Pilgub Jakarta
Adik Ahok Menangis Lihat Apresiasi Warga:Ahok Pemimpin yang Dicintai Masyarakat
Menurut Fify, baru kali ini ada kandidat kepala daerah yang kalah, tetapi tetap mendapat apresiasi yang begitu besar.
TRIBUN-MEDAN.com - Pegawai negeri sipil (PNS) DKI Jakarta terlihat kewalahan menghadapi banyaknya warga yang datang ke Balai Kota DKI Jakarta untuk menemui Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Rabu (26/4/2017).
PNS yang terlihat kewalahan itu kebanyakan berasal dari protokoler Biro Kepala Daerah dan Kerjasama Luar Negeri (KDH dan KLN) serta staf pengamanan dalam (Pamdal) DKI Jakarta.
Baca: Si Cantik Desy Ratnasari Siap Maju di Pilkada Jabar 2018
Warga terlihat memadati kawasan Balai Kota DKI Jakarta hari ini. Beberapa di antara mereka diajak masuk ke dalam ruang tengah untuk berfoto bersama Ahok.
Setelah berfoto, Ahok berdiri dan menyalami warga. Kemudian, warga dipersilahkan untuk keluar melalui Balairung Balai Kota DKI Jakarta.
Seusai menyalami Ahok, tak sedikit warga yang berusaha berfoto sendiri atau ber-selfie dengan mantan Bupati Belitung Timur itu.
Baca: Tak Disangka Begini Respons Putri Semata Wayang Ahok setelah Ayahnya Keok di Pilgub Jakarta
Baca: Nagita-Raffi Diramalkan Akan Bercerai, Ini Jawaban Ibunda Raffi Ahmad
Hal inilah yang membuat Kepala Biro KDH dan KLN DKI Jakarta Muhammad Mawardi kewalahan.
Dia dan beberapa staf pengamanan dalam terlihat menarik tangan warga.
"Bu sudah ya Bu. Tadi kan sudah foto, kalau mau foto lagi besok bisa ke sini lagi, Bu. Bapak masih ada di sini sampai Oktober," kata Mawardi kepada warga.
Baca: Menyedihkan, Ibu yang Didugat Anaknya Rp 1,8 Miliar Masuk Rumah Sakit
Kalimat itu terus ia ulang ketika ada warga yang memaksa ber-selfie dengan Ahok. Berulang kali Mawardi menghela napas panjang ketika ada warga yang menolak mengikuti instruksinya.
Akibat banyaknya warga yang datang, tak ada sesi melayani aduan warga.
"Karena warga cukup antusias menyampaikan simpati ke Pak Ahok untuk memberi semangat sebagaimana ucapan mereka dalan karangan bunga," kata Mawardi.
Baca: Setelah Kejadian di Gunung Prau, Tiga Pendaki Gunung Kencana Tersambar Petir
Ia memprediksi, ada 500-an warga yang datang ke Balai Kota hari ini. Mawardi menyebut, warga sudah memadati Balai Kota sejak dia tiba di sana sekitar pukul 06.30.
Dia kaget melihat banyaknya warga yang datang. "Kemarin lancar-lancar saja, sekarang padat banget ya," kata Mawardi.
Hingga pukul 11.45, warga masih memadati Balai Kota. Mereka berupaya untuk berfoto dan bertemu dengan Ahok.
Baca: Mobil Terbang Bikinan Startup Bos Google Siap Dijual Akhir Tahun Ini
Sejak Jumat, (21/4/2017), kiriman karangan bunga mulai berdatangan di Balai Kota. Jumlahnya semakin hari semakin banyak. Hari ini, Rabu (26/4/2017), area terbuka Balai Kota DKI bahkan sudah tidak mampu lagi menampung karangan bunga itu.
Akhirnya, karangan bunga untuk Basuki Tjahaja Purnama atau Ahokdan Djarot Saiful Hidayat itu diletakkan di sepanjang trotoar dan juga di taman Jalan Medan Merdeka Selatan. Sebenarnya, berapa jumlah semua karangan bunga itu?
