Mukjizat, Jimmi Aritonang Karyawan Istaka Karya Selamat dari Berondongan Peluru KKB
“Namun malangnya, mereka terlihat oleh KKB sehingga mereka dikejar. 5 orang tertangkap dan dibunuh oleh KKB (meninggal di tempat).''
TRIBUN-MEDAN.com - Jimmi Aritonang adalah satu dari 25 karyawan PT Istaka Karya yang berhasil selamat dari pembunuhan sadis yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.
Jimmi semula dikabarkan tewas dibunuh KKB.
Jimmi Aritonang yang telah berada di penampungan evakuasi korban selamat di Wamena Kabupaten Jayawijaya saat ini tengah menjalani massa pemulihan atas trauma yang dialaminya.
Dari penuturan kakak ipar Jimmi Aritonang, yaitu Lefrend Siahaan, adik iparnya kini dalam kondisi sehat dan tak ada bekas luka di tubuhnya pada saat disandera dan juga melarikan diri dari kelompok KKB.
“Luar saya (adik ipar). Kondisinya baik. Kami tadi malam sempat melihatnya. Tapi sampai saat ini dia masih di tempat penampungan. Sampai saat ini kita belum bisa lama-lama bersamanya. Tapi yang penting dia selamat,” ungkapnya ketika dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Rabu (4/12/2018).
Baca: Ini Jadwal UN dan USBN 2019, dan Download Kisi-kisi UN dan USBN 2019, di Sini!
Baca: Bos Lion Air Rusdi Kirana Dikabarkan Marah pada Boeing, Pembelian 22 Miliar Dollar Terancam Batal
Siahaan menceritakan kisah adik iparnya pada saat disandera dan juga berhasil melarikan diri.
Saat itu, mereka yang berjumlah 25 orang pekerja pembangunan jembatan jalan Trans Papua, didatangi dan dikumpulkan menjadi satu oleh anggota KKB.
Setelah mereka dikumpulkan lanjutnya, Jimmi bersama teman-temannya dibawa di puncak Kabo yang tak jauh dari camp para pekerja. Di sanalah para karyawan dieksekusi dengan senjata api.
“Jadi, saat mereka ditembaki. Adik ipar saya bersama beberapa temannya pura-pura mati. Lalu setelah mereka ditinggalkan. Mereka yang selamat melarikan diri. Saya jumlahnya tidak tahu berapa orang yang berhasil selamat,” kata Siahaan yang tinggal di Wamena.
Baca: Egianus Kogoya Angkat Bicara, Baku Tembak 2 Jam TNI Polri Kuasai Puncak Kabo, Ditemukan 15 Jasad
Baca: Es Cendol Disebut Berasal dari Singapura, Publik Malaysia Marah
Baca: Resmi Jadi Suami Istri, Pernikahan Nick Jonas dan Priyanka Chopra Banjir Air Mata
“Jadi mereka berlari dari lokasi eksekusi ke Distrik Mbua, dengan melewati hutan lebat, sungai yang terjal dan juga bukit. Sesampainya di sana, ternyata mereka dikejar dan masih dihujani peluru saat mengamankan diri di Pos TNI Mbua,” terangnya lagi.
Menurut Siahaan, adik iparnya baru saja bergabung dengan PT Istaka Karya sebagai mandor (kepala tukang) untuk pembangunan jembatan di Nduga.
Kini Siahaan telah memberikan informasi kepada sanak keluarga mereka di Balige, Sumatra Utara, tentang kabar Jimmi, ayah empat anak ini, selamat.
“Kini keluarga besar kami sudah lega. Begitu mengetahui dia selamat. Terima kasih Tuhan Yesus. Mukjizat mu selalu kamu berikan kepada kami. Terima kasih Tuhan,” ucapnya.
Baca: Napak Tilas Detik-detik Wafatnya Soekarno, Cuma Satu Kata Ini yang Diucapkan Sang Presiden
Baca: VIDEO: Tampilan Baru Lindswell dengan Menggunakan Hijab di Vlog Menteri Pemuda dan Olahraga
19 pekerja Istaka Karya dipastikan tewas
Dari keterangan Jimmi kepada aparat penegak hukum, pada tanggal 1 Desember 2018 seluruh karyawan PT Istaka Karya memutuskan untuk tidak bekerja karena pada hari itu.
Mereka libur karena ada upacara peringatan yang diklaim sebagai HUT Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPNOPM).
Upacara tersebut dilaksanakan kelompok KKB dan dimeriahkan dengan upacara bakar batu bersama masyarakat.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih Kolonel Inf Muhamad Aidi menceritakan kembali keterangan yang diproleh dari Jimmi kepada Kompas.com, Rabu (5/12/2018).
