News Video
DEKLARASI Perang, Rusia Umumkan Gencatan Senjata, China Peringatkan Amerika Serikat
Menurut China, pengiriman senjata ke Ukraina yang dilakukan oleh AS dan Barat secara terus-menerus bisa memperburuk perang.
Dengan resminya deklarasi perang tersebut, para warga sipil dan pemerintah segera diminta untuk melakukan evakuasi.
TRIBUN-MEDAN.COM - Invasi Rusia ke Ukraina sudah memasuki hari ke-14 atau sudah dua minggu.
Terbaru, Rusia resmi mengumumkan gencatan senjata sebagai deklarasi perang terhadap Ukraina.
Selain itu, China memperingtakan Amerika Serikat dan Barat soal pengiriman senjata ke Ukraina.
Menurut China, pengiriman senjata ke Ukraina yang dilakukan oleh AS dan Barat secara terus-menerus bisa memperburuk perang.
Baca juga: Pasukan dan Tank Rusia Membeku Karena Suhu Dingin Akibat Cuaca Buruk, Suhu Turun hingga -20 Derajat
Hal itu disampaikan oleh utusan China kepada PBB.
Dikabarkan dalam operasi Putin selama dua minggu ini, pasukannya di pinggiran Kyiv, Amerika Serikat dan sekutu NATO telah memasok puluhan ribu senjata mematikan ke Ukraina.
Berbagai jenis senjata dikirimkan, mulai dari senjata anti pesawat yang diluncurkan dari bahu dan roket anti tank serta masih banyak senjata lainnya.
Selain itu, kini Rusia resmi mengumumkan gencatan senjata dan deklarasikan perang.
Keputusan tersebut diumumkan pada Selasa (8/3/2022) malam waktu setempat.
Dengan resminya deklarasi perang tersebut, para warga sipil dan pemerintah segera diminta untuk melakukan evakuasi.
Baca juga: Rusia-Ukraina Setujui Gencatan Senjata Selama 12 Jam di 6 Daerah Ini, Warga Sipil Diizinkan Evakuasi
Baca juga: Zelensky Kasi Kode Menyerah pada Rusia, Ingin Bertemu Putin dan Tak Mau Lagi Gabung NATO
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, dengan adanya pengumuman gencatan senjata tersebut, mulai pukul 10.00 Waktu Moskwa (07.00 GMT) pada (9/3/2022), Federasi Rusia menyatakan 'rezim diam' dan siap untuk menyediakan koridor kemanusiaan.
"Mulai pukul 10.00 Waktu Moskwa (07.00 GMT) pada 9 Maret 2022, Federasi Rusia menyatakan 'rezim diam' dan siap untuk menyediakan koridor kemanusiaan," katanya.
Hal ini dilakukan sebgai tanggung jawab atas operasi kemanusiaan di Ukraina.