Akhirnya Ziath Ngaku Juga, Pelaku Pembunuhan Calon Dokter, Kesal Baca Chat Korban ke Anak Tirinya

Ziath Ibrahim nekat melakukan pembunuhan setelah membaca chat dari korban kepada putri tirinya.

Istimewa
ZI (dua dari kanan), terduga pembunuh mahasiswa kedokteran UB, Bagus Prasetya Lazuardi, saat takziah di rumah korban pada Rabu (13/4/2022). 

"Dan selama ketemu itu, tidak membahas yang aneh-aneh atau ada gelagat yang aneh. Hanya ngobrol seputar ponsel dan jual beli ponsel," bebernya.

Selama membuka usaha di Malang Plaza, kata Maher, Ziath dikenal sebagai sosok ramah dan rajin beribadah.

Setiap mendengar azan, Ziath akan langsung melaksanakan salat.

Ziath Ibrahim Bal Biyd (38) yang ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan mahasiswa kedokteran Universitas Brawijaya, Bagus Prasetya Lazuardi.
Ziath Ibrahim Bal Biyd (38) yang ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan mahasiswa kedokteran Universitas Brawijaya, Bagus Prasetya Lazuardi. (TribunJatim/ Luhur Pambudi)

"Orangnya rajin salat. Kalau sudah dengar suara azan, langsung salat sambil mengingatkan teman-teman di sini," jelasnya.

Sementara itu, pengakuan berbeda datang dari tetangga Ziath, Agus.

Agus, yang rumahnya berdekatan dengan Ziath, menyebut pelaku tak pernah berkempul dengan tetangganya.

"Dia itu (ZI) biasa dikenal warga dengan nama panggilan Han. Orangnya tidak mau kumpul sama tetangga," ujarnya kepada TribunJatim.com, Minggu (17/4/2022).

"Enggak pernah semrawung (akrab) sama tetangga. Orangnya tertutup," imbuhnya.

Titip Ibu pada Ketua RT

Saat menjalani rekonstruksi pembunuhan Bagus Prasetyo Lazuardi di kediamannya di Jalan Halmahera, Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Ziath Ibrahim sempat berpesan pada Ketua RT setempat, Rico Briliantino.

Rico mengatakan Ziath menitipkan sang ibu padanya.

"Anaknya itu (ZI) diberi waktu oleh polisi, lalu ia bilang ke saya tolong titip ibu," ujar Rico, Minggu (17/4/2022), dikutip dari SuryaMalang.com.

Rico sendiri diminta menjadi saksi pada rekonstruksi yang digelar pada Jumat (15/4/2022) lalu.

Saat rekonstruksi berlangsung, ibu Ziath menangis hingga harus dipindahkan ke rumah saudaranya.

Selama proses rekonstruksi, terlihat Ziath memasukkan pisau kecil dan palu ke dalam jok motor.

Setelahnya, Ziath menghubungi seseorang dan membuat janji untuk bertemu di daerah Sukun.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved