Mantan Kabareskrim Buka Suara

KRITIK TAJAM Mantan Kabareskrim, Singgung Berbagai Kejanggalan Hingga Pencopotan Dokter Forensik

Mantan Kabareskrim Polri, Komjen (Purn) Susno Duadji melayangkan kritik tajam terhadap insiden pembunuhan Brigadir J

Editor: Array A Argus
HO
Kolase foto Komjen (Purn) Susno Duadji dan Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo 

"Kenapa dihilangkan? Siapa yang menghilangkan? Dan harus dipertanyakan. Siapa yang datangi TKP pertama? Siapa yang olah TKP? Reserse atau bukan," tegasnya.

Bagi Susno, sebenarnya masalah ini sangat mudah untuk diselesaikan.

Mengingat semuanya sudah terang dan lengkap. 

"Pertama TKP nya jelas, kedua yang meninggal jelas, identitas jelas, lukanya jelas, kemudian saksi di TKP jelas, yang ngaku nembak jelas," kata Susno.

Selanjutnya, sambung Susno, barang buktinya berupa senjata jelas, berupa selongsong jelas, berupa proyektil jelas.

"Kemudian darah di lokasi jelas, CCTV ada, walaupun hilang tapi sudah ketemu," katanya.

Brigadir J diancam bunuh

Menurut kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak, bahwa korban sempat diancam bunuh sejak Juni 2022.

"Jadi pada bulan Juni, almarhum itu sudah menangis, padahal dia seorang ajudan. Brimob bisa sampai menangis begitu saking takutnya bahwa dia akan dibunuh," kata Kamaruddin Simanjuntak, sebagaimana dilansir dari Youtube Kompas TV, Minggu (24/7/2022).

 

 

Kamaruddin mengatakan, bahwa Brigadir J diancam bunuh sebelum akhirnya ditemukan tewas di rumah dinas Kadiv Propam Mabes Polri, Irjen Ferdy Sambo.

"Dia diancam bunuh pada hari-hari terakhir," kata Kamaruddin.

Menurutnya, informasi soal Brigadir J diancam bunuh didapat dari pihak luar. 

"Kami menemukan jejak-jejak pembunuhan berencana. Salah satu jejaknya itu kami temukan dari Jambi, dari luar keluarga," kata Kamaruddin.

Ia mengatakan, kasus ini sarat akan intervensi.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved