KETIKA Kopassus Terlibat Kontak Senjata di Papua yang Berujung Tewasnya 2 Komandan KBB-OPM
Kontak senjata terjadi antara pasukan gabungan TNI berhadapan dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Penulis: AbdiTumanggor | Editor: AbdiTumanggor
Kombes Iqbal melanjutkan, dalam perburuan itu pasukan TNI-Polri mengamankan sejumlah barang bukti. Di antaranya, satu helm militer, sebuah dokumen, berbagai senjata tajam, panah, dan satu unit ponsel.
Pasukan TNI-Polri kini juga telah menguasai wilayah Tagalowa.
Di sana satu orang tewas ditembak. Namun belum bisa dievakuasi.
Baca juga: Pesan Tegas Mantan Ephorus Dr SAE Nababan Sebelum Tutup Usia: Tidak Perlu Militer Mengurus Papua
"Satu orang belum dapat dievakuasi," ujar Kombes Iqbal.
Adapun, barang bukti yang diamankan setelah menguasai Tagalowa yaitu tiga bendera bintang kejora, satu buku cetak Menuju Papua Baru oleh Dr. Benny Giay. Selain itu, empat kapak, tiga linggis, empat parang, satu palu, 46 anak panah dan satu busur.

Victor Yeimo (kiri) yang ditangkap Satgas Operasi Nemangkawi (kiri). Foto Victor Yeimo dan Veronica Koman di Gedung PBB Jenewa beberapa waktu lalu. (Kolase Tribun-Medan.com/IST)
Baca juga: 7 Catatan Hitam Victor Yeimo di Papua: Mendapat Sokongan Dana dari Oknum Pejabat
Dalam pemberitaan Tribun-Medan.com sebelumnya, Polri telah menangkap Victor Yeimo, rekan dari DPO Veronica Koman, atas tuduhan beberapa kerusuhan sipil paling serius dalam beberapa dekade yang meletus pada 2019.
Pemerintah telah mengumumkan bahwa KKB di Papua secara hukum teroris dan bisa dituntut berdasarkan sejumlah legislasi kontraterorisme yang keras.
Menanggapi perburuan habis anggota KKB di Papua, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menegaskan, bahwa pemerintah tidak akan melanggar nilai-nilai HAM dalam menangani persoalan KKB di Papua.
Menurut mantan Panglima TNI ini, hal tersebut merupakan pesan penting yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo dalam Sidang Kabinet Paripurna yang berlangsung pada Selasa (27/4/2021) lalu.
“Bapak Presiden sudah pesan kepada Kapolri dan Panglima TNI, untuk wanti-wanti terhadap persoalan HAM. Namun demikian persoalan KKB harus ditangani secara terukur, secara proporsional dengan pendekatan penegakan hukum,” ungkap Moeldoko dalam konferensi pers Festival HAM 2021 secara daring di Gedung Bina Graha Jakarta, Rabu (28/4/2021) lalu.
Baca juga: Juru bicara OPM Sebby Sambom Tanggapi Pemerintah yang Melabeli KKB/OPM sebagai Teroris
Baca juga: Perlawanan KKB setelah Dilabeli Teroris: Bakar Sekolah dan Puskesmas, Jalan dan Jembatan Diputus
Selain terus melakukan perburuan terhadap anggota separatis KKB di Papua, Moeldoko juga mengakui telah melakukan dialog bersama para tokoh agama, budaya, dan masyarakat asli Papua.
Ia berharap, dialog yang dilakukan secara terus menerus ini bisa menyelesaikan persoalan penanganan KKB secara tepat dan tidak mengorbankan banyak pihak.
Penanganan lebih keras dan terukur ini dilakukan pemerintah karena KKB telah melakukan tindakan-tindakan yang masuk ke dalam kategori tindakan terorisme seperti, membunuh guru, membakar sekolah, dan mengintimidasi masyarakat.
“Kegiatan-kegiatannya sudah ke kegiatan terorisme karena memunculkan rasa tidak aman, rasa takut yang terbangun berlebihan di masyarakat karena pembunuhan. Bahkan Bupati Puncak merasa aneh, karena sudah mulai membunuh kepada warga asli Papua. Ini ada kecenderungan hal-hal yang baru yang lebih keras,” pungkas Moeldoko.
Baca juga: Memalukan Deklarator Pembebasan Papua Benny Wenda Tak Diakui KKB, Tapi Tetap Mengemis ke Negara Lain
(*/TRIBUN-MEDAN.COM/ KOMPAS.COM)
Artikel sebagian telah tayang di Kompas.com dengan judul:Ada Kopassus dalam Baku Tembak yang Tewaskan 2 KKB di Papua