“Sekira pukul 15.00 WIT, kelompok KKB mendatangai Kamp PT Istaka Karya dan memaksa seluruh karyawan berjumlah 25 orang keluar, selanjutnya digiring menuju kali Karunggame dalam kondisi tangan terikat dan dikawal sekitar 50 orang KKB bersenjata campuran standar militer,” ungkapnya.
Kemudian, pada tanggal 2 Desember 2018, seluruh pekerja dibawa berjalan kaki dalam keadaan tangan terikat menuju bukit puncak Kabo.
Di tengah jalan mereka dipaksa berbaris dengan formasi 5 saf dalam keadaan jalan jongkok.
“Tidak lama kemudian para KKB dalam suasana kegirangan menari-nari sambil meneriakkan suara hutan khas pedalaman Papua. Mereka kemudian secara sadis menembaki para pekerja. Sebagian pekerja tertembak mati di tempat dan sebagian lagi pura-pura mati terkapar di tanah,” ungkap Aidi, sebagaimana disampaikan Jimmi.
Setelah itu KKB meninggalkan para korban dan melanjutkan perjalanan menuju bukit Puncak Kabo.
Di tempat itu, ada 11 orang karyawan yang pura-pura mati dan kemudian berusaha bangkit kembali untuk melarikan diri.
“Namun malangnya, mereka terlihat oleh KKB sehingga mereka dikejar. 5 orang tertangkap dan dibunuh oleh KKB (meninggal di tempat), 6 orang berhasil melarikan diri ke arah Mbua. 2 orang diantaranya belum ditemukan sedangkan 4 orang diantaranya, termasuk saksi Jimmy Aritonang, selamat setelah diamankan oleh anggota TNI di Pos Yonif 755/Yalet di Mbua,” ungkapnya.
Baca: Fakta-fakta Seputar Egianus Kogoya Komandan KKB Papua yang Bantai 31 Pekerja Bangunan
Baca: Identitas Penemuan 10 Mayat di Selat Malaka Riau, Diduga Mayat TKI Ilegal, Ini Keterangan Keluarga
Penyerangan pos TNI Tak sampai di situ, kata Aidi, pada tanggal 3 Dessember sekitar pukul 05.00 WIT Pos TNI 755/Yalet, tempat Jimmi bersama temannya diamankan diserang oleh KKB bersenjata standar militer campuran panah dan tombak.
“Rupanya mereka tetap melakukan pengejaran. Serangan diawali dengan pelemparan batu ke arah Pos sehingga salah seorang anggota Yonif 755/Yalet, Serda Handoko membuka jendela, lalu ditembak dan meninggal dunia.”
“Saat itu anggota di pos membalas tembakan sehingga terjadi kontak tembak dari jam 05.00 WIT hingga 21.00 WIT. Karena situasi tidak berimbang dan kondisi medan yang tidak menguntungkan, maka pada 4 Desember sekitar pukul 01.00 WIT, Danpos memutuskan untuk mundur mencari medan perlindungan yang lebih menguntungkan. Saat itulah salah seorang anggota, Pratu Sugeng, tertembak di lengan,” ujar Aidi.
Akan tetapi, ia menegaskan sejak tanggal 4 Desember 2018 pukul 07.00 WIT Satgas gabungan TNI-Polri berhasil menduduki Mbua dan melaksanakan penyelamatan serta dilakukan evakuasi terhadap korban.
Terjadi kontak tembak
Informasi teranyar, Tim Belukar dari aparat penegak hukum yang mengevakuasi karyawan PT Istaka Karya yang dikabarkan dibunuh kelompok Seperatis di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabuapten Nduga, Papua, mendapat perlawanan dari kelompok Seperatis, Rabu (5/12/2018).
Satu anggota Tim Belukar dikabarkan terkena tembakan. Belum diketahui kondisi korban saat ini.
Korban saat ini telah dievakuasi ke Pos TNI Mbua dari Puncak Kabo, Distrik Yigi.
Kapolda Papua Irjen Pol Martuani Sormin Siregar membenarkan satu anggota Tim Belukar telah sampai ke Puncak Kabo, lokasi para pekerja dikabarkan dibunuh oleh kelompok KKB.
“Sesampainya di Puncak Kabo, tim yang terdiri anggota TNI dan Polri mendapat perlawanan dari kelompok KKB,” ungkap Kapolda melalui pesan singkat telepon selulernya.
Baca: Pesan WhatsApp Jamal Khashoggi Sebelum Tewas, Sebut Putra Mahkota Arab Binatang Buas
Baca: Sidang Cerai Perdana Gisella-Gading Digelar Hari Ini, Hingga Roy Marten Merasa Lega
Kapolda menjelaskan, saat ini satu anggota yang terkena tembakan telah dievakuasi ke Pos TNI di Mbua, yang jaraknya 2 jam berjalan kaki dari Puncak Kabo.
“Sampai saat ini tim Nanggala yang telah bersatu dengan tim Belukar masih melakukan penyisiran di Puncak Kabo. Kontak tembak terus terjadi. Tetapi kita masih susah mendapat kondisi ril di sana, lantaran akses telekomunikasi yang susah,” ujar singkat.
