News Video
3 FAKTA Kisruh Demokrat, Peran 4 Mantan Prajurit hingga Hubungan Senior-junior Purnawirawan TNI AD
Kisruh Partai Demokrat tak bisa terlepas dari hubungan senior-junior di TNI AD, mulai SBY, Moeldoko, AHY dan terakhir Gatot Nurmantyo
Penulis: Hendrik Naipospos | Editor: Hendrik Naipospos
TRIBUN-MEDAN.COM - Kisruh Partai Demokrat tak bisa terlepas dari hubungan senior-junior di TNI AD.
Paling mentereng adalah hubungan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Moeldoko dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Terakhir ramai dibahas sosok Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.
Keempat mantan prajurit ini memiliki peran masing-masing di kisruh Partai Demokrat, kecuali Gatot Nurmantyo yang mengaku menolak tawaran kudeta AHY.
Berikut 3 Faktanya:
1. SBY Mohon Ampun ke Tuhan
Presiden Keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingat memori beberapa tahun lalu saat dirinya melantik Moeldoko menjadi KSAD dan Panglima TNI.
Hal ini disampaiklan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu setelah Moeldoko terpilih sebagai Ketum Partai Demokrat hasil KLB Deliserdang.
Moeldoko mengkudeta anak SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Ia lantas menyampaikan mohon ampun kepada Tuhan di hadapan foto almarhum Sang Ibunda dan Istrinya.
"Rasa malu dan rasa bersalah saya, yang dulu beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatan kepadanya. Saya memohon ampun ke hadirat Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa atas kesalahan saya itu," ujar SBY dalam konfrensi pers yang digelar di kediaman pribadinya, Puri Cikeas, Bogor, Jumat (5/3/2021).
Menurut SBY, banyak pihak merasa tidak percaya bahwa Moeldoko bersekongkol dengan orang dalam Partai Demokrat dan tega melakukan kudeta.
"Sebuah perebutan kepemimpinan yang tidak terpuji jauh dari sikap kesatria dan nilai-nilai moral. Dan hanya mendatangkan rasa malu, bagi perwira dan prajurit yang pernah bertugas di jajaran TNI," ujar SBY.
Sebelumnya Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, motif Moeldoko dalam merebut kepemimpinan partai tidak berubah.
"Memang sejak awal motif dan keterlibatan KSP Moeldoko tidak berubah," ucap AHY di kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi 41, Jakarta Pusat.