Gurihnya Cimpa Matah, Kue Khas Karo Yang Tidak Dimasak

Dalam bahasa Indonesia Matah artinya mentah, alasan diberinya nama tersebut, karena proses pembuatan Cimpa Matah memang tidak dimasak

Editor: Ayu Prasandi
IST
Cimpa Matah yang siap disantap 

"Terus ditumbuk sampai betul-betul menyatu semua bahannya. Bahkan terkadang sampai terasa panas Cimpa Matahnya.

Kalau sudah benar-benar menyatu tinggal disajikan saja, langsung bisa dimakan," ucapnya.

Dikatakan Anisa, biasanya masyarakat Karo menyimpan Cimpa Matah dalam sumpit Karo, yakni keranjang berukuran kecil yang terbuat dari anyaman pandan lalu dibagikan ke anggota keluarga.

"Kita enggak buat bentuknya kayak kue-kue biasa, cuma dikepal-kepal pakai tangan saja. Lalu dibagikan ke keluarga dalam sumpit," ucapnya.

Baca juga: Resmi Mempersunting Citra Monica Hari Ini, Ifan Seventeen Ungkap Alasan Pilih Tanggal Pernikahan

Cara membuat cimpa matah berwarna putih juga sama, hanya yang warna putih tidak ditambahkan gula merah, sehingga rasa yang dominan adalah asin dan pedas dari lada hitam.

Meski demikian kata Anisa porsi Cimpa Matah harus diperhatikan dengan baik karena makanan satu ini hanya tahan 24 jam.

"Porsinya dibuat sesuatu kebutuhan lah ya, karena ini kan pakai bahan-bahan alami gak ada pengawet. Jadi biasanya besok udah basi," pungkasnya.

Perlu diketahui bahwa di hari-hari tertentu, penjual Cimpa Matah dapat dijumpai di pajak Berastagi. Namun makanan ini memang biasanya cukup sulit ditemukan.

(cr21/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved