Kontroversi Tewasnya Brigadir Yosua
Seolah Terlupakan Keluarga Brigadir J, Kompolnas Akan Bikin Pertemuan Bahas Tewasnya Ajudan Jenderal
Selama ini seolah terlupakan fakta lain yang diungkap keluarga Brigpol Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
TRIBUN-MEDAN.com - Selama ini seolah terlupakan fakta lain yang diungkap keluarga Brigpol Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J
Hingga saat ini keluarga tidak bisa menerima tuduhan, Brigadir J melakukan pelecehan seksual dan menyerang istri Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.
Mereka pun mempertanyakan keberadaan tiga handphone Brigadir J, yang disebut polisi hilang.
Baca juga: Didatangi Polisi Usai Ketua RT Koar-koar Kelakuan Petugas Ganti Alat CCTV| Brigadir J Ditembak
Kompolnas turut mengusut kejanggalan kematian Brigpol Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di Rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo. Nantinya, mereka bakal bertemu pihak keluarga Brigadir J.
Anggota Kompolnas Yusuf Warsyim menyatakan bahwa pihaknya bakal mendengar saran dan keluhan dari pihak keluarga Brigadir J.
Adapun pertemuan bakal segera dilakukan dalam waktu dekat.
"Terhadap keluarga almarhum Brigadir J, Kompolnas akan menerima dan mendengar saran dan keluhan mereka. Apapun itu. Mudahan-mudahan Kompolnas akan segera bisa bertemu dengan pihak keluarga," kata Yusuf saat dikonfirmasi, Jumat (15/7/2022).
Baca juga: Irjen Napoleon Bonaparte Bicara Tewasnya Brigadir Yosua, Tidak Ada yang Bisa Ditutup-tutupi
Kompolnas, kata dia, masih terus monitor dan mengumpulkan berbagai informasi terkait insiden baku tembak 2 personel Polri d Rumah Irjen Ferdy Sambo.
Termasuk, informasi apa pun yang berasal dari keluarga almarhum Brigadir J.
Nantinya, Yusuf menuturkan bahwa informasi itu bakal diteruskan kepada tim khusus penanganan kematian Brigadir J bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
"Saya sebagai Anggota Kompolnas akan memberikan masukan kepada Tim Khusus, baik dalam mendalami kasus posisi dan konstruksi hukum insiden baku tembak yang telah dibuat penyidik sebelumnya dan mengungkap yang dipandang adanya kejanggalan-kejanggalan, termasuk itu kejanggalan yang dimaksud keluarga Brigadir J," ungkapnya.
Lebih lanjut, Yusuf menambahkan pihaknya juga akan terus melakukan pemantauan agar pengusutan kasus tersebut dapat dilaksanakan secara professional dan transparan.
"Saya terus monitor agar pengusutan kasus baku tembak yang menewaskan Brigadir J secara profesional dan transparan berkeadilan serta tepat dan cepat mengungkapkan fakta-fakta yang sesungguhnya," pungkasnya.
Keanehan Autopsi
Indonesia Police Watch (IPW) yang meminta agar Polri membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) hingga penonaktifan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo soal kasus baku tembak ajudannya.
Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso menyoroti keanehan soal autopsi jenazah Brigadir J.
Diketahui, pihak kepolisian melakukan autopsi kepada jenazah Brigadir J sebelum diserahkan ke pihak keluarga.
Sugeng juga merasa ada kejanggalan soal pernyataan keluarga yang menemukan adanya luka sayatan di bibir, hidung dan ada dua jari Brigadir J terluka.
Sugeng juga mempertanyakan mengapa autopsi dilakukan terhadap Brigadir J.
Padahal menurut penjelasan Polri, Brigadir J adalah pelaku bukan korban.
Ia menjelaskan, bahwa pada umumnya, autopsi dilakukan untuk seorang korban kejahatan bukan pelaku.
"Yang menjadi pertanyaan, tindakan bedah mayat tersebut tujuannya untuk apa? Padahal bedah mayat umumnya dilakukan untuk seorang korban kejahatan bukan pelaku kejahatan," jelas Sugeng, Rabu (13/7/2022).
Hingga kini belum terungkap secara transparan, bagaimana proses tewasnya Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Anggota brimob yang sebelumnya disebut baku tembak dengan sesama petugas di rumah petinggi polri.
Meski polri menyebut, Insiden baku tembak peristiwa itu dinilai publik banyak kejanggalan.
Sementara pihak keluarga mendiang Brigadir J pun tak bisa terima dengan pernyataan polisi terkait penyebab kematian Brigadir J.
Dari keterangan polisi, Brigadir J tewas lantaran luka tembak, namun nyatanya di tubuh jenazah ditemukan luka sayatan di muka dan dua jari tangannya hilang.
Baca juga: Banyak Rayuan, DPR Soroti Lili Pintauli saat Pimpin KPK Diduga Terima Gratifikasi,Lili Lepas Jabatan
Sontak, kronologi sebenarnya baku tembak Brigidir J pun menuai tanda tanya.
Baru-baru ini bahkan diketahui ratusan polisi mendatangi rumah orangtua Brigadir J untuk memberikan penjelasan kronologi penembakan kepada keluarga.
Kedatangan ratusan polisi dengan mengepung rumah dan menutup pagar sekolah membuat keluarga ketakutan.
"Waktu datang orang itu ke rumah, kami terkejut. Jantung kami serasa mau copot, maklum kami baru trauma baru kehilangan," kata Bibi Brigadir J, Rohani Simanjuntak di rumah duka, Selasa (12/7/2022) dikutip dari Kompas.com
Rohani mengatakan, keberadaan rumah orangtua J berada dalam kompleks perumahan guru SD di Sungaibahar.
Saat ratusan polisi datang dengan 1 bus dan 10 mobil penumpang membuat kondisi sangat menyeramkan.
Ada polisi yang mengenakan seragam, berpakaian hitam putih, dan pakaian bebas.
Mereka datang kemudian membuat pagar seolah mengepung rumah.
Kedatangannya Senin malam, sekitar pukul 20.00 WIB, saat keluarga sedang berkumpul di dalam rumah.
Menurut keluarga Brigadir J, tindakan yang dilakukan ratusan polisi berbaris mengelilingi rumah tersebut dilakukan tanpa komunikasi dan permisi.
Bahkan pintu gerbang sekolah, yang menjadi akses keluar dan masuk ke rumah itu, juga ditutup rapat.
Saat kejadian ini, sambung Rohani, pihaknya sedang berada dalam rumah.
Sebagian polisi masuk ke rumah tersebut dengan mengunci pintu.
"Kami seolah diserang, karena rumah didatangi," kata Rohani.
Merasa terdesak, Rohani menegur polisi dengan nada tinggi.
"Jangan seperti itulah Pak masuk rumah orang, kami ini lagi sedih loh, lagi trauma. Yang sopan lah, pakek permisi," kata Rohani.
Setelah masuk ke rumah, semua anggota keluarga dilarang merekam dan mengambil gambar.
Seperti diketahui, Brigadir J tewas akibat baku tembak dengan anggota Polri lain, Bharada E di kediaman Kadiv Prompam Polri Irjen Ferdy Sambo.
Insiden mengerikan ini disebut dipicu oleh hasrat Brigadir J kepada istri Irjen Ferdy Sambo.
Kini, Presiden Jokowi pun turun tangan soal kasus ini.
Kasus ini jadi sorotan karena ditemukan banya kejanggalan.
Tiga Handphone Yosua Hilang, HP Keluarga Diretas
Kematian Brigpol Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di Rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo menuai sorotan.
Terakhir, keluarga Brigadir J mengaku ponselnya diretas oleh orang tak dikenal.
Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto meminta agar keluarga Brigadir J mendapatkan pendampingan hukum dari lembaga yang berkompeten.
"Keluarga korban memang butuh pendampingan hukum dari lembaga yang berkompeten," ujar Bambang saat dikonfirmasi, Rabu (13/7/2022).
Apalagi, kata Bambang, rumah keluarga Brigadir K juga digeruduk oleh sejumlah polisi. Hal inilah yang membuat pihak keluarga harus mendapatkan pendampingan hukum.
"Iya, jadi harus dikasih pendampingan hukum," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, peristiwa baku tembak yang menewaskan Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J masih menimbulkan sejumlah tanda tanya bagi keluarganya di Jambi.
Setelah sejumlah keluarga mempertanyakan keberadaan barang bukti di lokasi kejadian, dan barang-baran milik pribadi korban, kali ini 3 handphone keluarga inti korban diduga diretas.
Samuel ayah Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat menjelaskan, sejak Senin 11 Juli 2022 malam, usai prosesi pemakaman, sejumlah HP keluarga inti diduga diretas.
Handphone Ibu, dan kakak kandung sulung korban tidak dapat digunakan untuk mengakses media sosial dan WhatsApp.
"Ya terakhir tadi malam masih bisa dipakai, pas pagi sudah tidak bisa lagi," kata Samuel, Selasa (12/7/2022).
Namun, saat Tribunjambi.com dan sejumlah awak media sedang berada di rumah duka, handpohone adik dari korban juga kembali tidak bisa difungsikan, untuk mengakses WhatsAap dan media sosial lainnya.
"Iya, ini barusan sudah tidak bisa difungsikan lagi," kata seorang keluarga, memberitahu ke sejumlah awak media.
Samuel juga mengatakan, hingga saat ini pihak keluarga masih mempertanyakan keberadaan 3 unit handphoneanaknya itu.
"HP anak saya ada 3, sampai sekarang tidak dikembalikan dan mereka bilang tidak menemukan HP," tukas Samuel seraya meminta polisi berani membongkar CCTV.
Dia tidak yakni CCTV di rumah jenderal tersebut rusak.
Baca juga: KABARESKRIM Komjen Pol Agus Andrianto Turun Tangan, Hadir dalam Olah TKP ke Rumah Dinas Kadiv Propam
(Tribunjambi/Tribunnews.com/Igman Ibrahim/TribunJatim/kompas.com)
.(Tribunnews.com,/Igman Ibrahim/Tribun-Video.com/TribunWow.com/Tribunjambi//TribunJatim/kompas.com/Abdi Ryanda Shakti
Seolah Terlupakan Keluarga Brigadir J, Kompolnas Akan Bikin Pertemuan Bahas Tewasnya Ajudan Jenderal
