Afghanistan
SETELAH Bantuan Mengalir Pasca Gempa, Pemimpin Taliban Minta Dunia Jangan Ikut Campur di Afghanistan
Sebagaimana diketahui, pada 22 Juni 2022 lalu, gempa bumi melanda bagian timur Afghanistan.
Selain itu, sanksi terhadap badan-badan pemerintah dan bank Afghanistan telah memutus sebagian besar bantuan langsung untuk negara yang menghadapi krisis kemanusiaan, termasuk kelaparan.
Pemimpin Taliban Minta Bantuan Interansional
Pemimpin tertinggi Taliban, Haibatullah Akhundzadah, yang hampir tidak pernah muncul di depan umum, memohon kepada masyarakat internasional dan organisasi kemanusiaan untuk membantu orang-orang Afghanistan yang terkena dampak tragedi besar ini. Bencana gempa dahsyat itu menimbulkan lebih banyak kesengsaraan bagi warga Afghanistan.
Di Ibu Kota Kabul, Perdana Menteri Mohammad Hassan Akhund mengadakan pertemuan darurat di istana presiden.
Wakil Menteri untuk Penanggulangan Bencana di bawah pemerintahan Taliban, Sharafuddin Muslim, mengatakan, Afghanistan membutuhkan bantuan dari negara lain untuk mengatasi bencana gempa ini.
Dia mengakui bahwa, keterasingan penguasa Taliban dari dunia internasional membuat mereka sulit untuk menangani bencana.
“Ketika insiden besar seperti itu terjadi di negara mana pun, ada kebutuhan untuk bantuan dari negara lain. Sangat sulit bagi kami untuk dapat menanggapi insiden besar ini," ujar Muslim.
Jutaan orang Afghanistan menghadapi kelaparan dan kemiskinan yang meningkat.
Termasuk sistem kesehatan yang telah runtuh sejak Taliban kembali berkuasa.
Pengambilalihan itu menyebabkan terputusnya pembiayaan internasional yang vital, dan sebagian besar dunia tidak mengakui pemerintahan Taliban di Afghanistan.
PMI Akan Kirim Bantuan
Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) menegaskan PMI siap membantu warga terdampak gempa di Afghanistan.
Hal tersebut disampaikan JK usai menerrima Kuasa Usaha ad Intern Kedutaan Afghanistan Qais Barakzai di kediaman pribadi JK , Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, pada Jumat (24/6/2022).
“Soal bantuan kita selalu siap, tapi kita akan bicara lebih dahulu dengan Duta Besar Afghanistan dan Bulan Sabit Merah bagaimana cara membantu mereka,” kata JK dikutip dari situs resmi Palang Merah Indonesia (PMI).
Apalagi, kata JK, mereka tentu saja sangat membutuhkan bantuan dari semua pihak di tengah kondisi yang sudah sulit. Ditambah dengan bencana yang menyebabkan 1.000 orang meninggal dunia dan bencana banjir.
Lebih jauh JK memastikan bentuk bantuan PMI akan berbentuk dana dan besarannya akan dibicarakan dengan pengurus PMI.
JK juga memahami kondisi Afghanistan saat ini membutuhkan bantuan medis atau barang. “Di sana tidak mudah transportasi. Secara tenaga mereka cukuplah. Tapi mereka butuh dana untuk belanja kebutuhan di sana,” ujarnya.
