Dicoret Sebagai Penceramah, Tengku Zulkarnain Ungkap Dirinya Mantan Dosen USU yang Pancasilais
Ketua DP P3M Agus Muhammad, menuturkan ada 5 hal kriteria menentukan masjid teridentifikasi radikal atau tidak.
"Karena beberapa indikasi yang disebutkan tadi, bahkan indikasi radikalisme tadi adalah satu ajaran atau gagasan yang untuk dilaksanakan mengabaikan dua hal satu konstitusi dan menolak kelompok lain."
"Karena pemahaman radikalisme itu didasari akar, radikal itu akar, dasar kepada ajarannya itu menjadi prinsip untuk ditaati. Jadi tidak ada kata negatif untuk radikal. Tapi kok kita secara intelektual ketakutan disebut radikal. Itu tandanya ngawur." terang Eggi.

Ustaz Haikal Hassan : Studi Belum Matang
Ustaz Haikal Hassan menuturkan studi tersebut belum matang dan seharusnya jangan disampaikan ke publik.
Ustaz Haikal kemudian mempertanyakan indikasi yang digunakan dalam analisis hasil temuan tersebut.
"Saya baru dengar ada penelitian yang mengatakan ikhlas atau tidak ikhlas. ikhlas itu ukurannya apaan? terus (dalam hasil penelitian) ada yang berkata pancasila harus diganti, itu siapa? itu musuh kita bersama."
Menurut Ustaz Haikal, jika memang ada yang memusuhi Pancasila hingga NKRI, itu merupakan musuh bersama.
"Demi Indonesia enggak usah lebay, kalau ada yang tidak sepakat dengan Pancasila, itu musuh kita bersama. Kalau ada yang macam-macam sama NKRI, Bhineka tunggal ika, UUD 45, itu musuh bersama."
"Terima kasih bang Karni, mengangkat topik ini, membuat mata kita terbuka lebar, lagi-lagi serangan terhadap islam, lagi-lagi tidak kena, apalagi digulirkan jelang 212. Terimakasih" ucap Ustaz Haikal.

Guntur Romli : Bukan Survey yang Mengejutkan
Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Guntur Romli menyebutkan bahwa hasil survey yang dilakukan oleh P3M bukan suatu hal yang mengejutkan.
Guntur Romli mengungkapkan bahwa beberapa survey lain juga menyebutkan bahwa ada indikasi Indonesia menganut paham radikalisme.
Guntur lantas memberikan hasil kajiannya yang bersumber dari hasil beberapa lembaga survey lain, di luar P3M.
"Dapat disimpulkan, ada persoalan yang darurat, radikalisme di negeri ini" ungkap Guntur.
"Pertama adalah survey dari Alfara Research, dari 1800 responden mahasiswa di 25 Universitas, 23 persen menyatakan siap menjalankan atau menegakkan khilafah, 17 persen setuju dengan khilafah, 23 persen mendukung ISIS," jelas Guntur.