Danrem 172/PWY, Kolonel Inf Binsar P Sianipar mengungkapkan, saat ini sudah ada 250 personel gabungan telah berada di Mbua untuk melakukan evakuasi dan juga penyisiran terhadap kelompok separatis.
“Sebanyak 250 pasukan gabungan telah bergeser ke Mbua untuk mengejar dan mengevakuasi para korban,” katanya.
Keluarga menunggu kabar
Zainuddin berharap ada keajaiban sehingga 31 karyawan PT Istaka Karya (BUMN) yang dikabarkan tewas dibunuh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) bisa selamat.
Mereka tengah mengerjakan pembangunan jembatan di Kali Yigi-Kali Auruk, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.
Zainuddin adalah keluarga dari Muhamad Agus, salah satu karyawan PT Istaka Karya yang berada di lokasi pembangunan jembatan.
Nama Muhamad Agus ada dalam daftar korban tewas yang dilansir akun Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB).
Hingga kini, keluarga belum bisa mendapat kabar mengenai keberadaan Agus.
Muhamad Agus, salah satu pekerja jembatan dari PT Istaka Karya, di Nduga, Papua.(Foto/Istimewa)
Agus yang merupakan warga Dusun Botong, Desa Bonto Manai, Kecamatan Bongaya, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan itu, diketahui bekerja bersama Istaka Karya selama satu tahun terakhir untuk melalukan pekerjaan pembangunan jembatan di Papua.
Zainuddin menjelaskan, Agus adalah anak tunggal dari pasangan almarhum Minggu dan ibunya Hasnawati Lenteng.
Saat ini, sang ibu masih menunggu kabar anak semata wayangnya.
"Dia bekerja bersama Istaka Karya kurang lebih sudah satu tahun, untuk memperkerjakan proyek pembangunan di Papua,” kata Zainuddin ketika dihubungi melalui telepon selulernya.
Baca: 7 Fakta Terjadinya Tragedi Pembantaian 31 Pekerja Bangunan oleh KKB di Nduga Papua
Baca: Potret Romantisme Miss Grand International Ariska Putri Pertiwi dengan Tunangannya Tengku Ryan
Pihaknya sangat kaget mendengar adanya informasi dari berbagai media yang menyampaikan adanya 31 pekerja pembangunan jembatan di Nduga, tewas dibunuh oleh sekelompok orang.
“Kami susah mendapat akses informasi yang jelas. Tak ada yang menghubungi keluarganya. Pernah ada komunikasi dengan perusahaan melalui media sosial Facebook. Hanya dikatakan kita semua berdoa. Semoga tak terjadi apa-apa. Kami butuh informasi riil dari perusahaan maupun pemerintah,” harap Zainuddin.
Dia berharap, perusahaan, pemerintah, dan aparat TNI dan Polri memberikan kemudahan akses bagi para keluarga yang bekerja bersama Istaka Karya.
“Saya tahu aparat TNI dan Polri lagi berupaya untuk mencari tahu kabar mereka. Tapi, tolong bantu berikan informasi seluas-luasnya bagi pihak keluarga mengenai peristiwa yang ada disana. Apalagi seperti kami. Sama sekali tak ada perwakilan keluarga di Papua,” tuturnya.
Sedangkan akun facebook, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) melansir daftar nama korban tewas akibat serangan mereka.
Distrik Yali Kab. Nduga:
1. Jhony Arung
2. Anugrah
3. Alrpianus
4. Muh. Agus
5. Aguatinus T
6. Martinus Sampe
7. Dirlo
8. Matius
9. Emanuel
10. Calling
11. Dani
12. Tariki
Kali Yigi yaitu:
1. Markus Allo
2. Aris Usi
3. Muh. Faiz
4. Yusran
5. Ayub
6. Yosafat
7. M.Ali Akbar
8. Petrus Ramli
9. Hardi Ali
10. Efrandi Hutagaol
11. Rikki Simanjuntak
12. Marg Mare
Ditemukan empat korban selamat
Namun dari daftar ini, Martinus Sampe karyawan PT Istaka Karya ditemukan selamat.
Martinus dengan kondisi luka tembak di kaki kiri, Jefrianton karyawan PT Istaka Karya mendapat luka tembak di elipis kiri, Irawan karyawan Telkomsel, dan John petugas puskesmas.
Padahal nama Martinus Sampe ada didaftar korban tewas yang dikutip tribun-medan.com dari tabloid jubi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pura-pura Mati, Jimmi Selamat dari Pembantaian KKB di Nduga Papua" dan "Pengakuan Korban Selamat Pembantaian Pekerja di Nduga Papua, 19 Orang Dipastikan Dibunuh",
Penulis : Kontributor Jayapura, John Roy Purba