Cerita Soekarno Jalin Hubungan dengan Wanita, Namanya Disamarkan agar Orang di Istana tak Tahu
Presiden RI pertama Soekarno punya banyak kisah cerita terkait wanita yang dikaguminya.
"Setelah sesi santapan siang, Hartini didaulat oleh ibu-ibu untuk menghadap Soekarno dan menerima ucapan terima kasih," imbuh Samingan.
Hartini adalah orangnya, seorang janda beranak lima yang merupakan salah satu orang di balik hidangan lodeh yang telah memikat Soekarno.
Keayuannya membuat sosok nomer wahid di Indonesia itu kian terpikat.
"Lodeh yang tidak digoreng, dengan sedikit minyak, membuat Soekarno berpaling dan luluh pada sosok Hartini," ungkap Ahmad Rushanfichry, seorang pengajar dan pemerhati sejarah kepada National Geographic.
Berawal dari jabat tangan, tatapan mata lantas turun ke hati, begitulah yang digambarkan Samingan dalam tulisannya.
Seraya menjabat erat tangan Hartini, Soekarno bertanya tentang rumahnya, anaknya, dan kehidupan rumah tangganya.
Soekarno memahami bahwa Hartini telah resmi bercerai dengan Suwondo, mantan suaminya, saat masih berusia 28 tahun.
Baca juga: Syarat Damai Rusia dengan Ukraina hingga Permintaan Rusia kepada Negara Barat
Ia lantas menghidupi kelima orang anaknya sendirian sebagai juru masak.
Hartini adalah sosok yang banyak digambarkan dalam literatur sejarah sebagai sosok yang cantik dan memiliki unggah-ungguh kesopanan khas wanita Jawa yang berbudaya.
"Setelah pertemuan tersebut, Soekarno terbayang terus pesona Hartini," terusnya.
Suatu hari Soekarno yang terus memikirkan sosok Hartini, mulai terbangun dari lamunannya.
Ia bergegas menulis di secarik kertas yang berisikan sajak, "Tuhan telah mempertemukan kita Tien (Hartini), dan aku mencintaimu. Ini adalah takdir."
"Kata-kata mematikan diucapkan lewat surat yang dikirim kepada Hartini dikejauhan, membuat hati Hartini gelisah. Terlebih isi surat merayu dan mendayu membuat Hartini berbunga-bunga bercampur was-was," terang Samingan.
Pertemuan keduanya terjadi empat bulan setelah pertemuan pertama.
Pertemuan kedua sudah diatur, yakni pada acara peresmian teater terbuka Ramayana di Candi Prambanan, Jawa Tengah.