Wawancara Eksklusif
Persaingan Skill dan Penguasaan Teknologi, BBPLK Medan Siapkan Kualitas dan Kompetensi Pencari Kerja
Memang sasarannya adalah mereka yang sudah di luar dari pendidikan formal, karena itu yang bisa dilatih di tempat kami.
Penulis: Angel aginta sembiring |
Kira-kira apakah pemerintah, dalam hal ini termasuk lewat BBPLK, sudah memiliki jalan keluarnya?
M : Ya ini memang tantangan sekaligus juga sebenarnya peluang, yang bisa dimanfaatkan oleh bangsa kita dengan di tahun 2030 itu diperkirakan akan memasuki puncak bonus demografi di mana masyarakat kita mayoritas nantinya 60 persen itu adalah usia produktif, jadi dua hal adalah yang harus kita pastikan bahwa komposisi penduduk yang seperti ini.
Yang pertama kita harus memastikan bahwa ada lapangan kerja yang tersedia buat mereka dan karena itu tugas kita semua dunia usaha termasuk pemerintah juga tentu di dalam untuk bagaimana menciptakan peluang lapangan pekerjaan dan peluang usaha buat para usia produktif ini. Yang kedua yang tidak kalah pentingnya adalah selain lapangan pekerjaan yang harus kita siapkan, adalah bagaimana menyiapkan kompetensi untuk bisa bersaing di pasar kerja.
Karena kalaupun ada lapangan kerja tapi kompetensi mereka tidak ada, menjadi persoalan tersendiri yang tadi bahasanya itu adalah bencana demografi.
Jadi kami hadir sebagai bagian dari pemerintah Kota Medan menyiapkan bagaimana usia produktif ini benar-benar mempunyai kompetensi yang cukup untuk bisa bersaing memperebutkan lapangan pekerjaan tidak hanya domestik tapi saya kira saat ini juga kita punya peluang yang sama untuk masuk pasar kerja global.
T : Mungkin triknya pak untuk menambah skill-skill tenaga kerja kita itu seperti yang bapak tadi bilang banyaknya di bawah pendidikan SMA dan SMP. Bagaimana mengupdate skill mereka untuk bisa masuk ke lapangan kerja itu dan tidak kalah bersaing dengan yang lain?
M : Ya saat ini dengan kita juga masuk dalam era industri 4.0 yang distrupsi industri luar biasa, ya tentu memang bagaimana menyiapkan tenaga kerja yang siap masuk ke industri dengan kami selalu menamainya dengan empat skill yang harus dimiliki.
Yang pertama yang bersangkutan itu memang harus mempunyai teknikal skill, artinya ketika ia memilih sebuah talenta apa saja, ia harus bebas untuk di bidang tersebut itu yang kita sebut dengan teknikal skill. Mereka harus mampu menekuni untuk bisa mendapatkan bebas, tapi yang tidak kalah pentingnya juga yang selalu kita dengarkan yaitu yang bersangkutan juga harus punya soft skill.
Kami selalu berdiskusi dengan kawan-kawan industri dan selalu salah satu yang mereka sampaikan yaitu selain memang dia punya keterampilan, kemampuan, kompetensi yang tinggi tapi yang tidak kalah pentingnya juga adalah bagaimana ia mempunyai sikap yang baik, perilaku yang baik, kedisiplinan, kejujuran, dan bagaimana bisa bekerja dalam tim.
Kemudian juga tidak kalah pentingnya yaitu dalam dunia digital adalah bagaimana setiap orang mempunyai gadget atau disebut digital skill.
Selanjutnya dengan industri yang melemah karena pandemi saat ini kemampuan untuk melakukan wirausaha secara mandiri atau entrepreneur ini juga menjadi bagian yang mesti menjadi perhatian BBLPK Kota Medan dan semua BBPLK.
Keempat komponen ini kita berikan kepada para peserta pelatihan dengan harapan mereka bisa survive untuk masuk ke pasar kerja yang semakin kompetitif.
Kadang-kadang kita mendengar kawan-kawan dari industri menyampaikan mereka lebih senang menerima orang yang dari sisi skillnya bagus ketimbang jago tapi sosialnya agak kurang mendukung itu artinya, soft skill ini juga menjadi bagian yang sangat penting seiring dengan pengalaman hardskill itu juga akan mengalami peningkatan.
T : Antara lain mungkin dapat lebih mengerucut kepada program yang diberi nama triple skilling. Program ini telah sukses membangun barisan pencaker yang solid di Jerman. Triple skill terdiri dari skilling, up-skilling, dan re-skilling. Barangkali bapak bisa menjelaskan mengenai triple skilling ini?
M : Salah satu kebijakan yang dijalankan oleh Kementerian Ketenagakerjaan dalam rangka merespons permasalahan ketenagakerjaan yang tadi kita sudah bahas apa yang kita sebut dengan Tripel skill ini ada diarahkan untuk kawan-kawan yang baru selesai dari pendidikan fresh graduate yang fakta di lapangan menunjukkan bahwa banyak di antara kawan-kawan kita sudah selesai, sudah tamat, sudah wisuda tapi nampaknya belum begitu yakin untuk masuk ke dalam pasar kerja, mereka-mereka inilah yang perlu dibekali kembali melalui pendekatan skilling untuk melakukan semacam skill basement untuk mereka betul-betul siap masuk ke dunia kerja.