat Sepakbola Sumut, Indra Efendi Rangkuti.
Bagi Indra, Ronny Pasla bukan sekadar narasumber atau tokoh sepak bola yang ia hormati, tetapi juga teman dekat yang sudah seperti keluarga. Hubungan keduanya terjalin begitu erat hingga komunikasi tidak hanya berlangsung lewat telepon, melainkan juga melalui kunjungan langsung setiap kali Indra berada di Jakarta.
“Beliau itu sangat dekat dengan saya. Kami bukan hanya berkomunikasi lewat telepon, tapi kalau saya ke Jakarta, saya selalu datang ke rumah beliau,” ujar Indra mengenang sosok Ronny Pasla ketika dikonfirmasi Tribun Medan melalui seluler.
Indra menegaskan bahwa kontribusi Ronny Pasla terhadap PSMS Medan amat besar dan tidak bisa dipisahkan dari sejarah kejayaan klub berjulukan Ayam Kinantan tersebut. Ronny merupakan kiper PSMS saat klub itu pertama kali meraih gelar juara Perserikatan tahun 1967.
Tak hanya itu, Ronny juga tampil sebagai benteng terakhir ketika PSMS menorehkan prestasi besar di level Asia. Pada Champions Asia 1970, PSMS berhasil melaju hingga ke partai final, dan Ronny turut berperan penting dalam perjalanan bersejarah tersebut.
“PSMS pertama kali juara Perserikatan tahun 1967, dia kipernya. Dan ketika PSMS berlaga di Champions Asia tahun 1970 dan lolos ke final, beliau juga kipernya,” lanjut Indra.
Ronny Pasla lahir besar di PSMS Medan. Ia baru pindah ke Jakarta pada akhir 1973 karena tugas dari Pertamina, yang kemudian membuatnya memperkuat Persija Jakarta. Namun menurut Indra, meski telah menetap di ibu kota, Ronny tak pernah sekali pun melepaskan ikatan emosionalnya dengan PSMS.
“Sampai akhir hayatnya, dia tidak pernah lupa dengan PSMS. Bahkan dia menginspirasi banyak kiper sesudahnya. Ponirin Meka pernah bilang kepada saya bahwa dia mengidolakan Ronny Pasla,” ujar Indra.
Salah satu kisah yang paling membekas bagi Indra adalah ketika Ronny meminta foto kawasan Kebun Bunga sebelum direvitalisasi. Baginya, lokasi itu punya banyak kenangan, karena sebelum menjadi kiper, Ronny dulu adalah pemain tenis yang juga berlatih di sana.
“Waktu Kebun Bunga direvitalisasi, dia minta saya foto sebelum dirobohkan. Dia banyak sekali punya kenangan di sana,” ujar Indra.
Indra mengungkapkan bahwa totalitas Ronny di lapangan begitu luar biasa. Meski tinggal di Jakarta dan berkarier bersama Persija, Ronny tetap merasa dirinya adalah ‘anak Medan’.
“Salah satu yang membuat saya bangga, walaupun dia di Jakarta, dia tetap menganggap dirinya orang Medan,” tutur Indra.
Ronny juga sempat menitipkan harapan terkait rencana revitalisasi Stadion Teladan. Dalam desain stadion tersebut terdapat rencana pembangunan patung legenda PSMS. Menurut Indra, Ronny ingin patung tersebut merepresentasikan sosok Ramlan Yatim, kapten pertama PSMS sekaligus pemain Indonesia pertama yang bermain di luar negeri.
“Dia bilang kalau nanti ada patung legenda di Stadion Teladan, pilih Ramlan Yatim. Beliau sosok yang menurutnya paling layak,” ucap Indra.
Indra terakhir bertemu Ronny pada 2022 di Jakarta. Banyak dokumentasi sejarah sepak bola yang kini Indra simpan berasal dari Ronny. Sang legenda telah menyusun arsipnya secara rapi dalam bentuk PDF, membuatnya menjadi sumber sejarah yang sangat penting.
“Sebagian besar dokumentasi sepak bola yang saya punya itu dari beliau,” tuturnya.
Dalam kunjungan terakhirnya, Ronny bahkan menunjukkan baju kebanggaannya—seragam kiper yang ia pakai saat membawa PSMS menjuarai Suratin dan Perserikatan 1967, termasuk sertifikat yang menobatkannya sebagai Warga Utama Kota Medan yang ditandatangani Wali Kota Medan, Sjoerkani.
Meski memiliki prestasi besar, Ronny Pasla selalu menolak disebut legenda. Ia menilai gelar itu lebih layak disandang oleh para seniornya.
“Dia selalu bilang jangan sebut dia legenda. Menurutnya yang pantas adalah Ramli, Ramlan, Yusuf Siregar, dan lainnya. Dia merasa hanya anak didik mereka,” pungkasnya.
(Cr29/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
| Legenda PSMS Medan dan Mantan Kiper Timnas Indonesia Ronny Pasla Meninggal Dunia |
|
|---|
| 147 Atlet dari 21 Klub Meriahkan Kejuaraan Tenis Meja Landen Marbun Cup di GOR INTI Medan |
|
|---|
| PORKAB Toba 2025 Resmi Dibuka, 800 Atlet dari 16 Kecamatan Siap Berebut Prestasi |
|
|---|
| Usai Bersinar di PON, Aldila Indryati Targetkan Emas di SEA Games Thailand 2025 |
|
|---|
| PSDS Masih Cari Cari Sponsor untuk Hadapi Liga Nusantara |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Indra-Efendi-Rangkuti-Kanan-ketika-berkunjung-kerumah-Ronny-Pasla.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.