Materi Belajar Sekolah

Materi Belajar IPA SMP: Proses Terjadinya Pelangi dan Jenis-jenisnya

Materi belajar sekolah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Sekolah Menengah Pertama (SMP) tentang proses terjadinya pelangi dan jenis-jenisnya

Tribun Medan
Dua pria berswafoto dengan latar belakang fenomena alam pelangi di kawasan Jalan Wahid Hasyim, Medan, Sumatera Utara, Rabu (29/7/2020). Fenomena alam munculnya pelangi tersebut terjadi karena proses pembiasan sinar matahari ke tetesan air hujan sehingga menimbulkan bermacam deretan warna.TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI 

Ini diproduksi oleh cahaya yang telah dipantulkan dari dua titik berbeda di belakang drop sebelum muncul ke udara.

Pelangi tingkat tinggi sangat lemah, sehingga jarang terlihat. Cahaya bisa tercermin lebih dari sekali.

Sinar keluar dari pusatnya pada sudut 50 derajat untuk warna merah, efek ini menghasilkan pelangi sekunder yang warnanya terbalik dibandingkan dengan primer.

Sekunder memiliki 43 persen total kecerahannya dari yang utama, namun kecerahan permukaannya lebih rendah karena cahaya yang disebarkan di atas sudut yang lebih tinggi.

Primer dan sekunder bersifat konsentris. Pelangi bukanlah hanya serangkaian cincin berwarna.

Langit di dalamnya terang karena tetesan air hujan, sinar cahaya yang menjalani refleksi di tetesan hujan

Area antara primer dan sekunder lebih gelap dari langit sekitarnya yang disebut “Alexander’s dark band”.

Dalam kasus lain Zona Alexander tampak gelap karena tidak ada sumber cahaya yang tersebar di sudutnya.

4. Supernumerary bows

Pelangi jenis ini biasanya punya warna hijau, merah muda, dan ungu yang dominan.

Supernumerary bows terjadi ketika terkena tetesan air hujan terkena pelangi utama dengan ukuran kecil dan seragam. Jumlah dan jaraknya dapat berubah dari menit ke menit.

5. Lunar rainbow

Pelangi tidak hanya disebabkan oleh matahari, juga bisa terjadi karena bulan. Ini dinamakan lunar rainbow.

Pelangi hanya membutuhkan tetesan air dan sumber cahaya.

Bulan purnama bisa memiliki cahaya yang cukup terang. Cahaya ini dapat dibiaskan oleh tetesan hujan seperti yang terjadi pada matahari.

(*/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved