Viral Medsos

VIRAL Huruf 'P' Logo KPK di Gedung Merah Putih Rusak, Netizen Kaitkan dengan Kondisi KPK Saat Ini

Baru-baru ini media sosial dihebohkan dengan pemandangan kondisi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Editor: Liska Rahayu
Tribunnews.com
Gedung KPK 

"Saya merasa saya tidak hanya mendapatkan rezeki dari KPK, kok."

"Saya keluar dari KPK juga tidak ada masalah, kok."

"Tapi ketika terus dihina demikian, terus-terusan ini kadang kala saya merasakan bahwa ini sangat keterlaluan loh," bebernya.

Pernah Diminta Mundur

Upaya sejumlah pihak untuk menyingkirkan Novel Baswedan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), ternyata telah berlangsung sejak 2016 silam.

Novel mengaku pernah ditemui seseorang yang enggan disebutkan namanya.

Dalam pertemuan itu, Novel diminta mundur secara sukarela dari lembaga anti-rasuah, lantaran banyak yang tak suka.

"2016 bahkan saya itu pernah diminta untuk keluar dari KPK."

"Saya katakan kenapa harus keluar dari KPK?"

"Katanya ada orang-orang tertentu yang enggak suka di KPK," kata Novel dalam diskusi 'Blak Blakan Bareng Novel Baswedan' yang ditayangkan YouTube Public Virtue Institute, Minggu (20/6/2021).

Novel menolak permintaan mengundurkan diri sebagai penyidik KPK.

Baca juga: NOVEL BASWEDAN - 2 Mata Hampir Buta akibat Penyerangan Air Keras, Novel Dihina Orang Berperkara

Baca juga: Novel Baswedan Prihatin, Kondisi 75 Pegawai KPK Dibikin Lebih Jelek Dibandingkan Koruptor

Ia mengaku tak masalah jika banyak orang tidak menyukai dirinya dalam memberantas korupsi.

"Saya katakan saya di sini bukan untuk membuat orang lain suka atau apa ya, karena memberantas korupsi pasti tidak disukai oleh koruptor."

"Jadi kalau berantas korupsi harus membuat koruptor suka, saya kira itu tidak mungkin terjadi," tuturnya.

Novel kemudian menjelaskan tugasnya sebagai penyidik KPK bukan untuk mengejar karier.

Dia rela meninggalkan kariernya di Polri, untuk dapat memberantas korupsi di lembaga anti-rasuah.

"Saya katakan bahwa saya di KPK ini bukan ingin mencari karier."

"Bisa dibayangkan, saya dari anggota Polri, bahkan saya lulusan Akabri, terus kemudian yang kariernya harusnya sangat luar biasa, banyak diharapkan orang untuk bisa berkarier di sektor kepolisian dengan melalui Akabri, tapi kemudian saya tinggalkan," bebernya.

KPK, kata Novel, baginya kesempatan berjuang demi bangsa dan negara untuk kepentingan masyarakat, salah satunya dengan memberantas korupsi di Indonesia.

"Saya mau menggunakan kesempatan yang saya punya untuk berjuang membela kepentingan negara memberantas korupsi."

"Tapi yang terjadi upaya membungkus kebusukan seolah-olah adalah, ayo kita lawan, ada radikalisme talibanisme yang mau merusak NKRI," ucapnya.

Novel menduga para koruptor membungkus narasi adanya talibanisme dan radikalisme di KPK, untuk mendapatkan simpati masyarakat.

Novel Baswedan
Novel Baswedan (KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG)

Nantinya, kata Novel, narasi tersebut membuat masyarakat membiarkan pelemahan dan penyerangan terhadap KPK.

Padahal, narasi ini merupakan buatan para koruptor untuk dapat simpati masyarakat.

"Yang terjadi koruptor ini sepertinya belajar, mungkin dia riset."

"Dia bungkus kebusukannya untuk berbuat korupsi dengan cara seolah-olah mengatakan bahwa di KPK itu banyak radikalisme."

"Ketika berbicara radikalisme itu berbicara sekitar 2017 atau 2016."

"Itu-itu awal mula disebutkan radikalisme talibanisme dan lain-lain," bebernya.

Novel menuturkan, upaya koruptor melemahkan KPK selalu gagal, karena dukungan dan penolakan masyarakat yang besar.

Itulah kenapa, katanya, para koruptor mencari cara untuk mendapatkan simpati masyarakat, seiring melemahkan KPK.

Caranya, kata Novel, menggunakan isu radikalisme dan talibanisme yang ada di KPK.

Namun, ia meyakini masyarakat sudah cerdas memahami pola-pola pelemahan KPK yang dilakukan para koruptor.

"Kalau kita perhatikan upaya untuk pelemahan KPK dilakukan itu seringkali gagal karena dukungan masyarakat yang luar biasa."

"Karena kita paham bahwa masyarakat itu tahu kok bahwa korupsi itu betul-betul menganggu, akibatnya langsung maupun tidak langsung," paparnya.

(*/Tribun-Medan.com)

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Viral Huruf 'P' dalam Tulisan Logo KPK di Gedung Merah Putih Rusak, Netizen: Pertanda Apa?

Sumber: Warta kota
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved