Cara Tak Nalar Agen Mossad, Halalkan Cumbui Wanita Asing, Demi Gali Informasi dari Musuh

Menurut Haaretz, berhubungan badan dihalalkan oleh Rabbi Ari Schvat (seorang ulama dalam komunitas Yahudi).

ist
Ilustrasi agen Mossad tawarkan berhubungan intim ketika menjalankan misi. 

Setiap kali Haddad menggosok giginya, sejumlah kecil racun bekerja melalui gusi ke aliran darahnya.

Sedikit demi sedikit, Haddad mulai mati rasa.

Teman-temannya di Palestina menghubungi polisi rahasia Jerman Timur yang menerbangkannya ke rumah sakit di Berlin Timur.

Sepuluh hari kemudian, darah keluar dari setiap lubang, sehingga Haddad meninggal dalam kesakitan. Para dokter bingung. Namun di Israel, Mossad memberi selamat kepada dirinya sendiri atas pekerjaan yang dilakukan dengan baik.

Mahmoud al-Mabhouh, Kepala Petugas Logistik Hamas

Pada Januari 2010, tim yang terdiri dari beberapa lusin agen Mossad terbang ke emirat dengan paspor palsu, mengenakan wig, dan kumis palsu.

Menyamar sebagai turis dan pemain tenis, beberapa dari mereka bahkan membawa raket, agen Mossad ini masuk ke sebuah kamar di Hotel Al-Bustan yang mewah.

Di sana mereka menunggu buruan mereka, Mahmoud al-Mabhouh. Segera setelah al-Mabhouh masuk ke kamarnya, mereka menangkapnya dan menggunakan alat ultrasonik berteknologi tinggi untuk menyuntikkan racun ke lehernya bahkan tanpa merusak kulitnya.

Petinggi Hamas ini meninggal dalam tempo beberapa saat. Empat jam kemudian, sebagian besar agen Mossad, sudah terbang dari Dubai.

Ali Hassan Salameh

Ali Hassan Salameh, juga salah satu pria paling dicari di dunia. Salameh adalah Kepala Operasi Black September, kelompok warga Palestina yang membunuh 11 atlet Israel di Olimpiade Munich, Jerman tahun 1972.

Mossad ingin dia mati, tapi jejaknya menjadi dingin. Lalu datanglah keajaiban. Di Lillehammer, Norwegia, seorang agen rahasia Israel melihat Salameh di sebuah kafe. Kemudian kabar sampai ke Tel Aviv dan regu pembunuh dikumpulkan.

Pada 21 Juli, ketika Salameh dan pacarnya turun dari bus dalam perjalanan pulang dari bioskop, para pembunuh menunggu di sebuah Volvo sewaan.

Mereka melompat keluar dari mobil, melepaskan delapan tembakan, melompat kembali ke mobil mereka dan memekik, meninggalkan target mereka dalam genangan darah.

Namun, ternyata mereka telah membunuh orang yang salah. Bukan Salameh, tapi Ahmed Bouchikhi, seorang pelayan Maroko dengan istri yang sedang hamil tua.

Buntutnya, polisi Norwegia menangkap enam agen Israel. Lima menjalani hukuman di Norwegia, meskipun semuanya dibebaskan dengan cepat di bawah kesepakatan rahasia.

Tapi akhirnya Mossad dapat membuktikan diri. Mereka kemudian bisa mendapatkan Salameh.

Pada 22 Januari 1979, Salameh baru saja meninggalkan apartemennya di Beirut ketika seorang agen wanita Israel, mengawasi dari balkonnya, menekan tombol dan sebuah bom mobil raksasa merobek jalan.

Operasi pertama Mossad

Mossad banyak membunuh tokoh Palestina, seperti beberapa orang di atas. Namun ternyata, orang pertama yang meninggal dalam catatan Mossad bukanlah pejuang Palestina atau ekstremis sayap kiri.

Itu adalah seorang polisi Inggris, yakni Detektif Inspektur Tom Wilkin dari Aldeburgh di pantai Suffolk. Musim gugur 1944, Wilkin berada di Yerusalem, di mana dia bertugas untuk menindak gerilyawan zionis.

Pada bulan September 1944, ketika dia sedang berjalan-jalan, seorang anak laki-laki yang duduk di luar toko kelontong melemparkan topinya--pertanda bahwa target berada dalam jangkauan.

Beberapa saat kemudian, dua pemuda Yahudi melepaskan tembakan dengan revolver. Wilkin 'berhasil berbalik dan menarik pistolnya,' seorang penyerang, David Shomron, bisa ditembak. Namun, kemudian Walkin jatuh. 'Semburan darah keluar dari dahinya, seperti air mancur.'

Gagal membunuh Yasser Arafat

Pada peristiwa pembunuhan Arafat, Mossad menyewa psikolog kelahiran Swedia untuk mencuci otak seorang tahanan Palestina agar membunuh Yasser Arafat.

Psikolog memilih tahanan yang cocok dan menghabiskan tiga bulan menghipnotisnya dengan pesan sederhana: 'Arafat buruk. Dia harus disingkirkan '.

Tahanan yang hanya dikenal sebagai Fatkhi itu dilatih untuk mengambil gambar Arafat, yang disembunyikan di sebuah ruangan yang disiapkan khusus.

Pada 19 Desember 1968, tim Mossad menyelundupkan Fatkhi ke seberang Sungai Jordan, tempat dia seharusnya menyusup ke markas Arafat.

Lalu mereka menunggu. Lima jam kemudian, berita datang. Fatkhi tidak membuang waktu. Dia langsung pergi ke kantor polisi dan menuduh Mossad mencoba mencuci otaknya. Operasi itu pun gagal total.

(*)

Artikel ini telah terbit di GridHot.Id dengan judul; Daftar Mengerikan Pembunuhan yang Pernah Dilakukan Agen Mossad, Intel Sadis Israel yang Dijamin Bunuh Siapapun Targetnya Demi Nama Negara, Tokoh-tokoh Palestina Jadi Incaran dan Intisari dengan judul : Berhubungan Badan dengan Orang Asing Halal Dilakukan Saat Misi, Beginilah Cara-Cara Tak Nalar Agen Mata-Mata Israel Mossad Untuk Mendapat Informasi dari Musuh

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved