Curhat Perawat di RS GL Tobing, Dijauhi Tetangga dan Disuruh Tak Usah Pulang Sampai Pandemi Berakhir
Tak sedikit dari petugas medis mendapatkan perlakuan tidak mengenakkan dari lingkungan dan tetangga-tentangga sekitarnya.
Ia mengaku ingin mengetahui lebih dalam mengenai penyakit jenis baru ini serta cara penanganannya.
"Karena memang saya tertarik dengan kasus virus yang tergolong baru ini. Jadi waktu itu ada rekrutmen relawan pertamanya di Jakarta, saya izin kepada keluarga untuk ikut tapi tidak diizinkan. Terus yang ke dua waktu itu saya lihat ada selebaran rekrutmen untuk penanganan di Batam, saya mau ikut juga tapi juga tetap tidak diizinkan sama keluarga," ungkap lelaki dengan nama Teddy Soaloon Purba ini kepada Tri bun Medan, Minggu (26/4/2020).
Meski tak kunjung bisa merealisasikan keinginannya untuk berjibaku langsung dengan wabah virus baru ini, niat baik Teddy ternyata didengar Yang Maha Kuasa.
Pada malam harinya, dirinya mendapat telepon dari Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Mahsur Alhazkiyani yang memberikan kabar tentang rekrutmen relawan untuk Satgas penanganan Covid-19 di Sumut.
"Malamnya sekitar pukul 22.00 WIB saya ditelepon sama Ketua PPNI Sumut, Pak Mahsur, dikabarinya kalau sedang butuh relawan untuk penanganan Covid-19 di Sumut. Jadi saya langsung bersedia dan mendaftarkan diri. Itu langsung disuruh datang bimbingan teknis (Bimtek) di hari Minggunya. Itu dari 200 perawat yang dibutuhkan waktu itu yang datang hanya sekitar 25 an orang," terang Teddy.
"Di bimtek itu turut serta juga dari kalangan lainnya seperti dokter umum dan spesialis, psikolog, semuanya diajarkan bagaimana standar prosedur operasional yang tepat, bagaimana memakai APD, bagaimana menangani pasien, dan semua hal teknis lainnya dibahas di sana," tambahnya.
Teddy mengaku alasan dirinya memiliki keinginan yang sangat kuat untuk menjadi bagian dari tim medis penanganan Covid-19 adalah karena dirinya ingin memberikan penyuluhan kepada orang-orang terdekatnya secara khusus dan masyarakat pada umumnya mengenai apa sebenarnya Covid-19 itu dan bagaimana penanganannya.
"Supaya enggak jadi momok di masyarakat. Saya pengin memberikan penyuluhan kesehatan kepada keluarga, tetangga-tetangga dan orang-orang terdekat supaya mereka paham dan tidak takut berlebihan lagi. Itu sih yang membuat saya ingin sekali jadi bagian di tim penanganan covid-19 ini," katanya.
Teddy kini bertugas di Rumah Sakit GL. Tobing PTPN II Tanjung Morawa Kabupaten Deliserdang.
Larangan dari orang tua dan keluarga juga didapatkannya dan ia mencoba untuk memberikan pemahaman agar niatnya untuk bertugas tetap bisa dilangsungkan.
"Waktu selesai Bimtek kan langsung dibagi tim tempat bertugas nya. Di situ keluarga juga sebenarnya melarang, tapi coba saya beri pengertian. Mereka takut nanti kalau saya terkena dan pemakaman nya tak boleh dihadiri orang-orang. Saya coba selalu yakinkan mereka kalau saya akan sehat-sehat saja di sini," ujar Teddy.
(cr14/tri bun-medan.com)