Sebelumnya Tak Punya BPJS, Warga Binjai Ini Berhutang Rp 67 Juta di RS Grand Med Lubukpakam
Andi Irawan sudah habis-habisan atas biaya pengobatan anaknya ini karena diakui ia dan istri sebelumnya tidak terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan
Penulis: Indra Gunawan | Editor: Truly Okto Hasudungan Purba
TRI BUN-MEDAN.com, MEDAN - Andi Irawan (23), warga Lingkungan III Kelurahan Jati Utomo Kecamatan Binjai Utara, Kota Binjai berhutang Rp 67 juta kepada pihak RS Grand Med Lubukpakam Kabupaten Deliserdang atas biaya pengobatan anaknya yang baru lahir, Aliska Nadia.
Hingga saat ini Andi beserta istrinya Sulistiawati (22) masih kebingungan untuk melunasi pembayaran.
Anaknya yang belum genap berusia satu bulan sudah menjalani dua kali operasi di rumah sakit dan saat ini masih mendapatkan perawatan intensif di ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU) Grand Med Lubukpakam.
Saat diwawancarai, Andi Irawan menyebut dirinya sudah habis-habisan atas biaya pengobatan anaknya ini karena diakui ia dan istri sebelumnya tidak terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan.
• Kantor BPJS Kesehatan Medan Tutup Sementara, Banyak Warga Belum Tahu dan Tetap Datang
Dikatakannya, anaknya lahir tanpa anus dan mempunyai masalah di bagian tenggorokan.
Selain terhutang dengan rumah sakit ia pun menyebut juga punya hutang di luar karena musibah ini.
"Total uang yang sudah keluar ada Rp 25 juta juga. Itu untuk biaya operasi pertama dan lain-lain lah. Untuk operasi pertama kena Rp 10 juta. Uangnya kudapat dari jual sepeda motor. Terus untuk yang lain-lain ya minjam-minjamlah sama saudara. Sekarang di rumah sakit ada biaya Rp 67 juta lagi. Belum tahulah cemana mau bayarnya. Saya kernet bangunannya," ujar Andi Irawan saat ditemui di rumah sakit Grand Med, Senin (27/7/2020).
Saat diwawancarai, mata Andi tampak sayup. Selama anaknya sakit ia pun kurang tidur. Di rumah sakit ia dan istri terus memantau perkembangan kesehatan anaknya. Dijelaskan kalau anak pertamanya itu lahir dengan normal tanpa operasi.
"Tanggal 29 Juni lahir anakku ini. Pertama di klinik dekat rumah lahirannya dan kakak yang jadi bidannya. Awalnya belum tahu kami kalau anusnya tidak ada. Tahunya pada saat di kasih susu enggak lama kemudian mukanya membiru dan sempat disedot lagi susunya dan hilang baru kemudian di cek, di situlah baru tahu," ucap Andi.
• Suami Istri Ini Kuras Tabungan Ibu Angkat Rp 60 Juta Bermodus Urus BPJS Kesehatan
Karena kondisi seperti itu, lanjut Andi anaknya itupun mereka larikan ke rumah sakit Djoelham Binjai.
Karena tidak ada mesin ventilator anaknya itupun setengah jam kemudian di rujuk ke rumah sakit Grand Med.
Diakui bahwa saat itu pihak rumah sakit ada menawarkan beberapa lokasi rujukan seperti Adam Malik dan Murni Teguh. Namun karena kakaknya merasa punya ada kenalan dengan dokter di RS Grand Med ia pun sepakat untuk dirujuk ke rumah sakit Tipe B ini.
"Tapi sebelum ke rumah sakit ini (Grand Med) anakku ini sempat kami bawa ke rumah sakit Bina Kasih, inisiatif kami saja mana tahu ada ventilator nya. Saat itukan kami pikir jauh kali rumah sakit ini. Karena enggak ada juga kami bawa pulang ugalah satu malam ke rumah. Baru karena paginya panasnya tinggi dibawa ke Djoelham lagi. Setelah turun panasnya disitulah dipastikan semua harus ke RS Grand Med dan kami pun berangkatlah,"ucap Andi.
Andi mengaku merasa terbantu karena dari teman-temannya ada juga memberikan bantuan dana. Selama ini ia menyebut masih tinggal bersama orang tuanya. Istrinya juga hanyalah ibu rumah tangga.
Istriku dulu punya BPJS Kesehatan yang dari pemerintah saat masih ikut sama mertua. Tapi mertua sempat dapat kerjaan di pabrik dan kami pun sudah buat Kartu Keluarga. Kami pikir istriku masih aktif BPJS Kesehatannya tapi rupanya sudah mati," katanya.
• Layanan di Kantor BPJS Kesehatan Medan Akan Kembali Dibuka, Ini Jadwalnya