Jokowi: Freeport dan Gas Bintuni Beri Rp 26 Triliun, Kita Kembalikan ke Papua Rp 92 Triliun

Opini negatif Indonesia mengeruk kekayaan alam Papua dan warganya dibiarkan miskin kerap digunakan untuk memojokkan Indonesia.

Editor: Tariden Turnip
Jokowi: Freeport dan Gas Bintuni Beri Rp 26 Triliun, Kita Kembalikan ke Papua Rp 92 Triliun. Lokasi pertambangan Freeport Indonesia 

Oleh karena itu, perlu diadakan dialog, apakah hukuman pelanggaran HAM berat diselesaikan secara yudisial atau nonyudisial.

"Kita kan punya lembaga adat yang menyelesaikan masalah-masalah ini dengan cara-cara kekeluargaan. Bahkan di Papua, Papua bBrat, ada istilah bakar batu. Antar suku pun kalau ada perang sampai ada yang terbunuh, ada acara adat bakar batu, selesai," kata Wiranto.

"Ini salah satu budaya yang hanya bisa kita gunakan untuk jalur penyelesaian nonyusudial masalah pelanggaran HAM," lanjutnya.

Mengenai keadilan pembangunan di Papua, Wiranto mengaku mendapat banyak berita dari dalam negeri maupun luar negeri.

Berita-berita tersebut kemudian dilansir oleh pihak-pihak yang mendeskreditkan dan mendelegitaimasi pemerintah.

"Seakan pemerintah tidak adil terhadap provinsi Papua dan Papua Barat dalam konteks pembangunan nasional. Sehingga diharapkan ada kekecewaan, ketidaksenangan dari masyarakat Papua dan Papua Barat," ungkapnya.

Wiranto memaparkan, sejak Jokowi ditetapkan menjadi presiden pada 2014 silam, salah satu orientasinya adalah membangun daerah pinggiran, termasuk Papua dan Papua Barat.

"Bukan hanya ngomong, bukan hanya rencana, tapi sudah dibuktikan 4 tahun lebih ini. Kunjungan beliau yang sering ke sana, ngecek sendiri rencana pembangunan, infrastruktur, rencana pembangunan fasilitas-fasilitas kesejahteraan masyarakat, kesehatan, pendidikan, pos lintas batas yang megah," papar Wiranto.

"Jadi, ada satu bukti nyata bahwa pemerintah betul-betul mencoba untuk melakukan akselerasi di semua bidang. Belum pembangunan lain, jalan-jalan antarkota, pelabuhan laut, pelabuhan udara, harga-harga disamakan," terangnya.

Terima Pemenang Lomba dari Yapen dan Nduga

Presiden Jokowi santap siang bersama para pemenang lomba festival Gapura Cinta Negeri.

Acara santap siang itu dilakukan di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (3/9/2019).

Namun, hanya pemenang lomba dari dua wilayah Papua yang diundang makan siang bersama Jokowi, yakni yang berasal dari Kabupaten Yapen dan Kabupaten Nduga.

Mereka yang diundang total delapan orang.

Rincinya, empat orang berasal dari Kabupaten Yapen dan empat orang laoiinnya dari Nduga.

Empat orang yang berasal dari Yapen yakni Otniel Matias Kayani, Royland Worembay, Amos Ayum, dan Peter.

Sementara empat orang dari kabupaten Nduga yakni Tekius Heluka, Giyanus Kumungga, Agung Rezki dan Oktavianus Tara Putra.

Mereka, termasuk Presiden Jokowi, kompak mengenakan baju putih.

Lomba Festival Gapura Cinta Negeri digelar pemerintah dalam rangka bulan kemerdekaan dan diikuti ribuan peserta.

Para pemenang sudah diundang ke Istana pada Selasa (2/9/2019) kemarin untuk menerima piala dari Jokowi.

Namun, tak ada penjelasan kenapa Jokowi hanya mengundang pemenang lomba dari Papua dalam acara santap siang hari ini.

Acara santap siang itu digelar tertutup.

Awak media hanya diperbolehkan mengambil gambar beberapa detik lalu diminta meninggalkan ruangan.

Wilayah Papua sendiri beberapa waktu terakhir bergejolak setelah insiden rasisme yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya.

Sejumlah aksi protes di beberapa daerah di Papua berujung kericuhan.

Jokowi sudah menyatakan ia akan segera bertemu dengan tokoh adat Papua.

Namun hingga saat ini pertemuan tersebut belum terealisasi.

#Jokowi: Freeport dan Gas Bintuni Beri Rp 26 Triliun, Kita Kembalikan ke Papua Rp 92 Triliun 

Artikel ini dikompilasi dari Kompas.com dengan judul "Jokowi Penasaran Kenapa Dirinya dan Pemerintah Dipersepsikan Beda di Papua", "Jokowi Makan Siang Bareng Pemenang Festival Gapura dari Papua" dan dari tribunnews.com berjudul: Papua Merasa Dianaktirikan, Wiranto: Pemerintah Bukan Hanya Ngomong, Sudah Dibuktikan 4 Tahun Lebih

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved