News Video

Spanduk Belasan Meter Penuh Tanda Tangan Penolakan Wisata Halal di Danau Toba

Aksi penandatanganan penolakan wisata halal di Tanah Batak, seputaran Danau Toba, oleh warga di Tiga Raja, Kabupaten Simalungun

TRIBUN-MEDAN.COM - Wisata halal di Kawasan Danau Toba yang dilontarkan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menuai polemik.

Banyak penolakkan terutama oleh warga yang tinggal di seputaran Danau Toba.

Baru-baru ini beredar foto dan video warga di Tiga Raja, Kabupaten Simalungun, melakukan aksi penandatanganan penolakan wisata halal di Tanah Batak.

Mereka membubuhkan tanda tangan di spanduk putuh sepanjang belasan meter.

Tonton videonya;

Ayo subscribe channel YouTube Tribun MedanTV

Tokoh Muda Batak Minta Gubernur Edy Selesaikan Masalah Stunting Ketimbang Lempar Wacana Wisata Halal

Viral Abu Janda Komentari Tak Perlu Wisata Halal di Kawasan Danau Toba, Respons Pemprov Sumut Begini

Penjelasan Pemprov Sumut Soal Wisata Halal di Danau Toba yang Memicu Polemik

Anggota DPR terpilih dari Dapil Sumut II, Sihar Sitorus menilai wacana wisata halal di Danau Toba yang dilontarkan Edy Rahmayadi tidak menghargai apa yang sudah membudaya dalam masyarakat setempat, terutama ketika menyangkut mengenai penataan ternak dan pemotongan babi. 

Menurut Sihar Sitorus gagasan Edy tersebut malah mengadakan dikotomi atau pemisahan dalam masyarakat dan melanggar konsep Bhinneka Tunggal Ika.

“Wisata halal yang dicanangkan oleh Pemerintah menciptakan pemisahan/segregasi antar umat beragama bahkan suku bangsa. Bukankah Indonesia terdiri dari berbagai macam suku dan agama namun tetap satu di dalam Indonesia sebagaimana konsep Bhinneka Tunggal Ika yang ditetapkan oleh para pendahulu negeri ini. Jika hal ini diterapkan tentu akan menciptakan diskriminasi antar satu kelompok dengan kelompok yang lain,” ujar Sihar Sitorus, Sabtu (31/08/2019).

Sihar Sitorus saat mengikuti acara adat pemberangkatan dari paman di Kabupaten Samosir, Kamis (17/1/2019)
Sihar Sitorus saat mengikuti acara adat pemberangkatan dari paman di Kabupaten Samosir, Kamis (17/1/2019) (Tribun Medan)

Demonstran Berani Debat Panas dengan Gubernur Edy padahal sudah Diancam Diperkarakan ke Polisi

Sihar Sitorus Center Minta Edy Rahmayadi Tak Buat Wacana yang Menimbulkan Keresahan di Masyarakat

Tanggapan Pemprov Sumut

Menanggapi soal itu, Asisten Administrasi Umum dan Aset Sekretariat Daerah Provinsi Sumut, Muhammad Fitriyus mengatakan bahwa ada salah tafsir soal penjelasan pak gubernur.

''Ada rekan-rekan dari luar menilai pernyataan yang dilontarkan gubernur Sumut mau buat wisata syariah dan halal. Terkadang kalau kita tidak tahu istilah dan tujuan serta untuk apa sih yang dikatakan halal itu, seolah tujuannya jadi berbeda. Sehingga apa yang diinformasikan gubernur seolah semua mau diislamkan, dan tidak boleh memasak masakan yang lain," kata Fitriyus, Sabtu (31/8/2019).

Sementara itu, Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara, Ria Nofida Telaumbanua mengatakan, bahwa gubernur punya wacana pembangunan prioritas di Sumut No 5 adalah pariwisata.

Itu sejalan dengan prioritas nasional.

Karena Presiden menyampaikan ingin menjadi kawasan Danau Toba sebagai Bali kedua.

Jadi bukan hanya kabupaten dan provinsi, tapi nasional juga ikut membantu bagaimana untuk pembangunan kawasan Danau Toba kedepan.

"Ada tiga konsep pariwisata yang harus disiapkan. Atraksi, amenitas dan aksesibilitas. Atraksi di Danau Toba sudah hebat. Ada mulai dari budaya, alam, ulos dan flora fauna. Dari segi atraksi itu sudah memenuhi. Kedua dari amenitas, pengunjung harus dibuat nyaman. Seperti ada restoran. Kan lucu kalau kita datang ke tempat wisata tidak ada tempat makan. Toilet umum dan rest area dan tempat ibadah. Karena kita membawa value ke Danau Toba. Sebab pengunjung dari semua agama, baik muslim dan non-muslim serta agama lain. Ini salah satu hal yang harus dipersiapkan dengan matang," kata Ria Nofida.

"Tempat juga patut disediakan, supaya memudahkan pengunjung untuk beribadah. Misalnya ada wisatawan muslim. Jadi tidak ada menyinggung apapun. Jadi yang dipikirkan Pak Gubernur itu luar biasa sebenarnya. Supaya kita bisa menghandle wisatawan yang dari negara muslim dan non-muslim," sambungnya.

Festival Babi

Togu Simorangkir akan segera menggelar Festival Babi di Danau Toba Muara Tapanuli Utara pada 25 Oktober 2019.

Togu menggelar berbagai perlombaan yang bertemakan babi seperti lomba kuliner berbahan babi, lomba lari babi, lomba menebak berat babi, lomba menangkap babi, lomba memanggil babi, lomba kebersihan kandang babi, lomba penjambaran, lomba babi tersemok, lomba stand up comedy, pelatihan pengelohan pakan, dan manajemen kandang babi.

Togu mengatakan ide ini muncul secara mendadak karena mendengar wacana labelisasi wisata halal di Danau Toba

Menurut Togu dengan pegelaran Festival Babi dapat menyentuh seluruh masyarakat di 7 Kawasan Danau Toba.

Festival ini juga memberikan edukasi ke masyarakat untuk tidak membuanh limbah kotoran babi ke Danau Toba.

OTT KPK - Bupati Muara Enim dan Uang Sebesar 35 Ribu Dollar AS Disita, Diperuntukkan Proyek Ini

Ternyata Pemain PSMS Tidak Kantongi Uang Makan dan Kebutuhan Lain sebelum Laga Kontra Cilegon United

Gambar mungkin berisi: teks

"Kita berikan edukasi tidak membuang limbah ke Danau Toba. Ini seperti ide nyeleneh festival babi. Banyak juga masyarakat idak tersentuh parwisata yang seperti digadang-gadang Jokowi. Selama ini tak tersentuh. Keluarlah festival nyeleneh. Kita mengedukasi juga supaya babinya jangan berkeliaran,"ujarnya, Selasa (3/9/2019).

Togu juga mengatakan akan mengajarkan masyarakat untuk membuat bio gas dari kotoran babi. Ia berharap festival ink menjadi agenda pariwisata rutin di Kawasan Danau Toba.

"Menurut aku festival ini semua kita bisa bergembira. Kita tidak ingin mengotakkan.

Siapa saja beh datang. kita sediakan lokasi khusus yang tidak bisa makan babi.

Yang penting kita semua bergembira. Semua petani babi bisa menjadi pelaku wisata," katanya.

Togu juga menyinggung tentang wacana wisata yang diungkap Gubernur Sumut.

Katanya, bentuk program wisata halal sebagai bentuk kemunduran dari pariwisata di Danau Toba.

1000 Startup Digital Diharapkan Dukung Pembangunan Kota Medan

Ternyata Pemain PSMS Tidak Kantongi Uang Makan dan Kebutuhan Lain sebelum Laga Kontra Cilegon United

Togu lebih mengharapkan Gubernur Sumut untuk lebih perhatian terhadap kelestarian lingkungan.

"Danau Toba tidak perlu labelisasi halal atau tidak halal. Karena selama ini sudah berjalan baik. Makanan halal sudah tersebar di Danau Toba. Kalau mau mendongkrak pariwisata Danau Toba tutup perusahan perusak lingkungan," ujarnya.

"Keramba jaring apung diangkat. Truk loging meganggu kenyamann dihentikan. Suruh buat jalan sendiri. Jangan kenyamanan pariwisata baik-baik saja tiba-tiba ada labelilasi ini. Kurang bijak Gubsu ini," tambahnya.

