Mantan Kabareskrim Buka Suara
KRITIK TAJAM Mantan Kabareskrim, Singgung Berbagai Kejanggalan Hingga Pencopotan Dokter Forensik
Mantan Kabareskrim Polri, Komjen (Purn) Susno Duadji melayangkan kritik tajam terhadap insiden pembunuhan Brigadir J
"Sarat dengan intervensi, contoh Karo Penmas menjelaskan bahwa meninggalnya almarhum karena tembak menembak dengan polisi yang lebih rendah pangkatnya dari dia," kata Kamaruddin.
Soal baku tembak ini, tidak ada bukti konkret sampai sekarang.
Bahkan, Mabes Polri sempat mengkalim CCTV yang ada di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo rusak.
Tapi belakangan, Mabes Polri mengatakan sudah menemukan rekaman CCTV yang ada hubungannya dengan penembakan dan pembunuhan Brigadir J.
Anak buah Kapolri tak punya tata krama
Segerombolan anak buah Kapolri, Jendral Listyo Sigit Prabowo dinilai tak punya tata krama.
Pasalnya, saat mendatangi rumah keluarga Brigadir J di Jambi, para petugas yang dipimpin Karo Paminal Div Propam Mabes Polri, Brigjen Hendra Kurniawan tak satupun yang membuka sepatunya.
Para polisi ini disebut merangsek masuk ke rumah orangtua Brigadir J, lalu menutup pintu dan menutup jendela rapat-rapat.
Tanpa mengucap salam, para polisi ini ujug-ujug masuk ke dalam rumah, dan menginjak-injak tikar yang dipakai keluarga untuk berkumpul dan berdoa.
Tikar yang diinjak-injak polisi ini pun sejatinya dipakai untuk beristirahat pihak keluarga yang berduka.
Karena polisi dianggap tak punya tata krama, keluarga pun sempat protes.
Polisi yang kala itu dipimpin Brigjen Hendra Kurniawan dianggap tidak memiliki rasa empati terhadap keluarga yang lagi berduka.
Dalam postingan di akun Facebook, keluarga Brigadir J bernama Roslina Emika merekam detik-detik segerombolan polisi datang ke rumah orangtua Brigadir J.
Adapun isi unggahan Facebook Roslina Emika tidak hanya sebatas video, tapi juga dibubuhi caption tulisan.
Berikut isi pesan di Facebook Roslina Emika:
"Cuplikan kedatangan Karo Pemina Propam Brigjen Hendra bersama para pengawal nya kerumah duka setelah almarhum dimakamkan.
Karena kami dilarang untuk memvidiokan dan mengambil gambar jadi hanya sebatas ini yg bisa kami dapatkan itupun dengan cara tersembunyi.
Seharusnya bertamu ke rumah orang lain kan pasti ada tatakrama,kami tau kami orang kecil tapi bukan berarti sesuka hati para petinggi masuk ke rumah kami tanpa ada kata salam dan pakai alas kaki ke dalam rumah.
Karena tikar yg dipijak2 itu kami pakai untuk alas tidur kami.
Sungguh hati kami miris melihat kurang nya tatakrama nya,".(tribun-medan.com)