Rakyat Sri Lanka Marah Kekurangan Makanan dan Listrik, Presiden Cari Utangan ke China-India
Lebih dari 5.000 orang mengadakan pawai protes di ibukota Sri Lanka dekat rumah Presiden Gotabaya Rajapaksa untuk menuntut agar dia mundur.
TRIBUN-MEDAN.com - Ribuan warga unjuk rasa di ibu kota Sri Lanka, Kolombo, Kamis (31/4/2022) malam, setelah berminggu-minggu mengalami krisis ekonomi yang mengerikan.
Lebih dari 5.000 orang mengadakan pawai protes di ibukota Sri Lanka dekat rumah Presiden Gotabaya Rajapaksa untuk menuntut agar dia mundur.
Unit polisi paramiliter, Satuan Tugas Khusus, harus dikerahkan untuk meredam protes.
“45 orang ditangkap (44 laki-laki dan 1 perempuan) dan 5 polisi luka-luka termasuk seorang asisten pengawas kepolisia dan dirawat di rumah sakit menyusul aksi unjuk rasa di Mirihana, Nugegoda tadi malam. Satu bus polisi, 1 jeep polisi, 2 sepeda motor dibakar dan satu truk meriam air. rusak," kata juru bicara polisi seperti dilansir NDTV.
Pemerintah mengatakan bahwa protes itu diorganisir oleh kelompok ekstremis.
"Sebagian besar pelaku telah ditangkap," katanya.
Telah terjadi krisis pangan dan barang-barang penting, bahan bakar dan gas selama berminggu-minggu di Sri Lanka yang sedang bergulat dengan penurunan ekonomi terburuk sejak kemerdekaannya.
Pada hari Kamis, diesel tidak lagi tersedia sehingga membuat 22 juta orang di negara itu mengalami pemadaman listrik selama 13 jam dan membuat transportasi tidak bisa jalan.
Rumah sakit milik negara telah menghentikan operasi karena kekurangan obat-obatan.
Penjatahan listrik menghantam stasiun pangkalan telepon seluler dan memengaruhi kualitas telepon.
Bursa Efek Kolombo harus membatasi perdagangan setengah hingga dua jam, dan kantor meminta staf yang tidak penting untuk tinggal di rumah.
Lampu jalan sedang dimatikan untuk menghemat listrik, kantor berita Reuters melaporkan, mengutip seorang menteri.
Menjelang sore kemarin, masyarakat mulai berkumpul di jalan dekat rumah Presiden Gotabaya Rajapaksa, menuntut agar dia dan keluarganya "Pulang".
Kakak laki-laki Presiden, Mahinda Rajapaksa, menjabat sebagai perdana menteri sementara yang termuda, Basil Rajapaksa, memegang portofolio keuangan.
Kakak laki-laki tertua Chamal Rajapaksa adalah menteri pertanian sementara keponakannya Namal Rajapaksa memegang jabatan kabinet untuk olahraga.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/protes-sri-lanka-krisis-ekonomi.jpg)