TRIBUN WIKI
Sejarah Keberadaan Tugu Pers Pertama Indonesia yang Ada di Bumi Rafflesia
Tugu Pers di Kota Bengkulu adalah monumen yang dibangun untuk memperingati Hari Pers Nasional (HPN).
Tugu Pers ini tidak hanya menjadi simbol perjuangan wartawan dan kebebasan pers, tetapi juga menjadi ikon wisata yang menarik, terutama karena lokasinya yang strategis berdekatan dengan Benteng Marlborough, warisan kolonial Inggris yang juga bersejarah di Kota Bengkulu.
Sejak diresmikan, Tugu Pers Bengkulu kerap menjadi lokasi perayaan Hari Pers Nasional dan berbagai kegiatan pers lainnya, serta menjadi tempat favorit bagi wisatawan dan warga lokal untuk berfoto dan bersosialisasi, khususnya pada malam hari ketika lampu-lampu di sekitar tugu menyala indah.
Baca juga: Sejarah Hamparan Perak, Kampung yang Dibuka Datuk Setia Raja Tahun 1823
Pers Melawan Kolonial
Sejarah Pers Indonesia bermula ketika kesatuan negara dan keutuhan bangsa terancam diporak porandakan penjajah.
Pers adalah kunci utama dalam menyampaikan suara rakyat, membuka kebenaran yang tertutup kebohongan dan sebagai jalan untuk mendapatkan keadilan.
Tokoh yang paling berperan besar adalah Raden Mas Jokomono Tirto Adi Soerjo, yang merupakan seorang jurnalis, aktivis, dan penerbit makalah.
Baca juga: Sejarah Bangunan Balai Kota Lama Medan yang Kini Jadi Hotel Grand City Hall Medan
Dinobatkan sebagai Bapak Pers Indonesia, Raden Mas Tirto banyak mengungkap kebenaran melalui majalah-majalahnya.
Ia menentang kolonial Belanda dengan menjadikan pers sebagai senjatanya.
Perjalanannya tidaklah mudah, Raden Mas Tirto seringkali mendapat tekanan bahkan sempat beberapa kali di tahan karena tulisan-tulisannya dianggap sebagai ancaman.
Akan tetapi, meskipun dihadapkan dengan segala rintangan it,u Raden Mas Tirto tetap bangkit dan terus memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Baca juga: Sejarah Ponpes Al Khoziny Sidoarjo yang Sudah Berdiri Satu Abad yang Dilaporkan Ambruk
Hingga saat ini, kebebasan pers yang kita nikmati adalah buah hasil kerja keras Raden Mas Tirto dan para jurnalis pada masa penjajahan.
Media pers menjadi gerbang utama untuk membuka semua kebenaran dan jalan untuk mendapatkan keadilan untuk negeri ini. (mag/tribun-medan.com)
Ditulis oleh mahasiswi magang Komunikasi Penyiaran Islam UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe, Elvina Irma Yanti
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.