Rusia vs Ukraina
PRESIDEN Jokowi Dikawal 39 Pasukan Elite, Rusia dan Ukraina Izinkan Paspampres Bawa Laras Panjang
Jokowi menjelaskan bahwa dirinya akan mengusung misi yang sama di dua negara tersebut, yaitu mengajak kedua pimpinan untuk membuka ruang dialog
Ancaman pertama, risiko colateral war atau dampak tak disengaja saat kunjungan. Karena Kyiv masih menjadi sasaran Rusia, bukan tidak mungkin pada saat kunjungan Jokowi bersamaan dengan serangan pesawat tempur atau rudal jarak jauh.
"Mungkin tidak ditujukan pada Presiden Jokowi, tapi karena berada di kota yang sama, harus waspada dampaknya," ujar Ridlwan.
Ancaman risiko yang kedua datang dari pihak pihak gelap yang tidak ingin kunjungan berhasil. Sebab, jika berhasil maka Jokowi dianggap mempermalukan mereka.
"Ini juga harus diwaspadai karena di medan perang, anonim army atau pasukan gelap bisa saja beroperasi, mereka berupaya mempermalukan Ukraina sebagai tuan rumah," ujar Ridlwan.
Ancaman risiko yang ketiga adalah saat kunjungan ke Moskwa, Rusia. Pihak Rusia harus benar-benar menjamin keamanan Jokowi dari pihak pihak anti Rusia yang tidak ingin hubungan Indonesia Rusia berjalan baik.
"Walaupun bukan medan perang, namun risiko di Kota Moskwa sama dengan Kota Kyiv," ujarnya.
Ridlwan meyakini tim pengamanan gabungan yang terdiri dari Direktorat B Bais, Direktorat 1 Luar Negeri BIN, Paspampres dan berbagai dukungan tim lainnya mampu membuat kunjungan bersejarah Jokowi lancar.
"Ini mirip dengan kunjungan Soeharto ke Sarajevo Bosnia pada Maret 1995, semoga semuanya aman dan sukses," ujarnya.
Sama halnya dengan pandangan pengamat militer Connie Rahakundinie Bakrie. Ia menyarankan agar Presiden Jokowi tidak bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Kiev.
"Saya saran bertemu di perbatasan saja, tidak perlu ke Kiev karena potensi force fight (terpaksa berperang) banyak sekali," ujar Connie seperti dikutip dari Kompas.TV, Jumat (24/6/2022).
Ia juga berharap ada pernyataan resmi dari Ukraina dan Rusia terkait tidak ada serangan untuk sementara atau gencatan senjata saat Presiden Jokowi berada di sana.
Menurut Connie, konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina tidak hanya melibatkan dua negara, melainkan juga NATO, yang terdiri dari banyak negara.
Connie berpendapat langkah Jokowi bertemu Presiden Rusia dan Ukraina meneruskan semangat Bung Karno yang ingin mendamaikan dunia.
Ia juga sudah menyampaikan kekhawatiran terkait keamanan Presiden Jokowi dalam kunjungan ke Menteri Luar Negeri.
"Menlu menjamin keamanan terjaga dengan baik. Saya berharap segala potensi force fight bisa ditekan karena yang bertanggung jawab bukan Ukraina dan Moskow, ini adalah perang NATO terhadap Rusia di tanah Ukraina," ucapnya.
