KEJAM Anak Tikam Ibunya 200 Kali, Potong Lidah & Penggal Kepala, Malah Dinyatakan Tak Bersalah
Seorang wanita dinyatakan tidak bersalah setelah membunuh dan memenggal kepala ibunya sendiri.
TRIBUN-MEDAN.com - Seorang wanita dinyatakan tidak bersalah setelah membunuh dan memenggal kepala ibunya sendiri.
Melansir Mirror.co.uk, Jessica Camilleri (27) tidak dinyatakan bersalah atas pembunuhan setelah berkeras bahwa dia mengalami gangguan mental selama serangan itu.
Jessica menikam ibunya Rita yang berusia 57 tahun sampai 200 kali di Sydney, Australia, pada Juli tahun lalu, memotong lidahnya, bola mata, dan hidungnya.
Sebelum aksi keji itu, Jessica dan Rita dusebutkan terlibat perdebatan besar.
Polisi menemukan tubuh Rita di dapur rumahnya, sementara kepalanya dibuang di halaman depan tetangga.
Jessica bahkan bertanya apakah ibunya dapat dihidupkan kembali jika kepalanya disambungkan kembali dan jantungnya mulai kembali.

Jessica Camilleri menikam ibunya 200 kali dan membuang kepalanya ()
Baca juga: Sadis, Tiga Balita Digorok Ibunya Pakai Parang di Bagian Leher, Pelaku Tidur di Samping Jenazah
Jaksa Tony McCarthy mengatakan kepada hakim ucapan Jessica yang menyebut, "Saya terus menikam dan menikam dan menikamnya, saya melepas kepalanya."
Pengadilan mendengar bagaimana Camilleri diduga memiliki riwayat melecehkan dan berulang kali mengancam orang secara acak melalui telepon, termasuk ancaman untuk memenggal kepala mereka dengan pisau.
Rita ditikam oleh putrinya setelah bertengkar ()
Adiknya, Kristy Torrisi, mengatakan kepada pengadilan bahwa Jessica sebelumnya pernah menyerang seorang bibi dan ibu mertuanya dengan menjambak rambut mereka.
"Terdakwa memiliki sejarah panjang menyerang orang. Korban acak, ada juga anggota keluaraga," kata jaksa McCarthy.
Juri juga diberi tahu bahwa Camilleri menyukai film-film tema kekerasan, termasuk The Texas Chainsaw Massacre dan Jeepers Creepers.
Baca juga: REKAMAN Video Rombongan Gubernur Tendang dan Pukul Pengendara di Jalanan Jakarta
Rita sangat putus asa untuk membantu putrinya sehingga sempat membayar 2.500 dolar untuk mengeluarkan setan dari tubuhnya.
Camilleri telah didiagnosis menderita disleksia, ADHD, kecacatan intelektual "ringan sampai sedang" dan gangguan spektrum autisme, dan saudara perempuannya mengatakan dia pernah diintimidasi di sekolah.
Pengacaranya mengatakan dia menderita gangguan mental yang disebabkan oleh penyakit kejiwaan pada saat pembunuhan itu.
Setelah itu dia menelepon layanan darurat dan memberi tahu mereka bahwa dia bertindak untuk membela diri.
Dia mengklaim ibunya telah menjambak rambutnya, menyeretnya ke dapur dan mencoba menusuknya terlebih dahulu, ABC News melaporkan.
Camilleri akan dijatuhi hukuman pada Februari tahun depan. (sal/tribun-medan.com)

