Tak Dinyana, China Diam-diam Bangun Pangkalan Militer Canggih di Dekat Indonesia, hanya 652 Km
Tujuan didaratkan pesawat sipil itu bukan mengangkut wisatawan tetapi untuk ujicoba pendaratan pesawat pembom jarak jauh AU China, Xian H-6N.
Selain di Fiery, China juga membangun pangkalan militer di Mischief dan Subi Reef dengan kapasitas hampir sama.
TRIBUN-MEDAN.com - Awal tahun 2020 ini, China mengklaim 80% wilayah Laut China Selatan sebagai milik mereka.
Untuk membuktikan klaim mereka, China telah membangun pangkalan-pangkalan militernya di sana.
Apalaginya nyatanya pembangunan pangkalan militer ini tentu untuk mendukung klaim Nine Dash Line China.
Tapi karena China bersitegang dengan Vietnam, Filipina, Malaysia, Taiwan serta Brunei, mereka langsung memutar otak.
Di mana China dipaksa untuk segera mungkin membangun postur angkatan perang yang kuat.
Selain membangun berbagai alutsista, China juga harus menjaga kehadiran mereka di kawasan sengketa dengan melakukan patroli baik dari AL maupun Coast Guardnya.
Selain itu, China juga membangun berbagai pangkalan militer di sana dan salah satunya bernama Fiery Cross Reef atau Yongshu Reef.
Mengutip Time, Fiery Cross Reef ialah terumbu karang yang terletak di Kepulauan Spratly.
Awal mula bercokolnya China disitu saat UNESCO pada tahun 1987 sepakat agar negeri Panda membangun Sistem Pengamatan Permukaan Laut Global (GLOSS).
Konstruksi pembangunan stasiun cuaca itu lantas selesai pada Agustus 1988 dan memang digunakan untuk kepentingan kemanusiaan.
Namun sialnya, UNESCO tak sadar jika kemauan China membangun stasiun cuaca di sana.
Karena ada udang di balik batu, yakni memperkuat posisi mereka di masa depan ketika mengklaim Laut China Selatan sebagai milik mereka.
Usai terlanjur, lambat laun China melakukan reklamasi besar-besaran di Fiery Cross Reef untuk membuat pulau buatan.
Tujuannya jelas, mengubah atau menambah kapasitas agar menjadi pangkalan militer modern.
