Pakar Hukum Tata Negara Blak-blakan Sasar Stafsus Milenial Jokowi yang Rontok, Singgung Ali Ngabalin
Mulanya, Refly menyinggung dua dari tujuh Stafsus Milenial telah mengundurkan diri dari jabatannya, yakni Belva Devara dan Andy Taufan Garuda Putra.
"Ada kesan bahwa Pemerintahan Jokowi atau Presiden Jokowi sendiri ingin memamerkan tujuh anak muda yang dianggap berprestasi, hebat secara akademik, lulusan Hardvard, berhasil dalam bisnisnya, pantas diganjar dengan jabatan tinggi staf khusus presiden," lanjutnya.
Deretan Artis yang Banting Setir Jadi PNS, Jabatan Tinggi selepas Tinggalkan Panggung Hiburan
Ekonom Rizal Ramli Menyasar Prabowo Subianto yang Diam-diam Menghemat Uang Negara Rp 50 Triliun
Deretan Fakta Han So Hee Sang Pelakor The World of Married yang Semakin Tenar, Beredar Foto SMA
Sering Disebut Settingan, Atta Halilintar Ungkap Status Hubungannya dengan Aurel, Irfan Hakim Kaget
Ahmad Dhani Beri Julukan Baru untuk Istrinya saat Masak Bareng, Mulan Jameela Lontarkan Protes
Foto Jadul Ashanty Tersebar, Bentuk Bibirnya Disoroti dan Dianggap Berbeda dengan Sekarang
Sehingga, Refly turut mempertanyakan pejabat-pejabat yang sering muncul di depan publik, Ali Mochtar Ngabalin.
"Bayangkan atau bandingkan atau misalnya juru bicara juru bicara yang sering berada di luar, bicara seperti Ali Mochtar Ngabalin misalnya."
"Jabatannya secara struktural tidak tinggi karena dia hanyalah tenaga ahli kedeputian," ungkap Refly.
Pakar Tata Hukum Negara lulusan Universitas Notre Dame, Amerika Serikat ini juga mengaku bekum tahu tingkat jabatan Ali Mochtar Ngabalin.
"Jadi kalau pakai struktural, kalau yang namanya staf khusus presiden eselon I A, kemudian staf khusus menteri, atau staf khusus kepala KSP misalnya itu eselon I B."
"Rekan saya Ali Mochtar Ngabalin enggak tahu eselon berapa di dalam struktur lingkar Istana tersebut," katanya.
Melanjutkan pernyataannya, Refly lantas memuji prestasi-prestasi tujuh Stafsus Milenial Jokowi.
