Korea Utara Umumkan Kasus Kematian Covid-19, Enam Orang Meninggal dengan Gejala Demam

Korea Utara mengkonfirmasi kematian pertama akibat Covid-19, setelah enam orang meninggal karena menderita demam, satu di antaranya positif Omicron.

STR / KCNA MELALUI KNS / AFP
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri Rapat Pleno ke-4 Komite Sentral ke-8 Partai Buruh Korea di Markas Besar Komite Sentral Partai di Pyongyang. Gambar tidak bertanggal ini dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada 1 Januari 2022. 

Korea Utara justru mengklaim telah mengendalikan Covid dengan menutup perbatasannya sejak awal Januari 2020.

Negara ini berbatasan darat dengan Korea Selatan dan China, yang sama-sama berjuang melawan wabah.

China sekarang berjuang untuk menahan gelombang Omicron dengan lockdown di kota-kota terbesarnya.

Pada hari Jumat, KCNA melaporkan bahwa pemimpin Korea Utara Kim Jong-un telah mengunjungi pusat kesehatan dan "belajar tentang penyebaran Covid-19 secara nasional".

KCNA menggambarkan situasi tersebut sebagai "krisis kesehatan masyarakat langsung".

Dalam pertemuan yang menguraikan aturan Covid-19 baru pada hari Kamis, Kim Jong Un terlihat mengenakan masker di televisi untuk pertama kalinya.

Ia memerintahkan kontrol virus "darurat maksimum", yang tampaknya mencakup perintah untuk penguncian lokal dan pembatasan berkumpul di tempat kerja.

Ada kekhawatiran wabah besar dapat mempersulit pasokan penting untuk memasuki negara itu, memperburuk kekurangan pangan dan ekonomi yang goyah.

Korea Selatan mengatakan pihaknya menawarkan bantuan kemanusiaan setelah wabah pertama diumumkan, tetapi Pyongyang belum menanggapi.

Pendapat Ahli

Jean Mackenzie, koresponden Seoul dari BBC berpendapat bahwa angka-angka yang disebutkan di atas mengindikasikan virus telah menyebar dengan cepat ke seluruh negeri, jauh melampaui ibu kota Pyongyang.

Hal itu membuat seluruh populasi 25 juta orang dalam bahaya.

Tidak ada yang divaksinasi, banyak yang kekurangan gizi, dan sistem perawatan kesehatan buruk.

Tetapi virus itu sendiri mungkin tidak memunculkan dampak terbesar.

Lockdown-lah yang justru dapat menimbulkan konsekuensi yang menghancurkan bagi orang-orang.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved