Afghanistan
SETELAH Bantuan Mengalir Pasca Gempa, Pemimpin Taliban Minta Dunia Jangan Ikut Campur di Afghanistan
Sebagaimana diketahui, pada 22 Juni 2022 lalu, gempa bumi melanda bagian timur Afghanistan.
“Tapi intinya kita akan bantu lewat Bulan Sabit Merah,” pungkas JK.
Setelah Bantuan Mengalir Pasca Gempa, Pemimpin Taliban Minta Dunia Jangan Ikut Campur di Afghanistan
Anehnya, pada Jumat (1/7/2022), Pemimpin tertinggi Taliban Hibatullah Akhundzada menyerukan agar dunia berhenti memberi tahu mereka bagaimana menjalankan Afghanistan.
Dia pun bersikeras bahwa hukum syariah adalah satu-satunya model untuk negara Islam yang sukses.
"Mengapa dunia mencampuri urusan kita?" tanyanya dalam pidato selama satu jam yang disiarkan oleh radio pemerintah Taliban sebagaimana dilansir AFP.
"Mereka mengatakan 'mengapa kamu tidak melakukan ini, mengapa kamu tidak melakukan itu?' Mengapa dunia ikut campur dalam pekerjaan kita?"
Sosok Akhundzada sendiri tidak pernah direkam video atau difoto di depan umum sejak Taliban kembali berkuasa pada Agustus 2021 lalu.
Dia diketahui hanya melalui satu foto tunggal tak bertanggal dan beberapa rekaman audio pidato, dan hampir tidak memiliki jejak digital.
Namun para analis mengatakan mantan hakim pengadilan syariah tersebut memiliki pegangan yang kuat pada gerakan tersebut. Dia juga menyandang gelar "Panglima Setia".
Pemimpin Taliban itu jarang meninggalkan Kandahar, tempat kelahiran dan jantung spiritual Taliban.
Dalam kemunculannya yang langka ini, dia berpidato di depan pertemuan besar para ulama di ibu kota Afghanistan yang dipanggil untuk mengikuti kekuasaan kelompok garis keras itu.
Lebih dari 3.000 ulama berkumpul di Kabul sejak Kamis (1/6/2022) untuk pertemuan tiga hari khusus laki-laki.
Kemunculan Akhundzada telah dikabarkan selama berhari-hari - meskipun media dilarang meliput acara tersebut.
Kedatangannya di aula pertemuan disambut dengan sorak-sorai dan nyanyian, termasuk "Hidup Imarah Islam Afghanistan", nama Taliban untuk negara itu.
Akhundzada tidak menyebutkan subjek yang banyak disorot dunia internasional soal hak-hak perempuan dalam pidatonya.
Sebagian besar pidatonya menyuruh umat beriman untuk secara ketat menjalankan prinsip-prinsip agama dalam kehidupan dan pemerintahan.
