Viral Medsos

Rupiah Tertekan, Jangan Takut! Tidak Akan Terjadi Seperti Krisis 1998, Berikut Penjelasannya

Apa yang dialami Indonesia saat ini (rupiah merosot) akibat dampak ekonomi global tidak akan terulang seperti krisis 1998.

Penulis: AbdiTumanggor | Editor: AbdiTumanggor
Caputre Video

Problemnya, kata Said Didu, kesamaan 2018 dengan tahun 1998 adalah banyaknya proyek strategis yang harus diselesaikan, utang jatuh temp.

"Walau ada faktor berbeda, pangan stabil saat ini, jadi spertinya tidak ada problem. Jika pangan tersedia gejolak apa pun itu, semua akan aman-aman saja," ujarnya.

"Pemerintah harus tenang. Pemerintah jangan memberikan pernyataan yang buat pasar gejolak," lanjut Said Didu.

Semua bintang tamu sepakat, bahwa apa yang dialami Indonesia saat ini (rupiah merosot) akibat dampak perang ekonomi Amerika Serikat vs Tiongkok tidak akan terulang seperti krisis 1998. 

Simak video diskusi selengkapnya:

Rupiah Memang melemah, Tapi Indikator Perekonomian Kita Kokoh

Sementara pernyataan yang dikeluarkan Kantor Staf Presiden juga menyatakan trend penurunan nilai mata uang rupiah terhadap Dolar AS saat ini tidak akan mencapai titik krisis moneter seperti tahun 1998.

"Pemerintah tidak panik, tetapi lebih mawas diri dalam mengobservasi data market Indonesia serta berbagai perkembangan terkini di dunia internasional," ujar pernyataan Deputi Bidang Kajian dan Pengelolaan Isu-isu Ekonomi Strategis Kantor Staf Presiden (KSP) Denni Puspa Purbasari, Kamis (6/9/2018). 

Denni juga menekankan bahwa Indonesia memiliki pengalaman sebagai negara yang pernah mengalami krisis-krisis sebelumnya.

“Karena itu percayalah, pemerintah dapat melakukan aksi pencegahan agar kita tak jatuh dalam krisis,” katanya.

Denni juga menggarisbawahi agar masyarakat tidak perlu panik dan reaksioner menghadapi kondisi ini.

“Situasi Indonesia ini jauh berbeda dibandingkan kondisi pada 1998 atau 2008. Satu hal yang pasti bahwa pada saat ini cadangan devisa kita jauh lebih kuat, lima kali lebih kuat dibanding 1998,” kata Denni.

Hal positif lain menurut Denni, Bank Indonesia (BI) mencatat adanya aliran masuk modal asing mencapai 4,5 miliar Dolar AS ke Indonesia.

“Selain itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga solid serta peringkat surat utang pemerintah tidak masalah, sehingga kita masuk dalam investment grade yang bagus atau layak investasi menurut lima lembaga pemeringkat ekonomi,” ungkapnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved