Komandan Sebar Pesan Positif selama Krisis Wabah
Komunitas komikus Medan, Komandan, membuat tantangan membuat karya bertajuk #SumutLawanCorona.
"Komandan dibentuk atas dasar inisiatif para komikus-komikus muda Kota Medan agar mempunyai sebuah wadah yang dapat menampung kreatifitas dalam berkarya khususnya komik. Dan dalam usaha untuk menciptakan atmosfer industri kreatif dalam bidang komik, novel grafik, cerita bergambar di Kota Medan sendiri," ungkap pendiri Komandan, Dodi Pratama.
Dodi menjelaskan bahwa komunitas yang beranggotakan 83 orang ini rutin mengadakan pertemuan sebagai wadah mentoring dan diskusi.
"Gathering ini dilakukan secara santai di lokasi yang berbeda-beda sesuai dengan saran dan kesepakatan anggota komunitas, biasanya kami menyelenggarakannya pada hari Minggu di ruang publik seperti taman perkotaan," jelas Dodi.
Dodi menuturkan bahwa komunitas ini tidak hanya sebagai wadah untuk penyaluran hobi namun juga mengasah bakat ke arah profesional.
"Yang cukup membedakan komandan, komunitas ini bertujuan menumbuhkan industri komik di kota Medan. Artinya, kita tidak hanya mengajak teman-teman untuk menyalurkan hobi nya atau bersenang-senang tapi juga menjadikan komikus (pembuat atau kreator komik) sebagai profesi yang mampu menghasilkan bagi teman-teman di kota Medan," jelasnya.
Anggota Komandan, Dody mengatakan bahwa setelah bergabung mereka disarankan membuat akun komik pribadi.
"Setelah bergabung dengan Komandan tentu baiknya sih kita punya akun Komik kita sendiri. Karena karya komik kita harus di-publish bukan untuk konsumsi pribadi lagi ,supaya karya komik kita juga semakin berkembang," ujarnya.
Dodi menuturkan bahwa tantangan terberat dalam menjadi komikus adalah mempertahankan konsistensi diri.
"Tantangan terberatnya adalah ketika teman-teman dihadapkan dengan konsistensi berkarya, dalam membuat komik dibutuhkan kemampuan menyusun cerita dan skill menggambar yang mumpuni agar komik menarik untuk dibaca. Kebanyakan komikus di kota Medan memiliki hasrat yang rencana yang tnggi di awal, akan tetapi ternyata kemampuan nya belum cukup ketika berada di industri komik. Kebanyakan dari komikus tumbang (hiatus) di tengah jalan," ungkap Dodi.
Selain konsistensi diri, Dodi juga menuturkan bahwa hal yang sering dialami dan sulit ketika harus tetap konsisten dalam mengerjakan komik adalah melawan rasa ego diri sendiri.
"Bagian yang paling sulit adalah melawan ego diri sendiri, soalnya kebanyakan komikus perfeksionis dan moody. Bisa jadi cerita yang udah dibikin dirombak-rombak terus sampai akhirnya butuh waktu yang lama untuk bisa selesai dan rilis," tuturnya. (cr13)