SERDA RIKSON, Prajurit TNI yang Pertahankan Kendaraan Isi Senjata hingga Titik Darah Penghabisan
Serda Rikson akhirnya gugur setelah berjuang mempertahankan kendaraan berisi senjata hingga titik darah penghabisan.
Direncanakan, jenazah Serda Rikson akan tiba di Palembang pukul 18.30 WIB, Kamis (29/8/2019).
Menurut Kapendam II Sriwijaya, jenazah Serda Rikson akan disambut dengan penyambutan secara militer.
"Direncanakan, akan disambut dengan penyambutan secara militer sebagai penghormatan kepada almarhum. Nantinya, akan disambut langsung Kasdam II Sriwijaya Brigjen TNI Syafrial," ujarnya.
Setelah tiba di Palembang dan disambut secara militer, jenazah akan langsung dibawa ke Karang Endah, tepatnya di dekat Stasiun Karang Endah, Muaraenim untuk disemayamkan.
Rencananya jenazah akan dimakamkan di TMP Kusuma Bangsa Prabumulih secara militer.
4. Ucapan Duka
Ucapan duka atas gugurnya Serda Rikson terus mengalir.
Satu di antaranya dari Kapendan II Sriwijaya, didampingi Kasi Opini Media Cetak Mayor CAJ Heri.
"Kami merasa kehilangan karena Serda Rikson Edi Candra merupakan prajurit kusuma bangsa TNI Angkatan Darat. Almarhum ditugaskan di situ memiliki jasa yang besar mengamankan, karena situasi kurang menguntungkan beliau gugur sebagai kusuma bangsa," ungkap Kapendam.
Begitu juga di media sosial, terlebih setelah akun Twitter Pusat Penerangan TNI, memajang ucapan duka.
"Turut berduka cita atas gugurnya rekan kami di medan tugas dlm rangka pengamanan aksi unjuk rasa di halaman kantor Bupati Deiyai Papua, selamat jalan kawan tunai sudah darma baktimu, doa kami slalu menyertai, kami lanjutkan perjuangan dan pengorbananmu," tulis akun @Puspen_TNI.
Baca: 25 Jenderal TNI Naik Pangkat, Dokter Gigi drg Andriani Resmi Bintang Dua, Ini Daftar Lengkapnya
Baca: Bintang Kejora Berkibar di Depan Mabes TNI, Panglima Marsekal Hadi Ingin Bertemu Egianus Kogoya
Papua Kembali Memanas
Diberitakan, situasi di Papua kembali memanas setelah adanya bentrok antarmassa dengan aparat keamanan di Kabupaten Deiyai, Rabu (28/8/2019) siang.
Kerusuhan ini bermula saat 500 orang berunjuk rasa di depan Kantor Bupati Deiyai, pukul 09.00 waktu setempat.
Aksi tersebut lanjutan dari tanggal 24 Agustus 2019 terkait tindakan rasisme yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya, beberapa waktu lalu.