Ratusan Masyarakat Medan Antusias Nonton Film Legendaris Bintang Ketjil Tahun 1963 CGV Focal Point

Pucuk Coolinary Festival Kukuhkan Medan Sebagai Kota Kuliner

Dihadiri Chef dari Manado dan Bali

Di akun media sosialnya, Togu Simorangkir terus mempromosikan acara yang hendak digelarnya ini. 

Setiap perkembangan tentang acara ini pun selalu dipostingnya di akun media sosialnya, baik instagram maupun facebook.

Perkembangan terkini yang disampaikannya adalah soal keterlibatan chef dari Manado dan Bali.

Terkhusus Chef dari Bali menyampaikan bahwa mereka akan menyuguhkan Babi Guling khas Bali.

"Tuhan itu kerjanya ajaib.

Baru ditelepon Dejavu Group di Bali. Babi Guling Bali akan ada di Festival Babi Danau Toba. Sekaligus mereka secara sukarela menjadi juri lomba masak babi guling.

Begitu juga dari Menado akan datang 4 chef yang akan meramaikan Festival Babi Danau Toba di Muara, 25-26 Oktober 2019.

Mau nangis rasanya. Terpujilah Tuhan.

Mari kita BERGEMBIRA di Festival Babi Danau Toba," tulis Togu Simorangkir di akun media sosialnya.

Tidak hanya menyampaikan perkembangan soal para peserta yang akan datang di acara, Togu juga menyampaikan soal penggalangan dana untuk acara ini.

Eldin Ingin Kota Medan Jadi Basis Sepakbola

Jokowi: Freeport dan Gas Bintuni Beri Rp 26 Triliun, Kita Kembalikan ke Papua Rp 92 Triliun

"Puji Tuhan.

Sudah diterima donasi untuk mendukung Festival Babi Danau Toba 1.0 sejumlah Rp. 9.500.007 
Dana yang dibutuhkan sejumlah Rp. 75.050.000 (Perincian bisa dilihat di foto ya)

Biaya event ini sangat kecil bila dibandingkan dengan event-event yang pernah diselenggarakan di Danau Toba. Namun harapannya dampak ekonomi ke masyarakat lokalnya bisa 3 kali lipat.

Piala disiapkan pemuda kreatif Muara. Babi lomok-lomok dibeli dari masyarakat Muara. Peserta lomba kuliner akan membeli daging babi dan bumbu-bumbunya dari masyarakat. Perlengkapan memasak juga disewa peserta lomba dari masyarakat.

Belum lagi hotel, homestay, transportasi dan restaurant serta souvenir lokal, teratak, soundsystem, panggung, jasa penginapan babi yg dari luar daerah akan memberikan perputaran ekonomi kerakyatan Muara yang tidak sedikit.

Mari kita gotong royong memenuhi dana ini dengan mengirimkan donasi dan Sponsorship ke :

Chris Desina Sianturi
Bank BRI
336901027054530

Bukti transfer tolong dikirim ke 085271066644

Nantinya para donatur dan Sponsor akan disebutkan (bila berkenan) selama acara berlangsung.

Oh iya Parhobas Festival Babi Danau Toba 1.0 ini tidak digaji ya. Cukuplah logistik parhobas ditanggung. Ini bentuk partisipasi kami menggerakkan ekonomi kreatif kerakyatan di Muara.

Yang ingin mengetahui event lebih lanjut bisa menghubungi Direktur Muara Inspirasi, Ishak Aritonang di nomor 0853-6279-2115.

Mari kita bergembira di Festival Babi Danau Toba 1.0 yang akan dilaksanakan di Muara, 25-26 Oktober 2019. 
Kalo tulisanku itu ngga cocok aku jadi dokter. Makanya aku memilih jadi petani #BosLebay (Beras Organik, Sapi, Lele, Bebek, Ayam). PERHATIAN

Dana event Festival Babi Danau Toba 1.0 hanya melalui satu rekening ini saja. Kami Parhobas tidak bertanggung jawab bila ada yang menggalang dana dengan rekening lain," tulis Togu di akun Instagramnya.

(mak/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved