Breaking News

Program Unggulan Indonesia Ini Pernah Disalahgunakan Terhadap Masa Depan Kaum Wanita di Timor Leste

Ketika program unggulan yang didanai Bank Dunia justru disalahgunakan terhadap para wanita Timor Leste.

http://www.easttimor.org.uk/
(ilustrasi) perempuan Timor Leste 

TRIBUN-MEDAN.com - Konflik dan kelaparan bukan satu-satunya cerita kelam yang terjadi antara tahun 1975 sampai 1999, saat Timor Leste menjadi bagian dari Indonesia.

Kebanyakan pria Timor Leste pro-kemerdekaan mungkin akan terjun ke medan perang bersenjata, sementara para wanita justru terjun ke 'medan perang' lainnya.

Sebuah pengalaman yang akan meninggalkan luka bagi mereka, juga disebut menghancurkan keluarga masa depan Timor Leste.

Ketika program unggulan yang didanai Bank Dunia justru disalahgunakan terhadap para wanita Timor Leste.

Baca juga: Daftar Kekayaan Lee Kun-hee, Bos Samsung yang Tutup Usia 78 Tahun Kena Serangan Jantung

Jembatan BJ Habibie di Timor Leste
Jembatan BJ Habibie di Timor Leste (Kementrian PUPR via Tribun Travel)

Dikutip Tribunmedan.com dari Intisari.grid.id, wanita Timor Leste disebut menjadi korban kekerasan dan pelecehan seksual selama invasi Indonesia.

Itu berlanjut hingga masa integrasi Timor Leste dengan Indonesia, saat Timor Leste menjadi provinsi ke-27 Republik Indonesia.

Melansir easttimor.org.uk, Pada tahun 1975, perempuan Timor Lorosa'e merasakan beban dari beberapa pelanggaran HAM yang paling mengerikan yang dilakukan oleh militer Indonesia.

Dilaporkan mereka diperkosa di hadapan anggota keluarga, dipaksa menikah dengan tentara Indonesia, disiksa dengan sengatan listrik, dilecehkan secara seksual, dan disterilkan secara paksa.

Baca juga: Kepling VIII Kelurahan Titih Rantai Kaget Dengar Ada Mayat Bersimbah Darah di Teras Rumah Warga

Fase pertama dimulai sejak invasi Indonesia pada tahun 1975 dan berlanjut hingga pertengahan 1980-an.

Tentara Indonesia memperkosa dan menghamili wanita dan gadis Timor Leste, memutilasi wanita hamil, dan secara diam-diam mensterilkan mereka.

Kemudian di fase kedua, sterilisasi berlanjut dengan mengabaikan penderitaan mereka.

Fase kedua ini berlangsung hingga akhir 1990-an, melihat lebih jauh sterilisasi rahasia dan kontrasepsi paksa bagi perempuan Timor-Leste

melalui program pengendalian populasi yang didanai Bank Dunia, Programa Keluarga Berencana (dikenal sebagai program KB).

Baca juga: Persiapan PON XXI, Dispora Sumut Lakukan Penataran Wasit Cabor Petanque

Negara-negara Barat mengabaikan penderitaan perempuan Timor-Leste.

Program KB melanggar sejumlah deklarasi PBB tentang hak asasi manusia, juga melanggar kebebasan beragama perempuan.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved