Pameran 'Kabar Bumi Setengah Windu', Refleksi Perubahan Bumi Akibat Pandemi Covid-19
Pameran itu digelar sebagai bentuk refleksi manusia atas keadaan bumi pada pra-pandemi hingga era-pandemi serta harapan untuk bumi pasca-pandemi.
Seniman Kurt A. Hoesli yang menceritakan dirinya saat kunjungannya ke Indonesia dan dihadapkan pada situasi lockdown di berbagai penjuru dunia. Membuatnya dihadapkan dengan pilihan keputusan bertahan di Indonesia atau kembali ke negara asalnya di Swiss.
Dengan karyanya berjudul Kunci Menerangi Jalan, ia menceritakan pilihannya tersebut dengan sebuah ikon kunci berbentuk keris yang memiliki kekuatan magis di dalamnya.
Diah Yulianti mengekspresikan perasaannya pada pandemi saat ini yang banyak merenggut nyawa manusia dengan makhluk tidak tampak namun mematikan, virus Corona. Melalui karyanya berjudul Yang Pulang, Tumbuh, menceritakan bahwa dengan kembalinya para roh kepada Sang Kuasa juga meninggalkan bibit-bibit baru yang menjadi generasi penerusnya.
Muhammad Fauzan juga menampilkan karyanya berjudul She’s Not Pink.
Denny Saiful Anwar dengan karyanya berjudul Me and My Thought, Muhammad Shodiq dengan karyanya berjudul Peralihan dan Ilham Karim dengan karyanya berjudul A Bigger Splash yang turut serta mengulik keadaan Bumi dalam empat tahun terakhir ini.
Para perupa tersebut mencoba menampilkan gagasan perubahan alam dan budaya manusia melalui 15 lukisan serta 2 instalasi.
Pameran ini diharapkan mampu merefleksikan kehidupan manusia bersama makhluk lainnya. Selain itu, pameran yang menjadi bagian dari Hari Bumi ini.
Bumi hanya satu dan harus dijaga serta diselamatkan. Manusia sebagai poros kehidupan di bumi, wajib berperan untuk merawat bumi melalui hati, intuisi dan pemikiran kritis.
(*/tribun-medan.com)
