Update Covid19 Sumut 15 Agustus 2020
BREAKING NEWS: Tanggapan Dinas Kesehatan, 30 Tenaga Medis RSU Haji Positif Corona dan Keluhan APD
Dinas Kesehatan Sumut menanggapi laporan keluhan tenaga medis yang menggunakan baju azmat dan masker secara berulang.
Penulis: Victory Arrival Hutauruk | Editor: Salomo Tarigan
Terakhir, ia meminta agar selanjutnya ada tindakan dari pihak rumah sakit dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid19 di Sumut untuk bisa mendengarkan keluh kesah mereka dengan memberikan APD yang lengkap di setiap harinya.
"Kami minta kami itu diberi kelengkepan APD yang sesuai standart setiap harinya tanpa harus disterilkan. Kamipun rela bekerja bertaruh nyawa untuk merawat pasien Covid19 apabila kami diperlengkapi dengan APD dengan benar. Kami juga minta diberikan insentf selayaknya dengan puding dan jam istirahat yang cukup dengan," sebutnya.

Direktur Rumah Sakit Umum Haji Medan, dr Khainir Akbar Yusuf menyebutkan bahwa dirinya meminta agar dikonfirmasi ke Dinas Kesehatan.
"Nah udah itu-itu aja, tanya sama Dinas Kesehatan lah itu, udah ada beritanya itu," ungkapnya kepada T ribun, Kamis (13/8/2020).
Khainir mengungkapkan bahwa dirinya tak ingin dikonfirmasi terkait kabar tersebut.
"Enggak perlu lagi konfirmasi, udah ada itu, ya dek enggak perlu konfirmasi, lanjutlah-lanjut," cetusnya langsung mematikan komunikasi telefon.
Dinas Kesehatan Sumatera Utara menegaskan pihaknya sudah memberikan imbauan untuk langkah memutus penyebaran Covid19 di RS Haji Medan.
Kadis Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, dr Alwi Mujahit Hasibuan menyebutkan sudah memberiakn masukan terhadap pihak Rumah Sakit Haji terkait langkah-langkah yang dapat diambil.
"Kita sudah memberikan masukan sama orang itu. Tapi itukan tergantung orang itu yang apa, sampai sekarang belum ada sikap orang itu. Cobalah kesana lah langsung," tutur Alwi kepada T ribun, Kamis (13/8/2020).
Ia menyebutkan bahwa pihak Dinas sudah memberikan rekomendasi apakah perlu dilakukan langkah penutupan sementara atau penutupan sebagian.
"Saran kita sudah kita kasih, merekan harus menilai sampai sejauh mana tingkat penyebarannya disitu. Kemungkinan untuk ditutup sementara tidak tertutup, artinya melihat tingkat penyebarannnya. Kita menyarankan lakukan ini-lakukan ini, bagaimana penerapannya diawasi, nanti ketahuan apa kelemahananya sampai bisa sebanyak itu. Baru bisa diputuskan apakah nanti ini akan ditutup, ditutup sebagian, atau mengurangi tenaga yang masuk atau apa," beber Alwi.
Namun, ia menyebutkan hingga hari ini pihaknya belum mendapatkan laporan balasan dari pihak rumah sakit sejak 10 Agustus lalu melakukan peninjauan.
"Pada Senin lalu tim dari dinas kesehatan provinsi sudah kesana untuk melakukan peninjauan secara langsung dan menilai apa yang terjadi disana dan seperti apa kira-kira langkahnya yang harus dilakukan. Namun, sampai hari ini laporan belum ada ke kita. Kita menunggu laporan resmi orang itu, kita udah minta sama orang itu. Saya enggak ngerti udah dilakukan apa belum, yang pasti belum dapat laporan resmi," tuturnya.
Alwi mengakui pihak Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 bisa saja mengambil langkah, namun pihaknya belum mau melakukannya karena yang mengetahui kondisi dari rumah sakit tersebut adalah pihak manajamen yang bersangkutan.
"Diakan harus ada sikap, kita bisa saja mutuskan itu dari Gugus Tugas bisa, cuman kan sebaiknya mereka yang putuskan. Karena mereka yang lebih tahu sebenarnya tingkat persoalan dan masalahnya seperti apa kan mereka yang lebih paham," tuturnya.
(vic/t ribun-medan.com)