Sumut Terkini

PENGAKUAN Dewa Perangin-Angin, Sempat Panik dan Periksa Denyut Nadi Saat Sarianto Tewas

Lanjut Jamal, pada tanggal 15 Juli 2021, terdakwa Dewa bersama kawan-kawannya hampiri kerangkeng satu yang dihuni Sarianto Ginting.

Penulis: Muhammad Anil Rasyid | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/ANIL
Terdakwa Dewa Perangin-Angin dan Hendra Surbakti menjalani persidangan melalui video teleconfrence di Pengadilan Negeri Stabat, Jumat (12/8/2022). 

TRIBUN-MEDAN.com, LANGKAT - Putra Bupati Langkat Nonaktif Dewa Perangin-Angin kembali menjalani persidangan kelimanya di Pengadilan Negeri Stabat, dalam kasus kerangkeng manusia, Jumat (12/8/2022). 

Sidang yang beragendakan mendengar keterangan saksi-saksi ini, menghadirkan Kompol Jamal Purba selaku saksi pelapor dan Awi Chandra selaku Kepala Puskesmas Namu Ukur. Kemudian Robin Ginting (19) anak kerengkeng, Jonter Silalahi (40) ikut serta yang menjemput penghuni kerangkeng yang tewas Sarianto Gainting, dan Joshua (28) teman terdakwa Dewa Perangin-Angin.

Keempatnya hadir diruangan sidang Prof Dr Kusumah Admadja, yang dipimpin oleh Ketua Majelis Hakim, Halida Rahardhini.

Baca juga: Kasus Kematian Sarianto Ginting di Kerangkeng Manusia, Sepupu Korban dan Sopir Ambulans Jadi Saksi

"Menurut keterangan saksi-saksi yang kita periksa, pada tanggal 13-14 Juli 2021 tidak ada kontak fisik
Masih di kereng dalam keadaan lemas si Sarianto Ginting ini, ada kasih makan, tetapi obat gak ada," ujar Jamal menuturkan dari hasil pemeriksaan lima orang saksi pelapor dihadapan ketua majelis hakim. 

Lanjut Jamal, pada tanggal 15 Juli 2021, terdakwa Dewa bersama kawan-kawannya hampiri kerangkeng satu yang dihuni Sarianto Ginting.

"Dewa sempat menanyakan kepada Sarianto, 'Eh kau kasus sabu kan', cuma diduga karena jawaban Sarianto tak diterima Dewa, Dewa pun memerintahkan salahsatu rekannya (terdakwa Hendra Surbakti) menyuruh Sarianto bergantung dijiruji besi, dan dipukuli badannya pakai selang," ujar Jamal. 

Tidak hanya itu, menurut Jamal, orang suruhan Dewa ini juga membakar pelastik, dan ditetaskan ke tangan dan paha Sarianto Ginting.

"Dewa juga memerintahkan Rajisman Ginting alias Rajes melakban mata dan tangan Sarianto. Kemudian Sarianto dibawa ke samping kerangkeng oleh Rajes, disitu ada yang mendengar teriakan pemukulan yang dilakukan oleh Dewa menggunakan kayu balok dan Hendra Surbakti," ujar Jamal.

"Tak lama kemudian, Dewa memerintah rekannya (Hendra Surbakti) untuk membuka lakban, dan menyuruh Sarianto masuk ke kolam dalam kondisi lemas," sambungnya. 

Baca juga: Kasus Kerangkeng Bupati Langkat Non Aktif di PN Stabat Masuki Sidang 3, Hakim Minta Keterangan Saksi

Kemudian, Sarianto pun masuk ke dalam kolam dan mengangkat tangan, memberi jempol ke Dewa Perangin-Angin sambil mengatakan 'mantap Wa'.

Sarianto pun menyelam lagi, namun kemudian tubuh Sarianto pun tak muncul dipermukaan kolam.

"Tubuh Sarianto ditemukan tidak sadarkan diri di dalam kolam," ujar Sarianto. 

Melihat kejadian itu, Dewa Perangin-Angin sempat panik dan memeriksa urat nadi Sarianto Ginting.

"Dewa ada menekan urat nadi, memastikan masih bernyawa atau tidak. Dewa pun perintahkan rekannya untuk membawa Sarianto ke klinik di luar kerangkeng. Tak lama Rajisman Ginting alias Rajes mengatakan jika nyawanya sudah tidak ada lagi," ujar Jamal. 

Jamal menambahkan, pada tanggal 9 Februari 2022 pihaknya melakukan gelar perkara, setelah mendapat laporan pada tanggal 2 Februari 2022, karena ada dugaan orang tewas akibat penganiayaan di kerangkeng milik Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Perangin-Angin.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved