Sumut Terkini

PENGAKUAN Dewa Perangin-Angin, Sempat Panik dan Periksa Denyut Nadi Saat Sarianto Tewas

Lanjut Jamal, pada tanggal 15 Juli 2021, terdakwa Dewa bersama kawan-kawannya hampiri kerangkeng satu yang dihuni Sarianto Ginting.

Penulis: Muhammad Anil Rasyid | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/ANIL
Terdakwa Dewa Perangin-Angin dan Hendra Surbakti menjalani persidangan melalui video teleconfrence di Pengadilan Negeri Stabat, Jumat (12/8/2022). 

"Saya juga tidak tau dari mana kemana saya. Meninggal karena apa saya tidak tau. Taunya setelah diterangkan Fendi, bahwa mayat dari kerangkeng milik pak bupati," ujar Awi. 

Pria yang menjabat sebagai Kepala Puskesmas Namu Ukur ini sejak tahun 2015 sampai sekarang ini, sebelumnya sudah mengetahui adanya kerangkeng ini.

"Sebelumnya sudah tau ada kerangkeng. Tetapi tidak pernah menjemput mayat atau pasien di kerangkeng. Pernah saya ke kerangkeng, hari itu swab anggota kerja ataupun binaan kerangkeng. Sewaktu itu keluar semua tidak ada di dalam kerangkeng. Dan pada saat itu kedua terdakwa ini tidak terlihat," ujar Awi.  

Dewa Perangin-Angin dan Hendra Surbakti alias Gubsar di dakwa pasal 170 ayat (2) ke-3 KUHPidana atau kedua, pasal 351 ayat (3) Jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana atas kematian penghuni kerangkeng Sarianto Ginting.

(cr23/tribun-medan.com)

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved