Berita Internasional

Sejumlah Negara Dalam Bahaya Kebangkrutan, Bakal Susul Sri Lanka, Indonesia Klaim Aman

Krisis ekonomi berkepanjangan yang melanda Sri Lanka diprediksi bakal ikut dialami sejumlah negara berpenghasilan rendah lainnya.

(Photo by Ishara S. KODIKARA / AFP) (AFP/ISHARA S. KODIKARA)
Pengendara mengantre untuk membeli bahan bakar di stasiun bahan bakar perusahaan minyak Ceylon di Kolombo pada 15 Mei 2022. - Kekurangan makanan, bahan bakar dan obat-obatan, bersama dengan rekor inflasi dan pemadaman yang berkepanjangan, telah membawa kesulitan besar bagi 22 juta orang di negara itu. (Photo by Ishara S. KODIKARA / AFP) (AFP/ISHARA S. KODIKARA) 

TRIBUN-MEDAN.com - Krisis ekonomi berkepanjangan yang melanda Sri Lanka diprediksi bakal ikut dialami sejumlah negara berpenghasilan rendah lainnya.

Negara-negara seperti Laos, Myanmar hingga Pakistan saat ini tengah mengalami lonjakan harga bahan makanan dan bahan bakar untuk warganya.

PBB pada bulan lalu merilis laporan bertajuk Crisis Response Group menyebut lebih dari separuh negara termsikin di dunia saat ini sedang terlilit utang.

Baca juga: Kekacauan Sri Lanka: Istana Kepresidenan Dibobol, Ada Tumpukan Uang dan Celana Dalam Gotabaya

Negara-negara itu disebut beresiko tinggi dalam kesulitan.

Laos sebelum pandemi Covid-19 mencatat pertumbuhan ekonomi tercepat.

Namun, begitu pandemi membuat utang Laos seperti dialami Sri Lanka.

Laos bahkan bermohon restrukturisasi utang bernilai miliaran dolar AS, pasalnya cadangan devisa Laos tersisa hanya kurang dari dua bulan impor.

Mata uangnya pun jatuh 30 persen yang memperburuk kesengsaraan negara itu.

Sementara Myanmar, dampak aksi kudeta militer terhadap Aung San Suu Kyi pada Februari 2021 turut memengaruhi kondisi perekonomian negara.

Kini Myanmar dikenakan sanksi dari negara Barat seperti penarikan bisnis secara besar-besaran.

Dampaknya ekonomi Myanmar terkontraksi minus 18 persen pada tahun lalu dan diperkirakan tidak tumbuh pada tahun ini.

Aksi kudeta militer di Myanmar membuat lebih dari 700 ribu orang melarikan diri atau diusir dari rumah mereka.

Baca juga: Setelah Sri Lanka, Ini Sejumlah Negara Diambang Kebangkrutan, Indonesia?

Krisis ekonomi juga mengancam Pakistan. Lonjakan harga minyak mentah dunia membuat harga bahan bakar dan harga-harga lainnya di negara tersebut turut mengalami kenaikan.

Inflasi di negara Pakistan tercatat melompat jauh lebih dari 21 persen.

Mata uang rupee Pakistan pun merosot 30 persen terhadap dolar AS pada tahun lalu dan cadangan devisanya turun menjadi hanya 13,5 miliar dolar AS atau setara dua bulan impor.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved