Pelaku Ternyata Ayah Tiri Pacarnya, Motif Asmara Menyeruak di Balik Tewasnya Calon Dokter di Malang

Dugaan motif asmara di balik pembunuhan mahasiswa kedokeran UB Malang ini menyeruak ketika pelaku utama pembunuhan itu tertangkap.

Istimewa/Surya Malang
Kolase pelaku dan korban pembunuhan. Pelaku ternyata ayah tiri korban hingga menimbulkan dugaan ada motif cinta terlarang dalam kasus pembunuhan mahasiswa kedokteran di Malang itu. 

"Tadi, sudah saya tanyakan ke Polda Jatim, dan memang benar penangkapannya dilakukan di wilayah Kota Malang. Namun untuk lokasi pastinya dimana, saya tidak tahu," ujar Bayu Febrianto Prayoga nya saat dihubungi, Jumat (15/4/2022).

Ia menjelaskan, penangkapan tersebut dilakukan langsung oleh tim Jatanras Polda Jatim.

"Yang menangkap dari Jatanras Polda Jatim. Penangkapan itu tidak berkoordinasi dengan kami (Satreskrim Polresta Malang Kota), karena mungkin sifatnya yang situasional," ungkapnya.

Ia juga menerangkan, terduga pelaku yang ditangkap di wilayah Kota Malang berjumlah satu orang.

"Saat tadi saya tanyakan ke Polda Jatim, satu terduga pelaku terakhir ditangkap di Kota Malang. Namun, untuk peran dari terduga pelaku yang ditangkap tersebut dan ada berapa terduga pelaku yang diamankan, bisa langsung konfirmasi ke Jatanras Polda Jatim," tandasnya.

Berawal dari Penemuan Mayat

Terungkapnya kasus pembunuhan itu berawal dari penemuan mayat di tepi jalan di Pasuruan.

Belakangan diketahui, Bagus Prasetya Lazuardi merupakan seorang mahasiswa aktif yang berkuliah di jurusan kedokteran sebuah kampus terkemuka di Malang.

Saat ditemukan pertama kali oleh para saksi dan penyidik kepolisian, di lahan kosong, Dusun Krajan, Purwodadi, Pasuruan, pada Selasa (12/4/2022).

Mayat dokter muda ini, ditemukan dalam keadaan kondisi kulit tubuh berubah warna menjadi menghitam.

Kemudian, terdapat beberapa bercak darah yang telah mengering membekas di tangan kirinya.

Diduga kuat, korban tewas karena dibunuh. Hal itu ditengarai dari posisi letak mayat itu pertama kali ditemukan.

Yakni ditutupi semak-semak, yang diduga bertujuan untuk mengaburkan keberadaan mayat.

Namun sepintas hanya terlihat dan tangan dan kaki sebagian dari kejauhan.

Saat diidentifikasi oleh Tim Inafis Polres Pasuruan, mayat masih mengenakan pakaian lengkap.

Yakni memakai jaket hitam, dan celana jeans hitam. Kemudian, arloji masih melingkar di pergelangan tangannya, sabuk, serta uang tunai Rp150 ribu.

Namun, barang berharga lain milik korban yaitu mobil Innova yang terakhir dikendarai korban dan ponsel miliknya raib, tidak ditemukan di lokasi penemuan mayat.

(*/ Tribun-Medan.com)

Artikel ini sudah tayang di Surya Malang

Sumber: Surya Malang
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved