Mahasiswa Demo Tiduran di Jalan, Sebabkan Macet dan Buat Pengendara Kesal
Beberapa orang pengunjuk rasa lalu tidur di tengah jalan untuk mencuri perhatian dan mendapatkan respon dari pihak PTPN IV
Penulis: M.Andimaz Kahfi |
Laporan Wartawan Tribun Medan / M Andimaz Kahfi
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pengurus Besar Aliansi Mahasiswa Anti Korupsi (PB Alam Aksi) Indonesia dan masyarakat serta beberapa karyawan perkebunan, melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor PTPN IV, di Jalan Letjen Suprapto, Kota Medan, Kamis (29/11/2018).
Dalam aksinya, puluhan massa yang berunjuk rasa menilai adanya dugaan korupsi di PTPN IV yang menyebabkan kerugian negara yang diduga dilakukan oleh pejabat PTPN IV.
"Kami menilai oknum pejabat manager Adolina melakukan tindak pidana korupsi," kata Ketua PB Alam Aksi Indonesia, Eka Armada.
Namun karena aksinya tidak ditanggapi dan hanya ditemui oleh perwakilan pihak keamanan dari PTPN IV Medan, massa yang berunjuk rasa akhirnya melakukan aksi memblokade jalan.
Beberapa orang pengunjuk rasa lalu tidur di tengah jalan untuk mencuri perhatian dan mendapatkan respon dari pihak PTPN IV. Sontak aksi tidur di jalan itu membuat arus lalu lintas menjadi terhenti dan menimbulkan kemacetan panjang di Jalan Suprapto tepat di depan Kantor PTPN IV.
Bahkan berulang kali terdengar suara klakson mobil yang saling bersahutan dari arah belakang hingga kedepan jalan yang di blokir tersebut.
Mahasiswa Anti Korupsi Minta Polisi Periksa Manager PKS Adolina atas Dugaan Korupsi
4 Juta Kendaraan di Sumut Menunggak Pajak, Ini Alasan Paling Sering Orang Menunggak
"Kami minta kasus dugaan korupsi ini diusut hingga tuntas," teriak Armada di tengah jalan.
Tak lama berselang, sekitar 15 menit kemudian pengunjuk rasa yang tidur di jalan, akhirnya diimbau oleh pihak kepolisian agar segera bangkit dan menjauhi Jalan Suprapto agar pengendara yang hendak lewat bisa segera melanjutkan perjalanan dan tidak membuat kemacetan.
Bongkahan Batu Retak dan Timpa 8 Orang yang Melintas, Dua Orang Tewas, Diduga Dampak Gempa
Sapi Raksasa Ini Bernasib Baik Karena Ukurannya Tidak Jadi Dipotong Pemiliknya
Dalam tuntutannya, para pengunjuk rasa menjelaskan bahwamanager Adolina sudah melakukan praktek korupsi seperti pembayaran biaya bantuan sosial untuk kejaksaan Serdang Bedagai sebesar Rp 15 juta, pembayaran uang daging hari besar keagamaan sebesar Rp 30 juta, pembayaran pengeluaran uang untuk bulan Ramadan sebesar Rp 30 juta, dan pembayaran uang untuk biaya MTSI kebun Adolina sebesar Rp 20 juta.
Dicoret Sebagai Penceramah, Tengku Zulkarnain Ungkap Dirinya Mantan Dosen USU yang Pancasilais
Pemerintah India Minta Petani Lantunkan Mantra Kitab Weda untuk Meningkatkan Hasil Panen
Syaiful Azahar Chaniago, Pria yang Bakar Diri Meninggal Dunia setelah Sempat Kritis
"Jika di total, maka jumlah keseluruhan adalah sebesar Rp 95 juta. Kami menduga kuat bahwa transaksi pengeluaran kas yang dilakukan mengarah pada kerugian negara," ungkap Armada.
Hingga kini aksi unjuk rasa tersebut masih terus berlangsung dan dijaga ketat oleh pihak kepolisian.
(cr9/tribun-medan.com)