Baca: Setubuhi Adik Sendiri, Budi Ungkap Sesuatu yang Sangat Tabu
Staf di pos sekretarian gubernur, Marwan, mengatakan sebenarnya belum ada data tetap terkait jumlah karangan bunga itu. Sebab, sampai saat ini karangan bunga masib terus bertambah.
"Tapi hari pertama itu setelah kami rekap, ada 250. Itu sampai pukul 17.00 WIB. Nah malamnya kan banyak yang datang lagi tuh, itu belum dihitung," ujar Marwan.
Baca: Sandiaga Janjikan Standar Anies-Sandi Lebih Tinggi dari Ahok Djarot
Dalam rentang waktu pukul 06.00 WIB hingga 11.00 WIB, kata Marwan, dia sudah menerima sekitar 250 tambahan karangan bunga.
"Katakanlah yang malam itu 250 juga, berarti karangan bunganya sudah 750," ujar Marwan.
Marwan memastikan jumlah karangan bunga justru lebih banyak dari perkiraannya. Sebab, beberapa tukang bunga ada yang menyerahkan tanda terima ke pos penjaga yang ada di gerbang Balai Kota. Tanda terima yang ada di pos penjaga belum sempat dihitung.
"Kalau sudah dihitung semua, bisa 1.000 nih. Tapi kita belum sempat hitung karena datang terus bunganya," ujar Marwan.
Baca: Dua Menteri Ini Puji Simpang Susun Semanggi yang Sudah 100 Persen Tersambung
Marwan mengatakan kebanyakan mereka yang mengirimkan bunga menggunakan atas nama pribadi. Ada juga yang mengatasnamakan komunitas atau kelompok arisan.
Awalnya, kata Marwan, Ahok memintanya untuk mencatat pengirim karangan bunga itu agar bisa dikirimkan ucapan terima kasih.
"Tapi kalau sudah begini ya bingung juga, sudah banyak banget," ujar Marwan.
Baca: Hari Ini Pukul 14.00 Pengumuman SNMPTN, Ini Kampus Favorit Peserta
Nah bagaimana reaksi keluarga Ahok?
Fify Lety, adik Ahok, meneteskan air mata melihat apresiasi masyarakat terhadap kakaknya pasca- Pilkada DKI 2017.
Ia tampak menangis dalam acara konferesi pers yang digelar tim pengacara Ahok untuk menanggapi tuntutan jaksa terhadap Ahok, Rabu (26/4/2017).
Baca: Dua Menteri Ini Puji Simpang Susun Semanggi yang Sudah 100 Persen Tersambung
Fify merupakan anggota tim pengacara Ahok. Pada kesempatan itu, Fify mengatakan bahwa Ahok adalah pemimpin yang dicintai oleh masyarakat.
Namun, menurut dia, Ahok harus kalah karena politisasi agama dan kriminalisasi kasus yang dialaminya.
"Kami menerima begitu banyak surat," ujar Fify dengan suara bergetar.
Menurut Fify, surat yang masuk ke Ahok berasal dari semua lapisan masyarakat.
"Dari anak kecil, dari anak TK sampai orang tua, sampai nenek-nenek umur 90 tahun, kirim surat. Kenapa?" kata Fify sambil menyeka air matanya.
"Karena mereka tahu dalam hatinya, di hati nurani mereka yang paling dalam bahwa Pak Ahok sudah melakukan yang terbaik," ucap Fify.
Ia kemudian mencontohkan banyaknya karangan bunga yang kini ditujukan kepada Ahok di Balai Kota.
Menurut Fify, baru kali ini ada kandidat kepala daerah yang kalah, tetapi tetap mendapat apresiasi yang begitu besar.
"Pak Ahok nasibnya lebih baik dari Nemo. Nemo pingsan di kapal tidak ada yang berterima kasih. Kami terhibur Pak Ahok nasibnya lebih baik dari Nemo kecil," kata Fify.
