News Video

3 FAKTA Kisruh Demokrat, Peran 4 Mantan Prajurit hingga Hubungan Senior-junior Purnawirawan TNI AD

Kisruh Partai Demokrat tak bisa terlepas dari hubungan senior-junior di TNI AD, mulai SBY, Moeldoko, AHY dan terakhir Gatot Nurmantyo

 'Pusaran tiga jenderal TNI AD' istilah ini merebak saat mantan Panglima TNI Moeldoko turut serta melengserkan anak Presiden Keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dari posisi Ketum Demokrat.

Satu jenderal yang berada dalam pusaran ini adalah mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.

Berbeda dengan seniornya, Gatot Nurmantyo mengaku menolak tawaran kudeta Agus Harimurti Yuidhoyono (AHY).

Pengakuan mengagetkan ini disampaikan Gatot di channel YouTube Bang Arief, sebelum KLB Partai Demokrat di Deliserdang, Sumatera Utara, 5 Maret 2021.

Gatot Nurmantyo menolak tawaran Ketum Partai Demokrat karena mengingat jasa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di karir militernya.

"Saya dibesarkan oleh dua presiden, Pak Susilo Bambang Yudhoyono dan Pak Jokowi. Lalu nilai apa (kudeta AHY), dibicarakan waduh itu anak gak beradab uda dijadikan KSAD sama ini, anaknya (AHY) menjabat malah digantiin karena ambisi," ucap Gatot Nurmantyo.

Video pernyataan Gatot:

Baca juga: Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo Tolak Kudeta AHY karena Jasa SBY, Moeldoko Malah Jadi Aktor Utama

Baca juga: BERLATAR Foto Istri dan Ibunya, SBY Mohon Ampun ke Tuhan Usai Moeldoko Kudeta AHY di KLB Deliserdang

Keputusan Gatot Nurmantyo ini berbeda dengan seniornya, Jenderal (Purn) Moeldoko.

Jenderal (Purn) Moeldoko yang dilantik SBY menjadi KSAD dan Panglima TNI malah malah terlibat dalam kudeta AHY.

Moeldoko setuju menjabat Ketum Demokrat hasil KLB Deliserdang pada 5 Maret 2021.

(hen/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved