Berita Sumut
Puluhan Pelajar di Indrapura Terjaring Bolos Sekolah, Diamankan Polisi Demi Cegah Terjadinya Tawuran
Puluhan remaja tingkat sekolah menengah atas (SMA) terjaring razia yang dilakukan oleh tim Polsek Indrapura, Kabupaten Batubara, Rabu (10/8/2022).
Penulis: Alif Al Qadri Harahap |
TRIBUN-MEDAN.com, BATUBARA - Puluhan remaja tingkat sekolah menengah atas (SMA) terjaring razia yang dilakukan oleh tim Polsek Indrapura, Kabupaten Batubara, Rabu (10/8/2022).
Puluhan pelajar tersebut diamankan saat tengah berkumpul di warung disaat jam belajar di sekolah masih berlangsung.
Sehingga demi mencegah terjadinya tawuran antar sekolah, maka puluhan pelajar tersebut kemudian dibawa ke Polsek Indrapura.
Baca juga: Digerebek Petugas, Puluhan Pelajar Ketahuan Bolos Bermain Biliar di Pasar Horas, Berhamburan Kabur
Plt Kapolsek Indrapura, Iptu Abdi Tansar menjelaskan, ada sebanyak 30 orang siswa dan siswi yang diamankan oleh tim Polsek Indrapura.
"Seluruhnya kami amankan di Desa Tanjung Mulia, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batubara yang saat itu sedang ngumpul-ngumpul di warung dan langsung kita bawa ke Mapolsek Indrapura," kata Abdi, Rabu.
Lanjutnya, puluhan pelajar yang kedapatan bolos tersebut berasal dari berbagai sekolah, yakni swasta maupun negeri.
"Kita lakukan ini karena kita sayang kepada adik-adik kita ini. Karena merekalah penerus masa depan, sehingga kami lakukan razia kasih sayang," jelas Abdi.
Selain mengamankan 30 orang pelajar, petugas turut menindak 21 unit sepeda motor memakai knalpot brong milik para pelajar.
"Agar ada efek jera, kenalpot brong kita belah di lokasi dan harus membawa yang standar. Sedangkan untuk yang bolos, kami memanggil pihak sekolah dan juga orang tua agar menasehati anak-anaknya," jelas Abdi.
Baca juga: 4 Pelajar yang Bolos di Jam Belajar Diciduk Tim Patroli Sekolah
Sementara, Tahan Siregar, guru sekolah saat diwawancarai berharap kejadian ini merupakan kejadian pertama dan terakhir yang melibatkan anak didiknya.
"Semoga ini merupakan kejadian terakhir yang melibatkan anak didik kami. Karena kasihan orang tua, ada yang berladang, ada yang menjadi kuli untuk menyekolahkan anaknya, namun anaknya tidak mengerti dan malah bolos dari sekolah," kata Tahan.
(cr2/tribun-medan.com)
